Sisa dua bulan 2019 berjalan, realisasi penerimaan negara masih lesu.LOYO | Sisa dua bulan 2019 berjalan, realisasi penerimaan negara masih lesu. Kinerja pendapataan negara sampai dengan Oktober 2019 mencapai Rp1.508,9 triliun atau tumbuh 1,2 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Oktober 2018 yang mencapai 21,3 persen.

Dari laporan APBN per Oktober, penerimaan pajak baru mencapai Rp1.018,47 triliun, hanya tumbuh 0,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada saat yang sama, penerimaan negara yang melemah itu pun harus menutup belanja pemerintah. Hingga Oktober, belanja negara yang dikeluarkan pemerintah mencapai Rp1.798 triliun atau mencapai 73,1 persen dari target APBN yang mencapai Rp 2.461,1 triliun.

Alhasil ada kekurangan atau defisit anggaran hingga Rp289,06 triliun atau 1,79 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit ini lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yaitu Rp 252,37 triliun atau 1,57 persen dari PDB, dan mendekati target APBN 2019 yaitu Rp 296 triliun atau 1,84 persen dari PDB.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak lesu itu karena sejumlah faktor, mulai dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan mitra dagangnya, masih adanya ketidakpastian Brexit, quantitative easing oleh European Central Bank (ECB), hingga krisis politik di Hong Kong.

Ditambah, masih melemahnya harga minyak dunia dan komoditas yang kerap menjadi andalan ekspor Indonesia.

Tekanan global tersebut memberikan dampak ke ekspor Indonesia. Nah, ekspor yang melemah ini, mengakibatkan penerimaan pajak di sektor-sektor unggulan ikut melempem.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/infogra...efisit-melebar

---

Baca juga dari kategori INFOGRAFIK :

- Infografik: Jiwasraya dilaporkan ke Kejaksaan Agung

- Infografik: Kronologi uang titipan Rp23 m milik Wiranto

- Infografik: Hari Diabetes Sedunia, penderita meningkat