NASKAH FILM PENDEK
“Mencari Bapak”
Oleh: Akhfiya
Premis:
Rindu dan benci terhadap Bapak yang menghilang lama dan tak pernah kembali
Sinopsis:
Ini adalah kisah pencarian yang tak biasa. Sam (21 tahun) dihadapkan pada permintaan dari ibunya untuk mencari Bapak. Sosok yang paling ia benci karena telah meninggalkan keluarga mereka sejak delapan belas tahun yang lalu. Hanya berbekal sebuah alamat di buku nikah orangtuanya, mampukah ia menemukan Bapak? Bisakah ia menata hati untuk memaafkannya?
FADE IN
SCENE 1. INT. DI DALAM RUMAH, RUANG TAMU(sebuah rumah sederhana dengan perabotan minimalis)
CAST : SAM, MAMA, RASTI
Sam duduk berhadap-hadapan dengan ibu dan Rasti (kakaknya). Ibunya sedang menangis. Rasti pun ikut terisak, bahunya berguncang. Sam mengepal tangannya menahan amarah, wajahnya menunjukan rasa benci yang mendalam.
CAMERA : LONG-SHOT ke seluruh ruangan, menampilkan Sam, Ibu dan Rasti.
CLOSE UP bergantian dari wajah ibu ke wajah Sam.
DIALOG:
Quote:
Mama: “Pergilah, Nak. Mama mohon.” (mama menangis)
Sam: “Abang kan bisa jadi wali nikah kakak, Ma! Tak sudi abang mencari dia!”
(rahangnya mengeras, suara meninggi)
Mama: “Abang dengar sendiri apa yang disampaikan Pak KUA kemarin, kan? Kalau Bapaknya masih ada, maka Rasti harus dinikahkan oleh bapaknya. Diusahakan dulu mencari semampunya. Kalau tak ketemu juga, baru perwalian bisa pindah ke abang.”
Mama: “Mama mohon, Bang... Tolong...”
(mama bergerak ke arah Sam, menggenggam tangannya. Memohon sembari menangis)
FADE OUT wajah Sam
Cut to
SCENE 2. EKT. BANDARA MINANG KABAU
CAST : Sam
CAMERA: CLOSE UP Sam yang baru turun dari pesawat
SOUND- EFFECT; Suara deru mesin pesawat
Cut to
SCENE 3. EKS. BANDARA
CAST : Sam dan Supir Travel
CAMERA: CLOSE UP ke bagian depan mobil. Seorang supir membukakan pintu mobil, Sam masuk ke dalam mobil.
Cut to
SCENE 4. INT. DI DALAM MOBIL
CAST: SAM dan SUPIR TRAVEL
Sam menatap ke luar jendela mobil yang di tumpanginya. CLOSE UP ke wajah Sam, pandangannya kosong. Di luar tampak pemandangan kota Padang dan bukit-bukit yang menjulang indah.
SOUND EFFECT: lagu Minang dari lcd mobil
DIALOG
Quote:
Supir: Dari Jakarta ya, Uda?
Sam: (tersadar dari lamunan) eh, iya, Pak.
Supir: Sudah lama tak pulang kampung?
(bertanya sambil melihat wajah Sam dari balik cermin kemudi)
Sam: Baru kali ini, Pak. (senyum)
Cut to
SCENE 5. EKT. HALAMAN RUMAH GADANG di Kota Solok
CAST: SAM
CAMERA : LONG-SHOT ke langit biru, bukit-bukit yang mengelilingi kota solok dan sawah di seberang rumah gadang.
Sam seperti orang kebingungan. Ia berkali-kali melihat alamat pada kertas di tangannya, lalu menatap rumah gadang.
CLOSE UP pada kertas di tangan Sam.
Cut to
SCENE 6 . EKS. RUMAH GADANG
CAST : SAM, SEORANG PEREMPUAN PARUH BAYA DAN SEORANG GADIS
CAMERA CLOSE-UP kepada dua orang wanita yang baru keluar dari rumah gadang.
-DIALOG-
Perempuan paruh baya: Cari sia, Nak? (bertanya heran)
CLOSE UP wajah bingung Sam, tidak mengerti bahasa yang digunakan wanita di depannya.
