Program deradikalisasi yang dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo akan menciptakan rasa aman masyarakat. Hal ini tentu akan turut menarik investor agar bersedia menanamkan modalnya ke Indonesia.

Pasalnya, jika negara tidak aman, maka akan sulit pula investor untuk masuk dan menanamkan modalnya. Untuk itulah, upaya deradikalisasi ini terus dijalankan, dengan tujuan agar investor memandang Indonesia sebagai negara yang aman dari ancaman teroris.

Kepala Staf Presiden moeldoko menjelaskan, pemerintah telah melakukan berbagai pendekatan untuk mencegah dan menanggulangi aksi terorisme, termasuk dengan melakukan deradikalisasi.

Langkah ini diambil Presiden Jokowi dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 77 tahun 2019 tentang Pencegahan Tindak Pidana Terorisme dan Perlindungan Terhadap Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, dan Petugas Pemasyarakatan.

Pemerintah menggunakan beragam pendekatan untuk meredam ancaman radikalisme dan terorisme, diantaranya pendekatan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, dan seterusnya.

Upaya deradikalisasi juga menjadi ajang pendekatan holistic guna meninggalkan cara-cara yang tidak benar, termasuk juga di dalamnya mengenai pelurusan konsep agama yang jauh dari radikalisme.

Pihak Istana menyadari, aspek stabilitas keamanan politik dan keamanan menjadi faktor penting yang dilihat calon investor sebelum masuk ke Indonesia.

Namun menurut Moeldoko, program deradikalisasi ini tak hanya menyasar aspek keamanan saja namun aspek lain yang secara holistik membuat paham radikal ini lenyap.

Kita mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk menjaga stabilitas keamanan di atas. Memang sudah seharusnya kasus terorisme ini ditangani dengan proporsional agar kepercayaan investor tumbuh.

Meski begitu, selain kerja pemerintahan, keamanan dan stabilitas nasional ini juga tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, mari ciptakan kondisi yang kondusif guna mendorong peningkatan investasi di tanah air.