Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Bisnis
  • Sampai 2030, Indonesia Membutuhkan sekitar 9 juta Digital Talent

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Sampai 2030, Indonesia Membutuhkan sekitar 9 juta Digital Talent
Ada tiga hal besar yang akan terjadi di Indonesia pada 2030. Ketiga hal tersebut, di antaranya kondisi Indonesia yang berada pada puncak bonus demografi. Usia produktif dua kali lipat dibanding usia nonproduktif. Pada saat itu, ekonomi Indonesia juga menguat, nilainya sama dengan seluruh ekonomi ASEAN jika disatukan saat ini.

Sampai 2030, Indonesia Membutuhkan sekitar 9 juta Digital Talent

Pada 2030 juga akan ada consuming class baru. Ada tambahan 90 juta terhadap 45 juta yang ada pada tahun lalu, sehingga totalnya menjadi 135 juta. Oleh sebab itu, agar itu semua tercapai, kita butuh SDM, butuh brain. Untuk menjawab tantangan itu, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menggulirkan Digital Talent Scholarship (DTS), yakni program beasiswa nongelar bagi 25.000 generasi muda Indonesia. Tujuannya,selain untuk menyiapkan generasi muda menyambut bonus demografi 2030, juga memastikan Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di era Revolusi Industri 4.0.

Lebih lanjut, ada tiga keterampilan dalam dunia digital. Dimulai dari basic skill (talenta dasar) yang berkaitan dengan literasi digital, misalnya bisa membedakan mana kabar hoaks dan mana yang bukan. Selanjutnya, ada intermediate skill (menengah), hingga advance digital skill (mahir). Dari ketiga keterampilan ini, beasiswa DTS menyasar pada intermediate skill, menekankan pada peningkatan talenta di tingkat vokasional.

Di tahun 2018 Kemkominfo sudah melakukan pilot project dengan memberikan beasiswa pelatihan kepada 1.000 orang. Saat itu animo anak muda Indonesia untuk mengikuti program tersebut sangat tinggi. Terbukti dengan jumlah pendaftar mencapai 46.000. Untuk DTS 2019, pendaftarannya dibuka sejak 15 April 2019.

Sampai 2030, Indonesia Membutuhkan sekitar 9 juta Digital Talent

Dalam program DTS ini, ada empat cabang program. Para pesertanya disesuaikan dengan kelas yang akan diikutinya. Pesertanya diambil dari lulusan SMK hingga pejabat yang umurnya di bawah 50 tahun.

Untuk Fresh Graduate Academy (PGA), Kemkominfo menargetkan lulusan D3 dan 51 yang belum bekerja. Vocational School Graduate Academy (VSGA) menargetkan lulusan SMK yang belum bekerja juga, sedangkan Coding Teacher Academy (CTA) ditujukan untuk guru yang mengajar teknik informatika di SMA dan SMK Beberapa topik Online Academy (OA) terbuka untuk umum dan adajuga yang menargetkan ASN dengan materi mengenai digital policy.

Kemkominfo juga bekerja sama dengan beberapa universitas, di antaranya 22 universitas negeri, 11 universitas swasta, dan 23 politeknik negeri. Kami ingin melatih talenta digital tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, tetapi juga dari Aceh hingga Papua.

Pemerintah mengambil posisi untuk segera mungkin meningkatkan skill dan kompetensi. Jadi bukan hanya pengetahuan, karena kalau pengetahuan bisa kuliah dengan gelar sarjana S1 dan S2, tapi kalau skill dan kompetensi, anak bangsa kita harus dilatih mempunyai skill dan kompetensi khusus di bidang teknologi.

Mengenai keterampilan dan kompetensi yang dikembangkan dalam program itu, pelatihan teknis meliputi bidang artificial intelligence, big data analytics, cloud computing, internet of things. cyber security, kebijakan digital, machine learning. programming, coding, desain grafis, dan animasi. Program DTS juga merupakan upaya pemerintah untuk menyiapkan talenta yang terampil agar Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesardi Asia Tenggara pada 2025.

Tahun 2018 memang hanya 1.000 peserta yang Kominfo terima, karena kami batasi usia. Boleh dari lulusan SMK, TI lulusan D3 dan S1 yang usianya kita batasi hanya maksimal 29 tahun. Sekarang tahun 2019 ini, kita targetkan 25.000 talenta, dan proses pendaftarannya melalui online di 25 kota dari 20 provinsi.

Sampai 2030, Indonesia Membutuhkan sekitar 9 juta Digital Talent

Harus diakui, SDM yang terampil di bidang digital masih kurang memadai. Itulah sebabnya sejumlah perusahaan berstatus unicorn lebih banyak mengambil SDM dari luar, seperti India atau Tiongkok. Namun kita punya keuntungan jumlah penduduk terutama generasi muda kita banyak, masak kita harus dari luar terus, setidaknya untuk level teknisi.

Sejak 2015 sampai 2030, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta digital talent atau kurang lebih sekitar 600.000 per tahun untuk berbagai level tersebut. Khusus untuk level chief diutamakan bagi startup yang selalu didorong pemerintah.

Jadi kalau dibandingkan dengan 2019 sekarang ini, Kominfo merekrut sebanyak 25.000 itu jauh daripada kebutuhan kita, tapi setidaknya kita harus mulai terlebih dahulu dalam mengembangkan sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi dan digital ini.


Spoiler for Referensi:


0
559
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
BisnisKASKUS Official
70KThread11.6KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.