Virus corona yang sedang menjadi trending topic di seluruh dunia ini sebenarnya tidak sepenuhnya menjadi virus baru yang ada di Wuhan, China. Pasalnya, pada tahun 2019 virus ini sudah ada dengan nama nCoV (Novel Coronavirus) dan terdeteksi kembali pada akhir tahun 2019. Virus corona ini berbentuk bulat yang dikelilingi oleh protein lengket dengan bentuk seperti duri yang muncul di seluruh permukaan. Duri-duri protein yang lengket ini keluar dari ujung, sama halnya seperti mahkota yang mempunyai ‘duri’ runcing pada bagian sisinya, sehingga dinamakan corona. Protein ini membantu virus mengikatkan dirinya sendiri pada sel guna mendapatkan akses masuk ke sel induk (sel inang).

Virus corona juga diketahui mudah dalam melakukan mutasi dan dapat berpindah dari binatang ke manusia. Oleh karena itu, virus ini juga mudah menyebar dari satu manusia ke manusia yang lainnya. Lalu, bagaimana sebuah virus dari binatang dapat menginveksi manusia? Pada dasarnya, binatang yang sudah terinveksi oleh virus corona, maka sel-sel pada binatang tersebut akan mengandung protein khusus. Maka, hal pertama yang dilakukan adalah virus corona mengikatan diri pada sel protein khusus lalu menyerbu sel tersebut. Jika kita berbagi permukaan reseptor sel yang juga sama digunakan oleh kelelawar atau binatang lain, maka ada kemungkinan bagi virus tersebut untuk menyerbu sel tubuh kita.

Para ilmuan di China telah mengurutkan genome dari Novel Coronavirus dan membuatnya ‘tersedia’ bagi komunitas ilmuan dunia. Genome dari virus corona yang baru ini 96% teridentifikasi dari virus corona yang ada pada kelelawar, yang mana kelelawar sendiri merupakan sumber asli dari virus ini. Sayangya, analisis genetik tidak dapat menunjukkan dengan tepat binatang yang berspesies virus corona pindah ke manusia. 2019-nCoV sendiri ialah virus corona ke tujuh yang telah menginveksi manusia. EBOLA, SARS, dan MERS merupakan beberapa contoh kasus yang telah menginveksi manusia dari keluarga yang sama sebelumnya.

Virus corona juga dapat ditemukan dalam binatang lain, seperti unta, kucing, kelelawar, dan lembu/sapi. Virus corona sendiri sangat mudah menyebar sama seperti MEASLES, sedangkan virus yang lain tidak. SARS sendiri telah membunuh setidaknya 10% dari keseluruhan jumlah manusia yang telah terinveksi. Sementara virus corona berhasil membunuh dari 3% orang yang terkonfirmasi telah terinveksi. Berdasarkan kode genetik yang ada di tangan, saat ini para ilmuan bisa mulai mengembangkan vaksin tanpa harus meneliti dengan cara mengambil sampel virus corona dan rencananya akan diuji coba dalam 3 bulan ke depan.