DI bulan Agustus kemarin kita dikejutkan oleh kejadian yang menimpa komedian dan pedangdut Agung Hercules. Ia meninggal dan kabarnya dikarenakan penyakit kanker otak yang dideritanya. Sedemikian dahsyatnya sehingga seorang Hercules yang dikenal berbadan kekar, kuat, berotot, berakhir hidupnya karena kanker otak. Seperti apakah sebenarnya kanker otak?



Sel-sel yang tumbuh di otak disebut tumor. Tumor yang tumbuh secara agresif kita sebut kanker. Jadi tumor di otak tidak selalu kanker, karena ada yang jinak. Nah, yang dialami Agung Hercules tergolong kanker ganas. Tapi baik jinak maupun ganas, sama-sama membahayakan bagi kesehatan dan hidup seseorang. Seringkali kanker baru direspon serius ketika di penderita sudah stadium lanjut. Gejala gejala yang muncul di awal, tidak pernah mendapat perhatian, apalagi tindakan, yang serius dan saksama.

Sebetulnya, baik kanker maupun tumor, akan lebih mudah ditangani bila dilakukan sejak dini. Pernyataan ini sering dianggap klise. Sebab, gejala-gejala awal tumor atau kanker sering tidak tegas, tidak jelas. Seringkali malah mirip dengan sakit pada umumnya. Seperti sakit kepala, pusing, yang kerap timbul-tenggelam. Betapa pun demikian, tiap keluhan tidak normal, terganggu kesehatan, adalah warning bahwa ada yang tidak beres dalam tubuh.

Apalagi bila sakitnya datang-pergi dalam waktu lama, semakin berat dan mengganggu, tidak mempan dengan obat sakit biasa, harus intens berkonsultasi dengan dokter untuk dirawat dengan saksama. Sebab, kejadian demikian menunjukkan ada gejala yang serius yang harus ditangani dengan serius juga. Itu langkah dini yang bisa mendiagnosa apa sebenarnya penyakitnya, kemudian dilakukan penanganan atau terapi untuk pencegahan maupun pengobatan.

Kanker otak mungkin dimulai dengan sakit kepala berkepanjangan, terutama datang di pagi hari setelah bangun tidur. Diiringi gejala lain, seperti; kelemahan otot di salah satu bagian tubuh, tubuh seperti ditusuk jarum kesemutan, kordinasi gerakan tubuh tidak seimbang, kesulitan berjalan, dan kejang. Gejala lain yang agak aneh; terjadi ketidakseimbangan mental dan perubahan perilaku. Mungkin menjadi sensitif, melakukan hal-hal yang di luar kebiasaannya, atau kalau diajak bicara kerap seperti kehilangan memori-memori.

Saat seperti itu, peran lingkungan menjadi sangat vital. Kita bisa menolong dengan memberi advis atau membawa ke dokter untuk dilakukan diagnosa mendalam. Atau setidaknya bisa menolong jika terjadi kejang atau gejala lain yang menyerang penderita. Keluarga, teman, dan lingkungan bergaul lainnya mesti tahu apa yang dideritanya, sehingga mereka juga tahu bagaimana cara memberikan pertolongan.

Terakhir, terkait kanker otak yang paling banyak dibahas adalah apakah radiasi ponsel memicu kanker otak atau tidak, keputusan tetap di tangan kakuser mau percaya riset yang mana.