• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Interview KASKUS dengan Josh Gad, Pemeran Serial Baru HBO 'Avenue 5'

ronzstagramAvatar border
TS
ronzstagram
Interview KASKUS dengan Josh Gad, Pemeran Serial Baru HBO 'Avenue 5'



Sedang mencari tontonan ringan yang mengundang tawa? HBO menawarkan sebuah serial komedi berbalut fiksi ilmiah berjudul 'Avenue 5' yang sudah mulai tayang di HBO dan HBO GO sejak Senin 20 Januari lalu. Serial ini disutradarai oleh Armandi Iannucciyang populer lewat serial 'Veep'. Bagaimana kisahnya?

Berlatar 40 tahun di masa depan ketika perjalanan ke luar angkasa bukan jadi sesuatu yang mustahil lagi. Di bumi tahun 2060, perjalanan ke luar angkasa jadi sesuatu yang booming dan dimanfaatkan oleh para milyuner jadi ladang bisnis bernilai multi-milyar dollar.

Adalah seorang Herman Judd (diperankan oleh Josh Gad), milyuner kaya raya pemilik kapal luar angkasa bernama Avenue 5 yang menawarkan perjalanan selama delapan minggu mengeliling Planet Saturnus. Avenue 5 yang dipimpin oleh kapten Ryan Clark (diperankan oleh Hugh Laurie) mendadak mengalami gangguan yang mengakibatkan kekacauan di dalam kapal dengan moto 'set in the future, mostly in space' itu. Ryan dan krunya pun harus berusaha menenangkan para penumpang dan mencari cara untuk mengatasi peristiwa tak terduga ini meski tak satupun dari mereka mampu.




Memadukan genre fiksi ilmiah dan komedi, 'Avenue 5' dibintangi oleh deretan aktor dan aktris kenamaan. Hugh Laurie sebelumnya menjadi salah satu aktor yang dinominasikan di Emmy untuk 'Veep' dan meraih piala Golden Globe untuk perannya di 'House M.D.', Zach Woodmemerankan Matt Spencer yang bertindak sebagai Kepala Humas untuk Avenue 5 dikenal lewat serial HBO 'Silicon Valley', Rebbeca Front juga ikut ambil bagian dalam serial ini setelah sebelumnya berakting di 'Poldark' dan membawa pulang piala BAFTA untuk 'The Thick of It'. Selain nama-nama tersebut hadir juga pemeran 'Dr. Ken' Suzy Nakamura, pemeran 'Being Human' Lenora Crichlow, salah satu talent dari serial CINEMAX 'Quarry' Nikki Amuka-Bird, serta pemeran 'Inside Llewyn Davis' Ethan Phillips.

Tidak ketinggalan Josh Gad yang memerankan Herman Judd. Aktor ini sebelumnya dikenal lewat 'The Book of Mormon' dan keterlibatannya dalam film animasi paling populer dari Disney yakni 'Frozen' dan 'Frozen 2'. 

Yap, Josh Gad si pengisi suara Olaf ikut ambil bagian dalam proyek 'Avenue 5'. Dia mengaku jatuh cinta pada karya-karya Armando Iannucci makanya ketika ditawari peran Herman Judd dan membaca naskahnya, dia pun segera membuat video audisi dan mengirimkannya ke pihak HBO. Beruntung, Josh Gad akhirnya lolos sehingga karakter Herman Judd jatuh ke tangannya.



Atas undangan dari HBO Asia, KASKUSmendapat kesempatan untuk mewawancarai Josh Gad lewat sambungan telepon pada Rabu (22/1/2020) kemarin. Sang aktor berbagi banyak soal karakter dan juga serial komedi terbaru HBO tersebut. 'Avenue 5' tayang di HBO dan HBO GO setiap hari Senin pukul 10:00 WIB bersamaan dengan waktu tayang di Amerika Serikat.

Simak sesi tanya jawab dengan Josh Gad di bawah ini:

Q: Di 'Avenue 5' kau memerankan seorang milyuner yang penuh delusi, bagaimana kau bisa menyelami peran ini?
A: Ha ha ha... Sungguh disayangkan aku bisa mencontek banyak sekali orang-orang seperti ini di kehidupan nyata. Risetku untuk peran ini membawaku ke para enterprenur di zaman modern seperti saat ini yang tak benar-benar punya kontribusi untuk orang-orang. Inspirasiku datang dari Billy McFarland yang terkenal dengan Fyre Festival yang kacau itu atau Elizabeth Holmes yang adalah co-creator dari Theranos. Aku ingin menciptakan karakter yang tidak selalu menyampaikan hal baik. Tentu saja karakter ini tidak serta-merta terinspirasi dari mereka karena beberapa dari para enterprenur tersebut menampilkan citra sukses seperti para pebisnis andal. Seperti misalnya Elizabeth Holmes yang selalu mengenakan turtle neck untuk meniru menampilan Steve Jobs, dan untuk karakterku Herman Judd aku ingin melakukan hal yang sama dengan rambutnya yang kupikir akan mengingatkan orang pada sosok Richard Branson. Karakter ini seperti sebuah "penghormatan" kepada enterprenur, pemimpin dunia, dan gabungan antara ide-ide dan kepribadian.

