Seorang pemuda dengan kondisi wajah berdarah-darah digiring warga ke Mapolsek Delitua, Jumat (15/11/2019) dinihari.

Informasi yang dihimpun, pria itu disebut baru saja menjambret seorang wanita di Jalan Setia Budi, tepatnya di kawasan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan.

Belakangan diketahui pria itu bernama Riky (23), warga asal Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Wanita berinisial RAP alias Kiki yang mengaku merupakan korban penjambretan juga ikut ke Mapolsek Delitua.

Menurut Kiki, peristiwa itu terjadi saat dia sedang berjalan kaki dari Banda Sakti menuju Hotel Bukit Permai di Jalan Setia Budi Ujung, Kecamatan Medan Tuntungan.

“Aku lagi jalan bang, dari Hotel Banda Sakti mau ke Hotel Bukit Permai. Tiba-tiba dijambret dia tas ku. Isinya gak adanya, cuma uang Rp70 ribu ajalah,” sebut wanita yang mengaku asal Tanjung Morawa ini.

Begitu tasnya dirampas, Kiki pun spontan berteriak sehingga mengundang perhatian warga sekitar. Beramai-ramai, warga coba mengejar pria yang mengendarai Honda CB150R warna merah.

Melihat warga mengejarnya, pria itu langsung memacu sepedamotornya ke arah Simpang Selayang.

“Mau sampai Simpang Selayang, ada orang kemalangan, jadi jalannya sempit. Di situ ditabraknya mobil pickup,” katanya.

Begitu terjatuh, sekelompok warga di sana langsung menangkap Riky. Tak ayal, pemuda itu pun langsung jadi pelampiasan amarah warga.

Beruntung, tak lama kemudian patroli Unit Sabhara Polsek Delitua melintas di sana. Melihat keramaian, petugas langsung berhenti lalu mengamankan Riky ke Pos Polisi Simpang Selayang.

Dengan wajah meringis menahan rasa sakit akibat dan luka di bagian kepala, Riky kemudian diboyong ke Mapolsek Delitua.

Pantauan di Mapolsek Delitua, Kiki kemudian membuat laporan sementara Riku diamankan di ruang Unit Reskrim. (Sam)

https://news.metro24jam.com/read/201...r-diamuk-massa
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yak seperti biasa, apalagi hari kamis jumat sabtu, ramai bocah hingga manula mukakpetak melakukan kegiatan tradisi religious warisan nenek moyang mereka ke kampung2 orang lain, apalagi pemukiman chinese, jawak, dll

Bocah2 kampung badur dan aur menumpat putaran balik di jalan monginsidi, dan yang lebih kecil menghalang halangin mobil lewat di bundaran jalan juanda, supaya mobil terpaksa kasih duit ke mereka sementara jalan juanda sendiri sempit karena badan jalan dijadikan parkiran oleh bapak mamak nya

Seperti biasa, sesudah kenyang membuat jalan macet dan malak pengemudi, bocah2 l0nte sucik kali kefarat deli, jalan pecah jadi 2 rombongan, yang atu "main bola" jam kalong di kampung orang lain dan yang atu lagi bawa gitar, buat malak ngamen sembari nyolong di multatuli

Terimakasih kepada aparat2 medan yang selalu berusaha keras untuk menjadikan medan SETAIK TAIKNYA SESUAI DENGAN KEARIFAN LOKAL SI TAIKPETAK

Pertahankan prestasi nya wahai aparat medan