Buku marriageable yang saya punya adalah cetakan yang kesepuluh tahun 2014, dari yang saya baca dibuku ini cetakan pertamanya adalah pada tahun 2006. Artinya buku ini sudah dicetak ulang sebanyak 10 kali. Dan saya sendiri kurang tau setelah cetakan ke-10 apakah dicetak lagi atau tidak.

Tentang buku ini, buku ini bercerita tentang tokoh utama flory seorang gadis yang umurnya sudah awal 30an dan belum ada rencana menikah. Flory berusaha mgempertahankan idealismenya bahwa menikah bukanlah satu-satunya cara untuk bahagia.

Idealisme flory ini berawal dari keadaan keluarganya sendiri terutama papa dan mamanya yang tidak menunjukkan citra kehidupan pernikahan harmonis. Ada satu kalimat yang saya kutip dari buku ini yang cukup member kesan yang dalam yakni “materi memang dilemma dalam sebuah rumah tangga. Kalau miskin, orang-orang akan bercerai karena kekosongan materi. Tapi kalau kaya, orang-orang akan bercerai karena kekosongan yang ditimbulkan dari kesibukan mencari materi. Mungkin hidup sebaiknya sedang-sedang saja.Tapi, well BMW memang selalu lebih menggoda dari balik kemudi kijang”. Satu kutipan itu sudah cukup membuat saya tertampar. Kadang-kadang setelah berumah tangga kita sibuk menghabiskan waktu kita untuk mengejar materi agar kita bisa bersaing dengan lingkungan kita yang sudah maju. Tetangga atau saudara sudah mampu beli mobil kita langsung terpacu bagaimana caranya agar bisa beli mobil juga minimal yang sama atau bahkan yang lebih bagus.

Sampai akhirnya kita menjauh dari pasangan kita karena terlalu sibuk, kekosongan yang ditimbulkan dari kesibukan mencari materi. Tapi kita juga tidak bisa bersantai-santai dan melupakan kewajiban kita untuk mencari materi yang menunjang kehidupan berumah tangga. Baiknya memang hidup sedang-sedang saja.

Kembali ke buku marriageable selain dari kutipan diatas banyak lagi kutipan yang bisa menginspirasi kamu. Gaya penulisan buku ini sangat terbuka, sangat relate dengan kehidupan kita sehari-hari. Belum lagi percakapan flory dan teman-temannya yang cukup sarkastis bisa bikin kamu ketawa ngakak.

Menurut saya secara garis besar buku ini bercerita tentang perempuan yang takut mencintai dan berhenti dicintai, tentang perempuan yang mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan dalam hidup, apakah sungguh menikah adalah jalan keluar bagi kita yang sedang kesepian? Buku inipun bercerita tentang perasaan tidak aman sebagai wanita baik yang sedang sendirian ataupun sudah memiliki pasangan. Pada kenyataannya perasaan tidak aman yang dimiliki wanita akan terus ada, dan sebagai laki-laki reaksi mereka sangat mempengaruhi rasa tidak aman ini.
Konflik dibuku ini menurut saya jawabannya hanya bisa diselesaikan oleh flory sendiri, jadi buku ini benar-benar masuk kedalam otak saya sebagai perempuan. Tentang bagaimana flory menemukan jawaban yang sesungguhnya dia inginkan darisuaminya, tentang rumitnya masalah yang sudah terjadi, pada akhirnya flory hanya butuh jujur, terbuka dan terang-terangan untuk menyelesaikan masalah antara mereka berdua.
Dari buku ini saya jadi berpikir, sebenarnya terkadang masalah yang terjadi diantara pasangan tidak serumit itu andai kita bisa terbuka dan bicara secara terang-terangan. Tidak ada makna tersirat atau kode-kode kata. Laki-laki bukan makhluk yang bisa mengerti arti kata “gapapa” dari perempuan.

Saat membaca buku ini, kamu sungguh akan dibawa kepada kenyataan yang sebenarnya terjadi disekitar kita. Perasaan kita akan menjadi kesal dan tertawa bersamaan. Kemudian tertawa dan menangis disaat yang sama.
But, mengingat buku ini secara umum bercerita tentang pernikahan sebaiknya buku ini dibaca untuk kamu yang sudah dewasa. Saya pribadi baru membaca buku ini saat berumur 21 tahun. Kamu juga sebaiknya begitu yaa.