Q: Bagaimana proses casting/audisi untuk Herman Judd?
A: Aku sudah cukup lama menggilai kreator serial ini, Armando Ianucci. Pertama kali aku menyadari bahwa dia adalah orang yang brilian ketika menyaksikan salah satu serial Inggris arahannya dan tentu saja 'Veep' yang sangat populer dan sensasional di Amerika Serikat. Juga tentu saja fIlm-film luar biasanya seperti 'The Death of Stalin' yang kupikir salah satu film terbaik selama satu dekade terakhir dan filmnya baru-baru ini 'The Personal History of David Copperfield'. Aku sudah lama ingin bekerja sama dengannya dan kudengar dia sedang mengerjakan serial televisi baru. Lalu aku membaca skripnya dan kupikir ini adalah skrip yang benar-benar gila! Ada banyak elemen dalam skrip ini yang terasa sama dengan karya-karyanya yang terdahulu dan kubilang aku harus jadi bagian dari proyek ini. Jadi aku membuat video audisi, mengirimnya, dan berdoa supaya aku mendapatkan respons positif. Aku menunggu lumayan lama kira-kira satu bulan sampai aku mendengar kabar dari mereka. Jadi mereka melihat videonya dan mereka suka lalu menerimaku sebagai Herman Judd untuk 'Avenue 5'. Ini benar-benar adalah sebuah proyek yang ingin kuperjuangkan, aku harus jadi bagian dari proyek ini, dan aku sangat bersyukur bisa mendapatkan peran ini dan bekerja sama dengan Armando Ianucci.

Q: Ada tantangan nggak sih dalam memerankan Herman Judd?
A: Satu tantangan dalam memerankan karakter seperti ini adalah bagaimana kau membuat seseorang yang terlihat sangat bodoh namun bisa jadi pebisnis yang sukses, dan bagaimana seseorang yang di permukaan terlihat sangat dungu tetapi bisa mendapatkan banyak sekali uang. Kuncinya adalah terlalu percaya diri. Kita sering menemukan orang seperti ini di masyarakat, orang yang besar mulut padahal sebenarnya dia tidak punya kemampuan itu. Aku ingin membuat sebuah karakter yang sangat percaya pada dirinya sendiri, yang pada akhirnya membuat dia tidak bisa melihat kebencian yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Dia pun tidak bisa menyadari bahwa dia adalah seorang gadungan karena dia terlalu percaya diri dan kepercayaan diri ini entah bagaimana menular ke orang yang ada di sekelilingnya. Menyeimbangkan antara sisi bodoh yang terlihat dari luar dan kepercayaan dirinya itulah yang menurutku jadi satu hal menantang dalam memerankan karakter ini.

Q: Pernah kepikiran buat traveling ke luar angkasa?
A: Aku tidak mau melakukan perjalanan ke luar angkasa sama sekali. Ide perjalanan ke luar angkasa saja sudah membuatku merasa cemas. Aku sangat sangat sangat bahagia di bumi dan aku akan berusaha untuk menjejakkan kakiku di permukaan bumi selama-lamanya. Jadi perjalanan apapun yang orang-orang lakukan ke luar angkasa di masa depan, aku tidak akan berpartisipasi.

Q: Apakah ada beban memerankan karakter dalam cerita komedi-sains yang mengambil setting waktu 40 tahun di masa depan?
A: Sebenarnya bagaimana seperti apa masa depan itu sangat menarik. Dan bagaimana berbagai serial televisi menampilkan masa depan dalam berbagai versi juga sangat mengagumkan. Tampilan masa depan yang sering kusaksikan selama hidupku selalu penuh dengan harapan dan optimisme. Dan munculnya cerita-cerita bertema distopia adalah salah satu cara orang-orang menafsirkan masa depan. Hal ini membuatku terkadang berpikir bahwa kita mungkin saja sedang menuju hal-hal buruk (tentang kehidupan di masa depan) kalau kita tidak memedulikan sains dan tidak menjaga planet kita. Mungkin kita harus memikirkan generasi setelah kita, mungkin kita juga harus lebih fokus pada bagaimana sains dan teknologi bisa memberi manfaat dalam hidup kita terutama untuk mereka yang sulit mendapatkan makanan dan akses untuk kesehatan. Terkait pertanyaan tadi, aku sebenarnya tidak merasa terbebani memerankan karakter ini. Tetapi aku melihat ada banyak kesamaan antara komedi dalam serial ini yang merepresentasikan kondisi kalau kita tidak berbuat sesuatu untuk masa depan.

