Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pujanggasenjaAvatar border
TS
pujanggasenja
"RUANG KELAM" BISNIS KERAJAAN ABAL-ABAL!!
"RUANG KELAM" BISNIS KERAJAAN ABAL-ABAL!!


******


Welcome back to my thread again, kali ini ane kepingin membahas macam phenomena yang lagi hype dimasyarakat. Mulai dari kasus Keraton agung sejagat, Sunda empire hingga Negara rakyat nusantara. Yang dipercayai banyak pengikut bahwa fantasi akan transisi sejarah serta dikemas menjadi harapan yang mereka jual adalah kenyataan.

Beberapa hal yang mendasari pembahasan dalam thread kali, dalam pemaparan kasus-kasus diatas. Ane kali ingin memulai dengan kalimat "ruang kelam"bisnis harapan, yah indikator tersebut yang ane akan gunakan sebagai tolak ukur utama untuk banyaknya kerajaan baru yang muncul.

Perkembangan sejarah ataupun napak tilas akan memori kenangan kejayaan akan masa lalu, memang merupakan hal indah yang tidak dapat dipungkiri dapat menjadi candu dikemudian hari, pola interaksi masyrakat dalam romantisme akan sejarah tersebut sejatinya akan terkemas kedalam suatu fantasi sebagai mitos yang hidup ditengah masyarakat. Tak hanya mitos berkembangnya seni, ilmu pengetahuan, bahasa dan religi yang perwujudannya kedalam dunia sosial disebut sebagai "Kebudayaan."

Dalam hakikatnya bagi manusia, tentunya kebudayaan ada dan digunakan sebagai simbol-simbol komunikasi yang diterapkan sebagai wujud untuk interaksi yang dapat mempengaruhi individu satu dan yang lainnya. Manusia sebagai mahluk hidup berakal tentunya mempunyai rasio yang digunakan untuk mengukur fakta yang dapat diterima oleh logika. Tetapi belakangan ini setelah banyaknya kejadian muncul kerajaan baru, tidak ada satupun pernyataan atau penjelasan yang menjawab rasa penasaran itu, malah banyak muncul retorika belaka yang mengatakan bahwa negara ini lambatlaun akan berubah bentuk menjadi kerajaan, rasanya geli ketika mendengar pernyataan sedemikian rupa.

Dalam hal seperti ini, tentunya akan ada ruang dari sebuah kesalahan berlogika. Timbul akibat sebuah kesenjangan antara fakta sejarah yang sesungguhnya dengan pemahaman manusia di era selanjutnya, untuk dapat memahami ihwal yang akan dipahami (Interpretandum), oleh orang yang akan memahami (Interpretator) tentunya ada jenjang waktu produktif untuk memahami bentuk sejarah yang sesungguhnya. Disini yang dimaksudkan sebagai bentuk sejarah tersebut, ialah kebudayaan yang tercantum kedalam teks-teks tertulis.

Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, teks-teks tersebut tidak dapat tersampaikan secara baik oleh interpretator sehingga kutipan-kutipan yang disampaikan tidak secara utuh dipahami oleh interpretator lainnya. Kejadian tersebut antara interpretator satu dan lainnya tentunya menimbulkan ruang kelam, yang dimana ruang kelam yang timbul akibat pemahaman yang tidak utuh, bagi sebagian orang dengan niat tidak baik. Hal tersebut dimanfaatkan sebagai peluang untuk memperoleh pundi-pundi rupiah maupun pengikut yang didaulatnya sebagai bentuk kekuasaan, karena sejatinya manusia tidak cepat puas untuk apa yang diperolehnya, sehingga romantisme akan sejarah pun dimanfaatkan untuk melancarkan siasat pribadi.




Sekadar saran dari ane pribadi gan/sist, kalo ada keinginan dari dalam diri untuk memperdalam ilmu sejarah. Alangkah baiknya jika kita mencari pengetahuan sejarah melalui sumber yang terpercaya, ataupun carilah guru yang sekiranya memang mumpuni dibidanganya, supaya agar ilmu yang diterima tidak menjadi sesat.


TERIMAKASIH!!


"RUANG KELAM" BISNIS KERAJAAN ABAL-ABAL!!

emoticon-Toastemoticon-Toastemoticon-Toastemoticon-Toast
Diubah oleh pujanggasenja 23-01-2020 10:59
anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
550
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.