Hola-hola kembali lagi di thread om lembu ganteng, yang super gaul abiez. Eh btw, Kaskus Kreator ngadain Event loh, event itu terkait dengan TASTETHELOCALalias MLDSPOTKONTENHUNT alias KASKUSXMLDSPOT, yaitu event konten inspirasi untuk kalian semua. 

Well, kali ini Om Lembu Ganteng akan bercerita tentang kampus biru kebanggaanku yang menjadi INSPIRING PLACEbagi Om Lembu sepanjang hayat Om Lembu. Loh kok bisa sih Om Lembu? Eman istimewanya UGM itu apa sih? Kan, sama aja dengan kampus lain?

Eits, tunggu dulu gan-sis. Benar sih, UGM itu secara fisik (dilihat pakai mata) sama seperti kampus besar lain seperti Princeton University (USA) atau Tokyo University (Jepang). Namun tau enggak sih, UGM itu dibangun menggunakan semangat perjuangan dan tirakat darah bangsa ini. Loh enggap percaya? Makanya dibaca terus ya thread Om Lembu Ganteng ini, jangan skip ke thread yang lain, hehehe.

Jadi gini, UGM itu lahir pada tanggal 19 Desember 1949. Agan tahu sendiri kan, bahwa di tahun-tahun tersebut merupakan tahun-tahun genting pasca peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. Menengok ke belakang, pendirian UGM sebenarnya didasari oleh kesadaran dan komitmen tinggi dari para cendekiawan pada waktu itu terhadap peningkatan martabat manusia.

Pada tahun 1946, Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenarjo, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran, Dr. Soeharto berkumpul di gedung SMT Kotabaru guna membahas "pembangunan pendidikan tinggi atau universistas"  yang asli ciptaan (Made In) orang Indonesia, mengingat bahwa pada waktu itu NICA sudah mendirikan sebuah universitas di Batavia. Indonesia tidak boleh gagal mendirikan Universitas, poin penting pada rapat waktu itu.

Akhirnya pada tanggal 3 Maret 1946, ditemukan mufakat dan dalam pertemuan tersebut diumumkan akan didirikan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang mana terdiri atas Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan.

Dengan berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, maka per tahun 1946 telah terdapat 2 buah perguruan tinggi di Yogyakarta. Yang satu adalah Sekolah Teknik yang berdiri tanggal 17 Februari 1946. Sekolah Teknik ini merupakan sebuah usaha kelahiran kembali Sekolah Tinggi Teknik Bandung, yang mana ditutup karena imbah perang antara Indonesia melawan tentara sekutu.

Namun sayang sekali, pada tanggal 19 Desember 1948 terjadi agresi militer Belanda ke Yogyakarta. Akibatnya kedua unversitas yang masih berumur muda tersebut terpak ditutup. Para mahasiswa dan dosen di kedua universitas tersebut ikut serta berjuang melawan gempuran agresi militer yang dilakukan oleh Belanda tersebut.

Singkat cerita, banyak sekali perguruan-perguruan tinggi yang masih muda namun diharuskan terpaksa tutup karena adanya agresi militer Belanda. Contohnya adalah di Kota Klaten tahun 1946 terdapat Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1 946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Pergurutan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946).

Hingga pada tahun 1949 pasca agresi milter Belanda, atau lebih tepatnya tanggal 20 Mei 1949 terdapat rapat cendekiawan di Kepatihan Yogyakarta. Rapat tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah: beberapa anggota rapat menyanggupi pendirian perguruan kembali di wilayah republik, yaitu Yogyakarta. Mereka yang bersedia adalah Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito.

Salah satu kesulitan dari pembangunan sebuah universitas adalah keberadaan dana. Maka dari itu, dengan rendah hati sang sultan HB IX memberikan sebagian tanah kerajaannya dan uang beberapa golden (mungkin untuk hari ini bernilai trilyunan) kepada UGM. Pada tanggal 19 Desember 1949 diresmikanlah universitas pertama ciptaan bangsa Indonesia, Universitas Gadjah Mada, di Yogyakarta oleh Bapak Proklamasi kita, Ir. Soekarno.

Pemilihan nama Gadjah Mada sendiri memiliki makna yang sangat dalam. Nama Gadjah Mada diambil dari sosok maha patih dari Kerajaan Majapahit yang dengan sumpah Tan Amoekti Palapanya, berhasil mempersatukan kembali Nusantara. Teladan tersebut kemudian dijadikan oleh UGM sebagai Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan dan Universitas Kebudayaan.

Gimana? Engga kalah kan, UGM dengan Universitas sekelas Tokyo University atau Princeton Universiy? Hehehe ...

Sekian penjelasan dari Om Lembu, kilas balik inspirasi dari perjuangan UGM untuk rakyat Indonesia.

Akhir kata,

Hidup Mahasiswa Gadjah Mada ....!!!! 

Sumber :