Q: Apa yang akan kau lakukan kalau kau jadi seorang milyuner seperti Herman Judd?
A: Apa yang akan aku lakukan? Aku mungkin akan terjun dari gedung dengan tali. Hahaha... Herman Judd sendiri adalah orang yang selalu mengatakan apapun yang ada dalam pikirannya. Sulitnya memerankan karakter seperti Herman Judd adalah bahwa kau harus melihatnya sebagai sosok yang simpatis, kau harus mencoba sesuatu yang relateable, dan dia tidak tahu bahwa sebenarnya dia adalah salah satu orang jahat di acara ini. Dia selalu berpikir bahwa dia adalah orang yang paling pintar di dalam ruangan. Kurasa kalau aku ada di dalam bisnis milyaran dengan rambut pirang panjang, aku berharap ada orang yang bilang padaku bahwa, satu aku harus mencoba gaya rambut baru, dua mungkin kau harus berpikir untuk tidak bicara setiap waktu dan memberi kesempatan untuk orang yang lebih layak dari dirimu. Mungkin itu yang akan aku lakukan kalau aku jadi Herman Judd.

Q: Bagaimana kau mempersiapkan peran ini? Apakah kau punya referensi?
A: Seperti yang aku bilang sebelumnya, untuk peran ini aku mulai membaca buku-buku tentang orang-orang yang ingin kutampilkan dalam karakter ini seperti Billy McFarland dan Elizabeth Holmes. Dan juga melakukan riset terhadap orang-orang seperti Elon Musk, Richard Branson, dan mereka yang fokus mengembangkan perjalanan luar angkasa. Ada hubungan yang erat antara orang-orang tersebut karena kupikir Herman Judd adalah evolusi dari orang-orang yang merencanakan perjalanan luar angkasa tersebut. Aku ingin menenggelamkan diriku dalam figur-figur seperti mereka tapi di saat yang sama juga berusaha untuk membuat sosok Herman Judd tidak sekeren pria-pria yang kusebutkan tadi.

Q: Kapan kau sadar bahwa kau orang yang lucu dan bagaimana humormu berevolusi sejak awal 2000-an hingga kini?
A: Aku masih tidak yakin apakah aku lucu atau tidak. Kurasa aku baru tahu bahwa aku lucu ketika kau mengajukan pertanyaan itu. Kurasa jiwa komediku mulai terasa ketika aku masih sangat muda dan ketika orangtuaku berpisah. Aku merasa bahwa humor dan komedi adalah sebuah jalan untuk benar-benar memberikan kebahagiaan di lingkungan rumahku. Saat itu aku masih berusia sekitar enam tahun. Bisa dibilang aku adalah orang yang terpapar komedi sejak usia masih kanak-kanak dan sejak itu aku tahu bahwa aku berada di jalan yang benar. Mungkin ketika aku main di 'Book of Mormon' adalah titik terpenting untukku.

Q: Apakah kau punya fantasi tentang fiksi ilmiah saat anak-anak? Dan apakah kau pikir Herman Judd akan suka pelukan hangat seperti Olaf?
A: Hahaha... oke aku akan menjawab pertanyaan kedua terlebih dahulu. Aku tahu Herman Judd suka pelukan hangat. Kurasa Judd adalah orang yang sangat ingin dicintai, setiap saat. Keinginan untuk dicintai itu membuatnya haus akan pembuktian diri sehingga orang-orang melihatnya. Dan soal fantasi soal fiksi ilmiah saat kecil, aku tidak tahu apakah aku pernah memikirkan hal seperti itu tapi saat aku kecil aku sangat menyukai Star Wars dan Star Trek. Aku ingat dulu pernah sangat berharap bahwa pada saat ini kita sudah punya mobil dan hoverboard terbang karena aku sangat suka Back to the Future tapi aku kecewa karena kita belum punya dua hal itu. Aku juga berharap kita sudah punya holodek seperti yang tampil di Star Trek Next Generation dan masih menunggu kapan aku bisa hidup dalam lingkungan seperti itu.


 

anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.3K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.