Si Gadis menangkap kebingungan Sam
DIALOG
Quote:
Gadis: Cari siapa, Uda?
Sam: Saya cari alamat rumah ini, uni? (Sam menyodorkan kertas di tangannya)
Sam: Rumah pak Muhidin
ClOSE UP WAJAH Perempuan paruh baya dan si gadis saling berpandangan. Keduanya menggeleng.
Gadis: Pak Muhidin sudah pindah sejak 15 tahun yang lalu, Uda.
Cut to
SCENE 7. INT. RUANG TAMU RUMAH GADANG
CAST: SAM, PEREMPUAN PARUH BAYA, GADIS
CAMERA LONG SHOT Seluruh ruang tamu
Gadis membawa nampan berisi segelas teh dan ketela rebus.
DIALOG:
Quote:
Perempuan Paruh Baya: Kalau boleh tau, Ada keperluan apa Nak Sam jauh-jauh dari Jakarta mencari Pak Muhidin?
Sam ragu-ragu menjawab.
Gadis: Diminum dulu tehnya, Uda.
Sam meneguk teh.
Sam: Saya anaknya, Bu.
Gadis dan Perempuan Paruh Baya kaget.
Perempuan paruh baya: Anaknya yang mana? Kamu jangan menipu kami, ya. (marah)
Sam: Saya tidak menipu, Bu. Ini bukti buku nikah Ibu saya dan Bapak Muhidin.
CLOSE UP buku nikah
Gadis: Pak Muhidin itu Bapak saya, Uda. (menangis)
Sam: Jadi memang benar dia sudah menikah lagi. Pantas tidak pernah kembali (Berbicara sinis)
Perempuan Paruh Baya: Saya tidak tau kalau Uda Muhidin pernah menikah dan punya anak selain dengan saya! (menjawab ketus)
Sam: Untuk apa saya datang jauh-jauh hanya untuk menipu.
Perempuan Paruh Baya: Barangkali, siapa yang tau.
Sam: Apa perlu saya perlihatkan lagi buku nikah orangtua saya tadi? Di sana jelas-jelas tertera foto, nama lengkap dan alamat Pak Muhidin. Kalau bukan karena kakak saya akan menikah, takkan sudi saya mencari laki-laki itu sampai sejauh ini. (Marah)
CLOSE UP Perempuan Paruh Baya membuang wajah ke luar jendela.
Sam: Jadi dimana dia sekarang?
Gadis: Bapak sudah lama tidak tinggal bersama kami lagi, uda. Sudah bercerai dengan Mak.
CLOSE UP Wajah Sam yang kaget.
Camera pindah CLOSE UP wajah Gadis yang sedih.
Cut to:
SCENE 8: EKS. DI ATAS MOTOR
CAMERA LONG SHOT Pemandangan rumah penduduk, sawah di sisi kiri dan kanan, langit biru dan matahari yang terik
CAST: Sam, Gadis
DIALOG
Quote:
CLOSE UP Gadis
Gadis: Uda Sam jangan kaget saat bertemu Bapak. (berbicara di atas motor)
Sound Effect: Suara deru knalpot motor dan desau angin.
CLOSE UP Punggung Sam.
Sam: Apa?! Kamu ngomong apa? Gak jelas. (Sam menjawab setengah berteriak).
Gadis: Jangan kaget saat bertemu Bapak. (Berbicara keras).
Sam: O, ya, yaa...
Cut to
SCENE 9: EKS. Perkebunan Teh, Solok
CAMERA LONG SHOT hamparan kebun teh yang menghijau dan para pemetik teh.
CAST: Sam, Gadis
CLOSE UP Gadis menepikan dan mematikan mesin motor.
DIALOG:
Quote:
Gadis: Tunggu di sini bentar.
CLOSE UP Sam mengangguk
Cut to
SCENE 10: Eks. Kebun Teh
CAST: Sam, Gadis, Pemetik Teh
Gadis berjalan menemui seorang pemetik teh, berbicara sebentar, lalu kembali ke motor. Menghidupkan mesin motor berkali-kali, lalu berangkat.
