Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

whtviamAvatar border
TS
whtviam
Mungkin Sudah Saatnya Masa Pensiun Guru Dikurangi
Mungkin Sudah Saatnya Masa Pensiun Guru Dikurangi
Carut marut dunia pendidikan Indonesia sudah berlangsung sejak lama dan belum juga menunjukan kemajuan yang signifikan sampai saat ini. Ditambah lagi dengan permasalahan guru honorer yang selalu muncul setiap tahun.


Kabar teranyar, Komisi II DPR RI dan Kementrian PAN-RB serta BKN sepakat buat mehapus tenaga honorer di instansi pemerintahan, artinya guru honorer juga ikut terkena imbasnya.


Saya mah heran, kenapa guru honorer seperti dijadikan kambing hitam dalam permasalahan dunia pendidikan Indonesia? Padahal tanpa guru honorer, sekolah bisa saja menjadi lumpuh karena kekurangan tenaga pengajar.


Di sekolah tempat teman saya mengajar misalnya, setengah dari jumlah guru, statusnya masih honorer. Mau gimana nasib murid kalau guru honorer dihapuskan? Sedangkan proses belajar mengajar harus tetap berlanjut.


Ini jadi bukti bahwa pemerataan guru belum bisa dikatakan baik.


Lalu tentang kualitas guru yang harus diperhatikan juga. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas seorang guru adalah usia. Jujur saja, dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, guru sepuh, buat saya, seperti memperlambat langkah dunia pendidikan.


Dengan kondisi sekarang yang serba digital, sekolah mau nggak mau harus mengikutinya. Sedangkan guru sepuh kebanyakan, mohon maaf, gaptek. Jangankan mewujudkan pendidikan yang berbasis teknologi, buat mengoperasikan laptop saja masih kebingungan.


Hal ini kemudian berimbas pada guru honorer yang usianya masih muda dan melek teknologi untuk meng-cover-nya. Ya mungkin jumlah guru sepuh dalam satu sekolah nggak terlalu banyak, tapi kalau pekerjaan yang di-cover banyak, guru honorer jadi bekerja dua kali lipat. Akhirnya, kualitas guru honorer pun ikut menurun.


Belum lagi masalah materi pembelajaran yang sekarang juga mengandalkan teknologi. Iya sih guru sepuh pengalaman ngajarnya banyak, tapi kalau buat bikin presentasi materi pembelajaran saja kerepotan kan agak gimana gitu ya, kesannya jadi ketinggalan jaman.


Lalu tugas-tugas guru yang lain seperti penelitian di kelas atau tugas tambahan dari kepala sekolah. Kan menguras tenaga banget, masa tega sih sama sepuh?


Apa nggak pernah terpikir untuk mengurangi masa pensiun guru jadi 45 atau 50 tahun gitu? Ayolah usia 60 tahun itu sudah sepuh banget kalau di Indonesia.


Menurut data statistik guru dalam website kemdikbud, jumlah guru SD, SMP, SMA dan SMK yang berusia 50-60 tahun ada sekitar 455,691 orang. Sedangkan yang berusia 19-30 tahun ada 196,288 orang. Lebih banyak guru sepuh daripada guru muda di seluruh Indonesia.


Kalau masa pensiun guru menjadi 50 tahun, berarti ada 455,691 slot kosong yang bisa diisi oleh guru muda yang lebih melek teknologi, mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman dan memiliki tenaga serta semangat yang lebih besar.


Saya juga nggak tahu gimana awalnya kok bisa masa pensiun guru itu 60 tahun. Padahal kualitas guru di usia 50 tahun saja sudah harus dipertanyakan lagi. Pertanyaan selanjutnya, apa sih alasan yang membuat pemerintah enggan melepas guru sepuh.
Mohon maaf, bukan bermaksud gak menghargai pengabdian guru-guru sepuh, tapi buat saya, ini masuk akal dan bisa sedikit mengurangi masalah dunia pendidikan tentang guru honorer serta kualitas guru.


Jumlah guru honorer sekarang ada sekitar 528,797. Coba deh bayangkan, dari jumlah tersebut 450,000-an orang yang masih berusia 19-30 tahun diangkat jadi guru untuk menggantikan guru sepuh yang pensiun. Berarti sisanya sekitar 78,000-an orang guru honorer.


Berkurang banyak banget kan? Di saat yang sama, kualitas guru juga bisa ikut naik atau seenggaknya, bisa dipaksa naik karena guru muda masih bisa menerima metode pembelajaran dan kurikulum yang baru dengan lebih cepat dan mudah.


Kalau kata peribahasa mah, sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Guru honorer senang karena statusnya sudah jelas, pemerintah senang dua masalah pendidikan Indonesia bisa berkurang, guru sepuh senang karena bisa menikmati waktu pensiun lebih lama sambil tetep dapat pensiunan.


Katanya, penghapusan tenaga honorer ini sudah sesuai dengan undang-undang dan punya tujuan agar honorer punya upah yang layak karena statusnya kan jelas, yaitu PNS. Masalahnya apa kuota PNS ini sebanding jumlahnya dengan guru honorer yang jadi pengangguran nantinya?


Saya juga baca di detik.com, Menteri Sri Mulyani diminta memilih mau menyelamatkan tenaga honorer atau jiwasraya oleh Komisi IX DPR RI. Apa emang ada hubungannya antara tenaga honorer dan jiwasraya, ya? Auk ah poek saya mah.



Quote:


sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
455
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.