- Beranda
- Berita dan Politik
Tahun 2021, Ujian Nasional Diganti Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter
...
TS
abdulkarim15
Tahun 2021, Ujian Nasional Diganti Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter
Halo, gansis. Kali ini saya akan posting thread berjudul "Tahun 2021, Ujian Nasional Diganti Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter ". Kalau thread ini berantakan atau merupakan repost, mohon maad ya. Silakan Membaca.
Jakarta, Kemendikbud — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, tahun 2020 akan menjadi tahun terakhir pelaksanaan ujian nasional (UN). UN pada tahun 2021 akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian nasional, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi.
“Padahal tujuan UN adalah untuk melakukan asesmen terhadap sistem pendidikan secara nasional. Jadi UN selama ini hanya menilai satu aspek, yaitu kognitif saja, bahkan tidak semua aspek kognitif dites. UN lebih ke penguasaan materi, belum menyentuh karakter siswa lebih holistik,” ujar Mendikbud. Ia menambahkan, secara nasional, pendidikan memang membutuhkan tolok ukur. Tapi apa yang diukur dan siapa yang diukur itulah yang akan diubah melalui pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. (Desliana Maulipaksi)
SUMBER => Gerakan Literasi Nasional Kemdikbud
Jakarta, IDN Times- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memutuskan untuk menghapus Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021 mendatang. Hal ini mendapatkan kritik dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang mengatakan dihapuskannya UN akan membuat siswa Indonesia menjadi lembek.
Menanggapi kritikan tersebut, Nadiem mengatakan peniadaan UN justru akan menantang sekolah agar tidak menggantungkan siswanya pada hafalan.
1. Penilaian kompetensi dan survei karakter akan membuat sekolah jadi tertantang
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim di sela Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan se-Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Nadiem mengatakan UN yang diganti dengan penilaian kompetensi dan survei karakter akan membuat sekolah tertantang untuk bersaing. Sekolah harus mempersiapkan pembelajaran yang terlepas dari menghafal.
"Malah lebih men-challenge sebenarnya. Tapi yang men-challenge itu bukan muridnya, yang men-challenge itu buat sekolahnya untuk segera menerapkan hal-hal di mana pembelajaran yang sesungguhnya terjadi, bukan penghafalan," kata Nadiem di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/12).
"Ada pembelajaran, ada penghafalan. Itu hal yang berbeda," kata dia, melanjutkan.
2. Penilaian kompetensi dan survei karakter akan dimulai pada 2021
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim di sela Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan se-Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Nadiem mengatakan penerapan penilaian kompetensi akan dimulai pada 2021. Pada 2020 UN masih berlaku untuk terakhir kalinya.
"Tahun 2021 (UN dihapus). 2020 masih lanjut UN, 2021 jadi asesmen kompetensi dan survei karakter," kata dia.
3. Penilaian kompetensi berdasarkan numerasi literasi dan survei karakter
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim di sela Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan se-Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Nadiem juga menyebutkan bahwa penilaian kompetensi tidak didasarkan pada mata pelajaran di sekolah.
"Asesmen kompetensi gak berdasar mata pelajaran. Berdasarkan numerasi literasi dan juga survei karakter," ucap dia.
SUMBER => IDN TIMES
Demikian thread ini saya posting. Jika suka, kasih cendol atau bintang 5. Jika tidak suka, kasih bata. Terima Kasih.
Spoiler for Berita:
Tahun 2021, Ujian Nasional Diganti Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter
Jakarta, Kemendikbud — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, tahun 2020 akan menjadi tahun terakhir pelaksanaan ujian nasional (UN). UN pada tahun 2021 akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen tersebut tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian nasional, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi minimum siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi.
“Literasi di sini bukan hanya kemampuan membaca, tetapi kemampuan menganalisis suatu bacaan, dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan kompetensi numerasi berarti kemampuan menganalisis menggunakan angka. Dua hal ini yang akan menyederhanakan asesmen kompetensi minimum yang akan dimulai tahun 2021. Jadi bukan berdasarkan mata pelajaran dan penguasaan materi. Ini kompetensi minimum atau kompetensi dasar yang dibutuhkan murid-murid untuk bisa belajar,” tutur Mendikbud dalam Rapat Koordinasi Mendikbud dengan Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Sementara terkait survei karakter, lanjut Mendikbud, dilakukan untuk mengetahui data secara nasional mengenai penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa Indonesia. Menurutnya, selama ini secara nasional data pendidikan yang dimiliki berupa data kognitif. “Kita tidak mengetahui apakah asas-asas Pancasila benar-benar dirasakan oleh siswa di Indonesia. Kita akan mengadakan survei, misalnya bagaimana implementasi gotong royong, apakah kebahagiaan anak di sekolah sudah mapan. apakah masih ada bullying? Survei ini akan menjadi suatu panduan buat sekolah dan buat kami di Kemendikbud,” kata Mendikbud.