Cut to
SCENE 11: EKS. Kebun Cabe
CAMERA LONG SHOT Ladang cabe dan tomat, langit biru
CAST: Sam, Gadis, Seorang Pria Odgj (orang dengan gangguan jiwa), Nenek tua
CLOSE UP Sebuah rumah di samping ladang
Pindah camera
CLOSE UP seorang lelaki paruh baya yang sedang duduk termenung memandang langit.
Pindah camera
CLOSE UP Gadis dan Sam turun dari motor.
DIALOG
Quote:
Gadis: Assalamu'alaykum, Apa.
Gadis menyalami lelaki ODGJ.
CLOSE UP Wajah Sam bingung.
Gadis: Itu Pak Muhidin
Sam kaget. Wajahnya memerah. Tangannya terkepal. Gadis mencengkram lengannya.
Cut to
SCENE 12. EKS. Rumah di samping kebun cabe
CLOSE UP nenek tua keluar dari dalam rumah.
DIALOG:
Quote:
Nenek: Kinan, kapan datang?
Gadis (ternyata bernama Kinan): Baru saja, Nek.
Nenek: Sia tu nan samo Kinan? Calon marapulai? (siapa itu yang bersama kinan, calon suami?)
Gadis: Bukan, Nek. Ini cucu nenek.
Nenek: Cucu yang mana?
CLOSE UP wajah nenek sedang berusaha mengingat-ingat.
Gadis: Cucu dari istri pertama ayah, Nek.
Nenek: Ya Allaaah (menangis, memeluk Sam) maafkan Nenek. Maafkan. Ini semua salah nenek.
CLOSE UP Nenek memeluk Sam.
Cut to
SCENE 13. EKS. Bangku panjang di teras rumah
DIALOG:
Quote:
Nenek: Maafkan nenek ya, Sam. Dulu nenek yang menyuruh *Apak ang (ayah kamu) pulang. Nenek dulu tidak setuju Muhidin menikah dengan ibu kamu. Nenek berbohong menyuruh Muhidin pulang karena nenek sakit. Padahal Nenek sudah menyiapkan pernikahan dengan Mama Kinan di sini. Maafkan Nenek ya.
CLOSE UP Nenek menangis tersedu-sedu.
Nenek: Muhidin berkali-kali ingin kembali ke tempat kalian, tapi nenek mengancam akan bunuh diri kalau Muhidin nekat pergi. Lima bulan setelah pernikahan itu, Muhidin sering melamun. lama-lama jadi suka menyendiri, menangis tiba-tiba, tertawa dan bicara sendiri. Setelah Kinan lahir, Ibunya Kinan menggugat cerai. Nenek lalu membawa Muhidin ke sini.
Sam: Kenapa tidak ada yang berusaha mencari kami? Padahal kami hidup menderita sejak Bapak pergi. Kenapa nenek tega sekali memisahkan kami?
Nenek: Maafkan Nenek (menangis). Dua tahun setelah Muhidin menderita gangguan jiwa, Mamak (paman) kamu pergi mencari kalian ke Batam, ternyata kata orang sana kalian sudah pindah. Tak ada yang tau kemana.
Sam: Kami merantau ke Jakarta, Nek. Hidup terlunta-lunta.
Nenek: Nenek bersalah pada keluarga kalian. Nenek sudah membawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa, tapi tak juga sembuh. Bapakmu sakit mungkin karena tak kuat menanggung rindu pada kalian.
Cut to
SCENE 14. EKS. Di Teras dekat Muhidin duduk termenung
CLOSE UP Wajah Muhidin, pandangan matanya kosong
DIALOG:
Quote:
Gadis: Pa, ini Uda Samsul Bahri datang mencari Apa.
Nenek: Anak Si Saimar ko Muhid. (menggenggam tangan Muhidin)
CLOSE UP Muhidin menoleh memandang Sam.
Muhidin: (menangis seperti anak kecil) Saimar, Saimar, jampuik den, Saimar (jemput aku, Saimar).
Sam, Nenek dan Gadis menangis.
Sam: Kakak akan menikah minggu depan, izinkan Sam membawa Bapak ke Jakarta, Nek.
Cut to
SCENE 15. EKS. BANDARA MINANGKABAU
CAMERA LONG SHOT pesawat yang akan berangkat.
CLOSE UP Kinan dan Nenek yang mengantar keberangkatan Sam dan Muhidin.
FADE OUT
CREDIT TITLE