Sejak dahulu hingga sekarang radanya tak pernah mendengar kabar ada orang yang mendapatkan uang melalui proses ritual. Tak ada yang terbukti! Namun kejadian yang lebih tenar dengan sebutan penggandaan uang kembali terjadi.
Seperti dilansir dari Surya Malang.com (7/11/2019) meski namanya sedikit lebih feminim yakni "dana hibah" tak sesadis dengan nama "penggandaan uang" namun prosesnya memiliki kesamaan.
Kejadiannya berawal dari pertemuan antara korban bernama Suprapto (47) dengan tersangka berinisia ZA (51). Tersangka dulunya pernah bekerja pada korban dan setelah resain anatara keduanya tak pernah lagi bertemu hampir 5 tahunan.
Pada suatu hari ZA dan Suprapto bertemu. Dimomen itulah ZA menawarkan dana hibah dengan menyebut nominal sebesar Rp11 miliyar.
“Katanya, uang hibah itu untuk disalurkan kepada anak yatim piatu,” ungkap AKP Inggal Widya Perdana, Kapolsek Sedati kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (6/11/2019).
Kepada korbannya, ZA yang mendatangi rumah korban di Pepe Indah, Sidoarjo, menebarkan aroma manis yang menggiurkan meskipun syarat pencairannya korban harus menyetorkan uang sebesar Rp76,5 juta rupiah.
Alasannya uang sebesar itu untuk keperluan membeli minyak dan perlengkapan lain.
“Lalu korban diberikan tiga koper agar disimpan baik baik. Tersangka minta agar koper tersebut tidak dibuka sampai ada perintah dari seorang kakek,” terang AKP Inggal Widya Perdana.
Sesuai perintah pelaku, korban pun tak berani melanggarnya membuka koper tersebut dengan waktu yang tidak ditentukan.
Setelah sekian waktu tersangka tak juga memverika kejelasan kapan koper itu visa dibuka, korban pun nekad melanggarnya.
Kaget dan shok setelah koper itu dibuka oleh korban. Isi didalam koper yang didalam angannya berupa tumpukkan uang miliyaran ternyata hanyalah tumpukan kertas HVS dan buku tulis.
Sadarlah korban kalau dirinya teah ditipu oleh ZA, kemudian langsung meaporkannya ke polisi.

Entah apa yang membuat para korban begitu mempercayai dengan uang yang bakal berlipat ganda dengan ritual. Padahal sejauh ini belum ada kabar satu pun yang menghebohkan seseorang mendapat uang dari hasil ritual. Yang sering didengar justru sebaliknya, hanyalah korban, korban dan korban yang diiming-imingi mendapat uang beratus-ratus lipat dari uang asli yang disetorkan.
Jika melihat dari latar belakang para korbannya, rata-rata memiliki permasalahan yang berkaitan dengan kondisi kepepet seperti membutuhkann uang banyak untuk membayar utang atau hanya ingin menjadi orang kaya dengan cepat tanpa harus capek-capek berusaha dan memiliki modal besar.**