Survei karakter tersebut akan dijadikan tolok ukur untuk bisa memberikan umpan balik atau feedbackke sekolah-sekolah agar dapat menciptakan lingkungan sekolah yang membuat siswa lebih bahagia dan lebih kuat dalam memahami dan menerapkan asas pancasila.
Waktu pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter akan dilakukan di tengah jenjang pendidikan, bukan di akhir jenjang seperti pada pelaksanaan ujian nasional. Mendikbud mengutarakan setidaknya ada dua alasan mengapa pelaksanaannya dilakukan di tengah jenjang.
“Pertama, kalau dilakukan di tengah jenjang akan bisa memberikan waktu untuk sekolah dan guru dalam melakukan perbaikan sebelum anak lulus di jenjang itu. Kedua, karena dilaksanakan di tengah jenjang, jadi tidak bisa digunakan sebagai alat seleksi siswa, sehingga tidak menimbulkan stres pada anak-anak dan orang tua akibat ujian yang sifatnya formatif,” ujarnya.
Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter akan diselenggarakan Kemendikbud bekerja sama dengan organisasi pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri seperti OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). Langkah tersebut diambil agar asesmen memiliki kualitas yang baik dan setara dengan kualitas internasional dengan tetap mengutamakan kearifan lokal. “Kita bergotong royong untuk menciptakan kompetensi lebih baik bagi anak-anak kita,” tutur Mendikbud.
Perubahan kebijakan ujian nasional yang akan diganti dengan asesmen tersebut dilakukan berdasarkan hasil survei dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan, antara lain guru, siswa, dan orang tua. Menurut Mendikbud, selama ini materi ujian nasional terlalu padat sehingga fokus siswa cenderung menghafal materi dan bukan pada kompetensi belajar. Hal ini menimbulkan beban stres pada siswa, guru, maupun orang tua, karena ujian nasional justru menjadi indikator keberhasilan belajar siswa sebagai individu.
“Padahal tujuan UN adalah untuk melakukan asesmen terhadap sistem pendidikan secara nasional. Jadi UN selama ini hanya menilai satu aspek, yaitu kognitif saja, bahkan tidak semua aspek kognitif dites. UN lebih ke penguasaan materi, belum menyentuh karakter siswa lebih holistik,” ujar Mendikbud. Ia menambahkan, secara nasional, pendidikan memang membutuhkan tolok ukur. Tapi apa yang diukur dan siapa yang diukur itulah yang akan diubah melalui pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. (Desliana Maulipaksi)
SUMBER => Gerakan Literasi Nasional Kemdikbud
Spoiler for Tambahan:
Penghapusan UN Dikritik Jusuf Kalla, Ini Pembelaan Nadiem Makarim
Jakarta, IDN Times- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memutuskan untuk menghapus Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021 mendatang. Hal ini mendapatkan kritik dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang mengatakan dihapuskannya UN akan membuat siswa Indonesia menjadi lembek.
Menanggapi kritikan tersebut, Nadiem mengatakan peniadaan UN justru akan menantang sekolah agar tidak menggantungkan siswanya pada hafalan.
1. Penilaian kompetensi dan survei karakter akan membuat sekolah jadi tertantang
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim di sela Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan se-Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Nadiem mengatakan UN yang diganti dengan penilaian kompetensi dan survei karakter akan membuat sekolah tertantang untuk bersaing. Sekolah harus mempersiapkan pembelajaran yang terlepas dari menghafal.
"Malah lebih men-challenge sebenarnya. Tapi yang men-challenge itu bukan muridnya, yang men-challenge itu buat sekolahnya untuk segera menerapkan hal-hal di mana pembelajaran yang sesungguhnya terjadi, bukan penghafalan," kata Nadiem di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/12).
"Ada pembelajaran, ada penghafalan. Itu hal yang berbeda," kata dia, melanjutkan.
2. Penilaian kompetensi dan survei karakter akan dimulai pada 2021
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim di sela Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan se-Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Nadiem mengatakan penerapan penilaian kompetensi akan dimulai pada 2021. Pada 2020 UN masih berlaku untuk terakhir kalinya.
"Tahun 2021 (UN dihapus). 2020 masih lanjut UN, 2021 jadi asesmen kompetensi dan survei karakter," kata dia.
3. Penilaian kompetensi berdasarkan numerasi literasi dan survei karakter
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim di sela Rapat Koordinasi dengan Dinas Pendidikan se-Indonesia (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Nadiem juga menyebutkan bahwa penilaian kompetensi tidak didasarkan pada mata pelajaran di sekolah.
"Asesmen kompetensi gak berdasar mata pelajaran. Berdasarkan numerasi literasi dan juga survei karakter," ucap dia.
SUMBER => IDN TIMES
Demikian thread ini saya posting. Jika suka, kasih cendol atau bintang 5. Jika tidak suka, kasih bata. Terima Kasih.
Diubah oleh abdulkarim15 13-02-2020 03:43
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
787
Kutip
6
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.6KThread•41.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru