Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

syrmeyAvatar border
TS
syrmey
Tapak Tilas Ibu Fatmawati dan Pendirian Monumen Nasional Ibu Fatmawati di Bengkulu



Tepat pada hari Rabu, 5 Februari lalu Presiden Joko Widodo meresmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj Fatmawati Soekarno di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu.  Peresmian dilakukan tepat di hari kelahiran Ibu Fatmawati. Dibangunnya monumen ini dimaksudkan untuk mengenang kembali jasa dan semangat perjuangan ibu Fatmawati demi terwujudnya kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah dengan menjahit Sang Saka Merah Putih dengan tangannya sendiri. Monumen Fatmawati ini sebagai karya seorang maestro asal Bali bernama I Nyoman Nuarta. Momen dimana Ibu Fatmawati sedang menjahit bendera merah putih diabadikan menjadi sebuah monumen dengan tinggi 7 meter yang terdiri atas dudukam setinggi 2 meter dan patung setinggi 5 meter.

Seperti yang kita ketahui bahwa Ibu Fatmawati merupakan ibu negara Republik Indonesia yang pertama. Beliau adalah istri Mantan Presiden RI pertama yaitu Soekarno. Ibu Fatmawati lah yang telah berjasa menjahit bendera Merah Putih yang kemudian dikibarkan sesaat setelah pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945.

Tapak Tilas Ibu Fatmawati saat menjahit Sang Saka Merah Putih


Sejarah telah mencatat nama seorang perempuan bernama Fatmawati sebagai salah satu sosok penting di negeri ini. Fatmawati merupakan perempuan kelahiran Bengkulu, 5 Februari 1923. Jasanya dalam menjahit bendera pusaka Sang Saka Merah Putih membuatnya dikenal sampai saat ini. 

Ibu Fatmawati dahulunya kerap di panggil dengan nama Fatimah, namun menginjak dewasa orang-orang banyak memanggilnya dengan nama Fatmawati. Orang tua Fatmawati termasuk dalam salah satu keturunan keluarga raja dari Kesultanan Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kemudian, ketuka Ibu Fatmawati menginjak remaja beliau berkeinginan agar dapat melanjutkan sekolahnya di RK Volkshool, Bengkulu maka dari itu Hassan Din, ayah Fatmawati menitipkannya ke Soekarno.

Siapa sangka Soekarno akhirnya memilih untuk mempersunting Fatmawati sebagai istrinya setelah resmi bercerai dengan Inggit Garnasih tahun 1943. Ayah Fatmawati memang memiliki kedekatan dengan Soekarno, sehingga keduanya berniat untuk menjalin lebih erat hubungan keluarga itu. Soekarno dan Fatmawati menikah melalui perwalian. Dimana Fatmawati menikah dengan wakil Bung Karno, Opseter Sarjono, tepat pada 1 Juni 1943.

Setelah menikah dengan Soekarno. Ibu Fatmawati merasa kalau tugasnya saat ini bukan hanya sebagai seorang istri tetapi juga turut membantu menyuarakan gagasan-gagasan untuk menemukan jalan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Disela tugasnya sebagai seorang istri dan Ibu Negara. Beliau juga kerap menjadi orator ulung untuk menyemati bangsanya supaya bisa berjuang melawan penjajahan demi sebuah kemerdekaan bagi Indonesia.

•••


Perintah menjahit merah putih datang dari seorang perwira Jepang bernama Shimizu. Ia memposisikan diri sebagai orang yang pro-Indonesia. Sikap Shomizu merupakan bagian dari skenario yang dimainkan pihak Jepang untuk merebut perhatian Indonesia agar mau membentu Jepang yang sedang berada diujung tanduk. Ia juga adalah orang di balik pemberian rumah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Menjelang kemerdekaan Indonesia, Ibu Fatmawati kemudian diminta untuk menjahit bendera Sang Saka Merah Putih untuk kemerdekaan Indonesia.

Sebuah persoalan yang begitu sulit harus dihadapi Fatmawati di tengah tugasnya yang diminta untuk menjahit bendera Merah Putih. Dimana saat itu tekstil sangat langka. Tapi, berkat usaha Shimizu yang menugaskan perwiranya untuk mencari bahan yang dibutuhkan akhirnya Ibu Fatmawati dapat memulai menjahit Sang Saka Merah Putih.

Ibu Fatmawati menjahit bendera merah putih selama dua hari dengan bermodalkan mesin jahit tua kepunyaan Ibunya. Perjuangan Fatmawati memang cukup melelahkan, dikarenakan sedang hamil tua. Ia menghabiskan waktunya selama dua hari di ruang makan untuk menjahit bendera ukuran 2 X 3 M di tengah kondisi fisik yang renta. Siapa sangka berkat kegigihan dan ketulusan ibu Fatmawati akhirnya bendera merah putih dapat dikibarkan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Bendera yang telah dijahit dengan susah payah dan tetesan air mata itu kini menjadi Bendera Pusaka sekaligus simbol nasionalisme yang selalu dibentangkan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini dan ke depannya. Ibu Fatmawati telah mengisi kepingan besar perjuangan kemerdekaan bagi Indonesia. Sementara kita sebagai generasi muda, dapat mencontoh kegigihan ibu Fatmawati untuk negeri kita yang kita cintai ini.
Diubah oleh syrmey 09-02-2020 01:08
0
211
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
KASKUS Kreator Lounge
KASKUS Kreator LoungeKASKUS Official
1.2KThread994Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.