Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

paman.LarukuAvatar border
TS
paman.Laruku
Kapal Cina Terobos Natuna, PKS Sayangkan Sikap Santai Prabowo
Kapal Cina Terobos Natuna, PKS Sayangkan Sikap Santai Prabowo

TEMPO.COJakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyayangkan sikap lembek Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam menanggapi persoalan kapal penjaga pantai dan nelayan Cina yang diduga masuk ke Laut Natuna.
Juru Bicara PKS Muhammaf Kholid menilai Prabowo justru mengganggap enteng masalah kedaulatan bangsa. "Kalau lembek, santai santai, maka bangsa ini akan semakin direndahkan oleh bangsa lain karena tidak punya keberanian dalam bersikap," kata dia dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 4 Januari 2020.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menanggapi santai persoalan klaim Cina di perairan Natuna yang belakangan menghangat. "Kita cool saja. Kita santai kok, ya," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinasi Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Jumat, 3 Januari 2019.
Menurut Prabowo, masing-masing negara punya sikap tersendiri mengenai perkara tersebut. Namun, dua negara perlu mencari satu solusi yang baik. "Kita selesaikan dengan baik ya, bagaimana pun Cina negara sahabat," ucap dia. 

Polemik ini bermula ketika kapal penjaga pantai Cina masuk ke Perairan Natuna beberapa hari lalu. Pemerintah Indonesia pun sudah memanggil Duta Besar Cina untuk RI di Jakarta untuk melayangkan nota protes keberatan.
Menanggapi pemanggilan itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menegaskan perairan di sekitar Kepulauan Nansha (Spratly Islands), tidak jauh dari perairan Natuna, masih menjadi milik China.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Politik sudah menggelar rapat koordinasi bersama sejumlah kementerian atau lembaga lainnya untuk membicarakan konflik di Perairan Natuna.
Hasilnya, Indonesia menyatakan tak akan pernah mengakui Nine-Dash Line atau sembilan garis titik sepihak yang dilakukan oleh Cina terkait permasalahan Perairan Natuna, Kepulauan Riau.
TNI bahkan melalui Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan  I Laksdya Yudo Margono memimpin pengendalian operasi siaga tempur. Operasi itu dilaksanakan Koarmada 1 dan Koopsau 1. Berdasarkan rilis dari Puspen TNI, alat utama sistem senjata (Alutsista) yang sudah ada yaitu 3 KRI, 1 pesawat intai maritim, dan 1 pesawat Boeing TNI AU.


sumur

emoticon-Leh Uga menteri rasa presiden

sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.7K
18
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.