Novianti686Avatar border
TS
Novianti686
Sejuta Doa Perempuan-Perempuan Pilihan


Sejuta Doa Perempuan-Perempuan Pilihan


Hai GanSis, apa kabar? semoga kita semua selalu dalam Rahmat Alloh SWT. Terima kasih sudah kembali mampir di thread ane lagi.

Dalam thread kali ini, ane akan menulis dua orang yang menjadi inspiring people ane. Keduanya sedikit banyak telah merubah cara pandang ane terhadap hidup. Dari yang sering mengeluh, menjadi lebih banyak bersyukur. Dari yang selalu marah, menjadi banyak istighfar. Dari yang selalu menomor satukan dunia, kini mulai menomor satukan Sang Pencipta. Sungguh ane merasa kecil, saat sadar bahwa ada orang-orang yang begitu bersyukur atas nikmat kesehatan disetiap helaan napas dan kesempatan hidup yang Alloh beri.

***

Quote:


Kutipan di atas jelas menerangkan, bahwa ketika Sang Pemilik Hidup memberi kita kesukaran, yakinlah bahwa akan ada kemudahan menyertai. Artinya, kita harus pandai menata hati, bersyukur, ikhtiar, bersabar dan berbaik sangka terhadap kehendak Alloh SWT.

Seperti yang terjadi pada adik dan sahabat ane, keduanya Alloh uji dengan sakit yang tidak pernah dibayangkannya sepanjang hidup. Setiap perempuan pasti takut dengan kenyataan ini, namun semua harus di terima karena sudah menjadi kehendak Illahi Robbi.

Tahun 2002 menjadi awal tahun terberat yang harus dilalui adik ane, Itha Nuraini Oktaviani (37tahun). Di usia 21tahun, dirinya didiagnosa dokter menderita AUTO IMMUNE, sebuah penyakit system kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri, seperti: sendi, ginjal, paru, kulit. Yang terjadi pada Itha, penyakit Auto immune-nya menyerang sendi, diagnosa awal nama penyakitnya adalah RHEMATOID ARHTRITIS dan diagnosa terakhir namanya adalah POLY ARHTRITIS PATEOLA. Di awal sakit, hampir berbulan-bulan dia tidak bisa melakukan aktifitas, hanya tidur di ranjang. Seringkali dia takut melewati malam dan bertemu pagi, karena jika pagi hari saat dia bangun dari tidur, tubuhnya kaku, semua sendi tidak bisa bergerak dan sakit. Jika sudah seperti itu, dia akan solat subuh dalam keadaan terlentang di ranjang dengan air mata tak henti mengalir.

Pernah suatu saat Itha mengungkapkan keputusasaannya, dia meminta sang calon suami membatalkan pernikahan yang beberapa bulan lagi akan dilaksanakan. Juga mengajukan resign karena malu pada pihak perusahaan akibat sering ijin sakit sampai berbulan-bulan. Namun, betapa Alloh maha baik dengan segala kehendak-Nya. Pihak perusahaan memberinya keringanan, tidak bekerja tetapi tetap tercatat sebagai karyawan, mendapat gaji bulanan dan tunjangan kesehatan seperti selayaknya karyawan aktif. Juga sang calon suami, yang tidak bergeming dan tidak berpaling dari Itha, terus mendampingi masa-masa sulit hingga akhirnya menikah dan memiliki seorang anak.


(Pict Koleksi Pribadi: Badrest 2002)


(Pict: Koleksi Pribadi: with Guardian Family)



(Pict: Koleksi Pribadi: at Home 2019)

Sampai saat ini, sakitnya masih on and off. Namun semangat hidup membuatnya bertahan. Kini adik ane masih mengabdikan diri di perusahaan yang selama ini banyak mendukung dan mensupport-nya saat melewati masa-masa sulit. Meski terkadang sakitnya kambuh dan harus badrest berhari-hari.

***

Begitupun dengan sahabat ane Mar'atul Muflihatin dengan nama pena: : Muflihatin Mara (38 tahun). Ane lebih senang memanggilnya, Teh Mara. Kami berkenalan saat tergabung dalam salah satu proyek antologi sebuah buku. Sejak berkenalan dengannya, tidak terlihat ada yang berbeda, pribadi yang santun dan pandai bergaul, mengaburkan keadaan sebenarnya. Hingga luput dari perhatian kami semua.


(Pict: Koleksi Pribadi)

Hingga suatu hari, dia meminta untuk silent di group karena keperluan dirinya yang harus fokus berobat. Kami semua dibuat terkejut dengan kabar itu. Hingga akhirnya Teh Mara bercerita bahwa sejak bulan Januari 2018, dirinya terdekteksi mengidap Kista Ovarium, sungguh sebuah nama penyakit yang tidak seorang pun ingin berkenalan dengannya. Namun mau tidak mau, sejak saat itu dirinya harus mulai akrab dengan jenis penyakit tersebut.
Sama halnya dengan adik ane, Teh Mara pun sempat mengalami putus asa dan sedih. Apalagi saat akan menjalani pengangkatan Ovarium di bulan Februari 2018, menjadi masa paling sulit untuk dilalui. Pergulatan bathin, antara protes pada Sang Pencipta dan Muhasabah memohon ampun atas segala dosa. Hati perempuan mana yang tidak sedih, jiwa wanita mana yang tidak rapuh, saat ujian maha berat datang menyentuh. Sukses dengan operasi pertama, ujian kembali hadir. Diagnosa dokter menjelaskan bahwa kini dirinya terdeteksi Kanker Ovarium, demi kesehatan dokter menyarankan pengangkatan rahim, dilanjutkan dengan kemoterapi yang diperkirakan sekitar 6kali visit. Lagi-lagi, ini bukan hal mudah yang dapat diputuskan. Mana ada Perempuan yang mau diangkat rahimnya, meski sudah memiliki tiga orang anak. Hanya doa dalam setiap sujud menjadi penguat dan dukungan orang-orang terkasih menjadi penyemangat. Pada bulan April 2018, operasi pengangkatan rahim pun dilakukan. Kemoterapi dengan rutin dijalankan. Sekali lagi ini bukan hal mudah, Tuban -Surabaya, adalah perjalanan panjang yang harus ditempuh sejak pagi buta. Lelah iya, namun semua harus Teh Mara jalani dengan Lillah demi suami, anak-anak dan orang terkasih yang selalu ada disampingnya.

