Lupakan sejenak bali, lombok, atau yogyakarta. Cobalah alternatif liburan baru yang belum pernah anda pikirkan sebelumnya. Daerah sumatra misalnya, mungkin kita sudah mengenal tempat tempat seperti danau toba, bangka belitung, dan batam. Bahkan daerah tersebut sudah terbilang mainstream di kawasan barat indonesia.

Bagaimana dengan bengkulu? Tidak, saya tidak akan membahas sejarahnya. Melihat banyaknya saksi bisu di sana, tentu tak ada habisnya jika kita membahas aspek historikal di tanah tersebut. Provinsi yang terus membenahi sektor wisatanya ini banyak melakukan perubahan di tempat yang menjadi langganan para traveler.



Jadi apa saja yang ada di tempat tumbuhnya bunga terbesar, rafflesia arnoldi ini? Butuh kira kira sejam 45 menit untuk sampai ke bandara fatmawati jika meluncur menggunakan pesawat dari jakarta. Dari atas, kaskuser dapat melihat pemandangan super menakjubkan gunung kerinci. Sesampainya di bandara, aroma laut sudah tercium. Tak heran, lantaran jarak bandara dengan panatai bernama panjang tak jauh. Pantai ini menjadi tempat mampir wajib para traveler karena mudahnya akses ke sana. Hamparan laut biru berbingkai pasir putih akan memanjakan mata anda. Apalagi, ribuan pohon cemara menjulang berhasil menjadi payung teduh dari terpaan cuaca yang bisa mencapai 40 derajat celcius di siang hari.

Pantai panjang tak hanya menjadi pemuas indera penglihatan saja, santapannya pun kian menggoda. Kaskuser bisa menjajal nikmatnya sate ceker yang terkenal di sana. Rebusan ceker lembut disiram dengan kuah padang, rasanya pas. Apalagi dikombinasikan dengan minuman es degan sebagai pembasah tenggorokan. Mau coba ATV? Dengan merogoh kocek 50 ribu saja, anda bisa keliling menggilas pasir selama satu jam.

Sampai saat ini, bengkulu bagian selatan masih menjadi primadona ketika berbicara daerah wisata potensial. Kalau tak mau terlalu mainstream, setelah istirahat cobalah berpetualang ke bagian utara. Sayang, akses menuju kawasan utara terbilang sulit. Untuk sampai ke sana anda membutuhkan angkutan yang jarang tampak. Beruntung jika teman kaskuser sudah mempersiapkan alat transportasi. Rute yang dilalui mengikuti garis pantai, teriknya sinar matahari dapat menyurutkan semangat bertualang. Desiran ombak dan angin laut menjadi teman terbaik kaskuser selama perjalanan.

Jangan sia siakan tiap langkah perjalanan, sempatkan diri untuk singgah di tiap tempat menarik yang sejalan. Perhentian pertama jatuh pada benteng fort marlborough. Marlborough dibangun oleh east india company (EIC) pada tahun 1713-1719, di bawah pimpinan gubernur joseph callet sebagai benteng pertahanan inggris. Konon ini merupakan benteng terkuat inggris di wilayah timur setelah benteng ST. George di india. Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota bengkulu dan memunggungi samudra Hindia. Benteng ini pernah dibakar rakyat setempat sehingga para penghuninya mengungsi ke madras, india.



Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa hindia belanda tahun 1825-1942, jepang 1942-1945 dan pada perang kemerdekaan indonesia. Sejak jepang kalah hingga tahun 1948, benteng ini menjadi markas polri. Namun pada tahun 1949-1950 benteng ini kembali diduduki belanda. Setelah belanda pergi tahun 1950, benteng ini menjadi markas TNI AD. Hingga tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya. Biaya masuknya tak mahal, hanya dengan 5 ribu rupiah, anda bisa melihat lihat seisi benteng. Sangat menarik, karena bagian depan benteng langsung menghadap ke laut. Kaskuser juga bisa menikmati sunset dari atap bangunan benteng.

Butuh sekitar 4 jam dari kota menuju desa karang pulau. Namun di tengah perjalanan, sekitar 1 jam dari kota, kaskuser bisa mampir ke suatu spot yang mirip surga, daerah sungai suci. Letaknya di kawasan bengkulu tengah, tepatnya di desa pasar pedati, kecamatan pondok kelapa. Konon spot ini belum banyak diketahui orang karena kalah pamor dengan banyaknya spot wisata di daerah selatan. Tempat ini pernah mendadak ramai karena menyimpan potensi batu akik, yang pernah ramai digandrungi. Sesampainya di sana, jika matahari mulai condong ke barat, wisata pantai ini sangat indah ketika matahari terbenam. Karena kemolekannya, spot ini menjadi langganan para fotografer untuk sesi foto pre-wedding.

Bentuk tebing dengan view hamparan laut yang mengarah ke samudera hindia ini sungguh memuaskan mata. Apalagi di pinggiran tebing dibangun bilik kayu dengan teman para pedagang makanan kecil. Barisan pohon karet dan sawit sesekali menutup pandangan ke arah laut. Ini bisa dimaklumi karena mata pencaharian mereka banyak dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit dan karet. Warga di sini banyak memperoleh pendapatan dari produksi kelapan sawit. Selain waktu panen yang singkat, sekitar 15 hari, untungnya cukup banyak. Kebanyakan dari mereka juga menyerahkan perkebunannya kepada vendor. Dalam sekali panen, si pemilik kebun bisa menghasilkan 6-11 juta.



Dan akhirnya kaskuser pun akan sampai di lokasi usai melewati jalan berkelok, gelap gulita, dan sepi penduduk. Sungguh perjalanan yang menyenangkan, tak ada sinyal dan minim penerangan. Sungguh suasana langka ketimbang di kota. Cuaca di bengkulu juga tergolong tak biasa bagi warga di jakarta. Sangat menyengat sedari pagi, dan sangat dingin di malam hari. Perjalanan yang belum tentu bisa terulang, urungkan niat anda untuk traveling ke negara lain. ini indonesia saya, indonesia kita semua.