djrahayuAvatar border
TS
djrahayu
Tak Ada Yang Peduli
Hari ini luruh sudah pertahananku. Rasa tangan ini benar-benar geram. Ingin rasanya aku menampar. Namun, aku cuma bisa menangis dan menguntai rasa dalam diriku dengan untaian kata.


000


Ini sudah ke dua kali semenjak ia mengatakan itu. "Nggak ada yang peduli dengan ku."


Beberapa hari yang lalu. Yogi pulang sore hari. Namun, bukannya langsung berganti pakaian. Anak itu malah asyik dengan Mobile Legend. Padahal mulutku sudah berbusa mengatakan untuk berganti baju. Agar sekalian kucuci dengan pakaian lain.


Sampai menjelang Maghrib, dia baru mengganti pakaian dan mandi. Selepas shalat, Yogi kembali asyik dengan game Mobile Legend kesayangannya.


"Bajunya gimana, Bang?" tanyaku yang sudah lelah, karena kerjaan rumah yang tak kunjung selesai. Meski hari beranjak malam.


"Nanti!" bentaknya dengan kesal. Aku pun hanya mampu berdiam diri.


Selepas isya' dia pun sibuk dengan tugasnya. Sedangkan aku merebahkan diri di atas sofa sambil menemani ia yang asyik membuat makalah.


"Baju belum dicuci. Tugas belum selesai. Enak sekali, Kakak bisa tidur. Ck!" decaknya, "emang dasar, nggak ada peduli sama aku."


Saat itu, yang ada dipikiranku adalah menamparnya dengan kuat. Namun, logika bermain. Karena, sudah lewat tengah malam waktu itu.


Dan hari ini, ia meminta uang padaku untuk membeli susu Bearbrand. Namun, aku tak pegang untuk membelikannya susu. Di dompetku hanya ada uang dua ribu dan itu pun sudah kutunjukkan padanya.


Lalu, apa yang dilakukakannya? Ia membentakku, saat kupanggil untuk makan. Padahal maksudku biar badannya fit besok saat menghadapi ujian semester. Namun, apa yang dia katakan? "Memang nggak ada yang peduli denganku." Dia berkata sambil ngeloyor pergi mengambil uang di saku seragam putih abu-abu yang dipakainya tadi.


Tak lama kemudian, dia membawa buavita jambu ke dalam rumah. Membuatku merasa kesal. Ingin rasanya aku menangis dan marah. Namun, apa daya. Hari ini sudah malam dan semua orang lelah. Bila kuutarakan semua. Maka, masalah akan membesar.


Akhirnya kuputuskan untuk menghilangkan kegalauanku dengan menulis di jurnal harian. Akan tetapi, di tengah asyik merangkai aksara, Riski memanggilkku. Ia memintaku untuk memasang seprei di kasurnya.


“Pasang sendiri kenapa.” Aku benar-benar lelah hari ini. Apalagi debaran jantungku masih kencang, larena siang tadi hampir keserempet mobil. Hal ini, karena motorku oleng. Memabawa beban lebih dari lima kilo di stang bagian kiri.


Padahal biasanya, aku tidak akan oleng membawa barang belanjaan dengan mencantolkannya di stang kiri. Karena, tidak ada cantolan pada motor gigi yang kukendarai untuk barang yang dibawa.


“Emang itu penting, ya?” tanya Yogi dengan nada membentak. “Cuma nulis gitu doing! Emang penting, ya? Nggak ada manfaat dan mutunya juga.”


Aku memejamkan mata dan menahan diri. Emosiku ingin meledak-ledak. Karena selama ini, aku pun tak pernah mempermasalahkan Mobile Legend. Bahkan, pernah aku minta jemurin pakaian. Namun, setelah dua jam aku membersihkan dapur dan ruangan belakang, ia masih asyik dengan game ditangannya.


Astaghfirullah. Rasanya aku ingin benar-benar ingin marah. Akan tetapi, orang tua ku lagi kurang sehat dan hari sudah larut. Mungkin esok saat aku tenang atau mungkin akan kubiarkan aja. Karena, juju raku lelah berdebat dengan mama yang selalu membela kedua putera kesayangannya.


Bahkan, saat aku meminta mereka menyapu. Mama akan bertanya, emangnya aku mau  ngapain. Kenapa nggak nyapu sendiri. Lagi pula, mereka cowok.


Haaah! Rasanya amat frustasi. Benar-benar frustasi.


Argamakmur, 26 November 2019


graybpnAvatar border
graybpn memberi reputasi
1
442
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.