Sedikit bernapas lega, namun tidak lama karena kejutan kembali datang. Saat pengobatan kanker ovarium selesai, berita baru kembali disampaikan dokter, bahwa ada penyebaran kanker di usus dan paru stadium 4. Sungguh kejutan maha dahsyat, untuk Teh Mara dan keluarga. Kembali dirinya tersungkur dalam sujud, larut dalam doa dan permohonan ampun terhadap Sang Pemilik hidup. Perjalanan masih panjang akan dilaluinya, meninggalkan anak-anak dan suami demi kesembuhan ragawi.

Setelah berita dari dokter itu, kembali Teh Mara melalui rangkaian tindakan operasi dan treatment planning lainnya. Yang sudah dilakukan salah satunya adalah Metastase ke usus dan paru (operasi pembuatan stoma/anus buatan) pada bulan Mei 2019, dilanjutkan dengan serangkaian kemoterapi sebanyak 6 kali ( pada bulan Juni sampai dengan Nopember 2019), dan Radioterapi sebanyak 35 kali ( yang akan dilaksanakan mulai tangal 3 Desember 2019 - estimasi kapan selesainya masih belum bisa terprediksi). Selanjutnya akan dilakukan operasi pengangkatan tumor di usus dan rektum, yang direncanakan paska sinar/radioterapi selesai dilaksanakan, juga lanjutan kemoterapi ke 7 sampai dengan ke 12 kali (yang direncanakan akan dilakukan setelah operasi kedua). Sungguh Alloh Maha Besar, dengan segala ketentuan-Nya, inilah saat hati diuji atas kecintaan Alloh pada hambanya.


(Pict: Koleksi Pribadi - Bersama Dokter Bedah Onkologi)

"life must be happy, even in any condition," sepenggal kalimat ini yang disampaikannya kepada ane. Inilah kenapa Teh Mara selalu terlihat ceria, tidak menunjukkan gurat sedih dan kesakitan. Padahal untuk pasien kanker seperti Teh Mara, saat sangat kesakitan di sekitar abdomen, nyeri akut di usus dan rektum, sering sekali menimbulkan rasa putus asa dan tanya dalam hatinya, "sampai kapan bisa bertahan?" karena obat penahan sakit untuk pasien kanker hanya "MSt" (morfin), namun ini tidak baik jika sering digunakan. Sebisa mungkin dikurangi, dan hanya cinta, semangat hidup dan kasih sayang dari orang-orang terkasihlah menjadi obat penawar sakit yang maha dahsyat itu.

Suami terkasih dan ketiga anaknya menjadi obat penawar sakit dan multivitamin yang maha dahsyat mujarabnya ketika rasa sakit dan putus asa itu hadir. Perjalanan Tuban - Surabaya, akan menjadi perjalanan rindu yang harus tertembus dengan kesembuhan untuk menemani langkah para malaikat kecilnya di masa depan. Karena untuk Teh Mara, kesembuhannya adalah untuk anak-anaknya, kembali menunaikan tugas sebagai ibu seutuhnya.


(Pict : Koleksi Pribadi Teh Mara)

Juga ada para calon bintang masa depan lainnya di SMPN 2 BANCAR - Jawa Timur, yang menanti dirinya membagi ilmu dan menuntun mereka menuju masa depan yang lebih cerah.


(Pict: Koleksi Pribadi)

Adik ane Itha, memiliki motivasi, "bahwa Alloh tidak akan memberi cobaan dan ujian kepada makhluk-Nya jika tidak sesuai kemampuannya."

Sahabat ane Teh Mara, memiliki keinginan: "jika Allah memberi kesempatan hidup lebih lama, dirinya berharap bisa menjadi hamba yang lebih baik sebagai hamba-Nya." Subhanallah ....

Quote:
menjadi motto mereka dalam menghadapi segala ujian dan obat penawar rasa sakit.

Sungguh hal ini membuat ane malu dan kecil, karena diri ini sering putus asa dan marah saat ujian datang mendera. Padahal di luar sana, banyak orang-orang yang teruji lebih dari yang ane dapat.
Semoga thread ini bermanfaat untuk ane juga para GanSis semua. Dapat menjadi inspirasi untuk kita semua betapa berharganya hidup ini. Seperti yang dikatakan Ghonim bin Qois:

Quote:
,

Bandung 5 Desember 2019
Salam
#Novi Yanti
#NoviAnti686
Diubah oleh Novianti686 05-12-2019 12:51
AdelineNordicaAvatar border
AdelineNordica memberi reputasi
1
582
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Event from Kaskuser
Event from KaskuserKASKUS Official
3.3KThread621Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.