Dalam beberapa pekan terakhir, terkabar banyak sekolah roboh. Fisik gedung hancur. Di Pasuruan, Jawa Timur. Di Sragen, Jawa Tengah. Di Bekasi, Jawa Barat.

Lantas: buru-buru langsung memprokamirkan semboyan darurat sekolah? Menghakimi kesalahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Sangat payah bila begitu logika berpikirnya.

Bagi yang berkesimpulan seperti tadi itu: Anda harus sekolah lagi. Mumpung Menterinya Nadiem Makarim. Figur anak muda yang telah diakui kreativitas dan inovasinya. Anak muda visioner.

Sekolah ambruk, rusak, bukan baru di era Menteri Nadiem atau masa pemerintahan Presiden Jokowi saja terjadi. Bukan menyalahkan pemerintahan sebelumnya: namun fakta dan datanya memang ada terjadi.

Kalau begitu; maka Indonesia selama ini masih darurat sekolah. Jangan di stigma ke masa Menteri Nadiem saja. Ditimpakan kesalahanya ketika Menteri Nadiem menjabat. Obyektif saja, perisiwa gedung sekolah ambruk telah lama terjadi.

Nah, ini yang akan dibenahi Menteri Nadiem ke depannya. Sebagai bagian program kerja kementeriannya yang sedang disusun. Kita tinggal menunggu saja realisasi tak ada lagi gedung sekolah runtuh di era Menteri Nadiem.

Menilik karakter Menteri Nadiem yang kreatif dan visioner, kiranya wajar kalau muncul rasa optimisme ke depan gedung sekolah ambruk bakal berkurang. Bisa saja ada inovasi diimplementasikannya untuk menghilangkan robohnya gedung sekolah.

Mungkin saja; sepenuhnya urusan pembangunan maupun rehabilitasi fisik sekolah diserahkan penuh ke Kementerian PUPR. Mengingat Kementerian PUPR paling memahami pembangunan. Nah, Menteri Nadiem berupaya membangun kualitas SDM pendidikan.

Jadi janganlah lekas-lekas menyerang Menteri Nadiem. Ia pun belum seumur jagung memimpin Kemdikbud. Tapi yakinlah: semoga ke depan tak ada lagi sekolah yang runtuh sebab inovasi digagas Menteri Nadiem.*