riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Tidak Ada Kata Kemahalan Untuk Komodo


Hai GanSis!! Sudah Pernahkah GanSis semua melihat langsung kadal raksasa Komodo langsung di habitatnya di pulau Komodo? Bila GanSis belum pernah kesana dan berkeinginan kesana, makan GanSis perlu perjuangan lebih keras untuk menebus harga tiket masuknya?

Karena Pulau Komodo akan dijadikan kawasan wisata ekslusif. Pengunjungnya dibatasi dan yang bikin tercengang ialah tiket masuk yang sangat mahal. Mencapai Rp.14 juta. Siap-siap nabung ya!

Quote:


Sontak saja pro dan kontra mengiringi kabar mahalnya tiket masuk Pulau Komodo. Ada yang bilang kemahalan, menurunkan minat wisata ke Pulau Komodo, uda tiket pesawat mahal, tiket masuk wisata juga mahal. Dan mendengar tiket masuknya Rp.14 juta tentunya jiwa-jiwa kemiskinan saya akan memberontak. Belum sempat ke Pulau Komodo, ehh harga tiketnya uda selangit!!

Benar, bila kita melihat mahalnya tiket masuk Pulau Komodo secara sekilas atau judulnya saja. Maka kita akan berpikir ini kemahalan, tidak adil, emangnya hanya orang-orang kaya saja yang boleh lihat Komodo.

Tapi bila kita pahami lebih jauh lagi. Maka kita jadi berpikir; "oh iya juga ya". Saya sendiri terus terang belum pernah ke Pulau Komodo dan bukanlah orang yang mengikuti secara rinci isu penutupan hingga harga mahal tiket masuk Pulau Komodo. Awalnya saya hanya tahu Pulau Komodo akan ditutup sementara dengan alasan memperbaiki tempat wisata. It's okelah, semacam maintenis eh maintenance.

Tapi belakang muncul wacana tiket masuk Pulau Komodo menjadi Rp.14 juta. Wah, kenapa gitu. Tapi saya cari tahu informasi lebih lanjut. Bagi saya ini bukan soal mahalnya harga tiket masuk. Tapi keberlangsungan hidup Si Naga Purba di habitat aslinya.

Komodo itu bukanlah hewan sirkus. Orang datang, bayar, lihat dan senang-senang. Masalahnya gak sereceh itu.

Ini menurut informasi yang saya peroleh ya, semoga gak salah. Jadi isu penututupan kawasan wisata Pulau Komodo ini mencuat sebab beberapa masalah yang terjadi. Baik itu perubahan sifat alami Komodo, ketersedian makanan, hingga kasus penyelundupan Komodo ke luar negeri.

Intinya Pulau Komodo ini bukan hanya sebuah tempat wisata. Tapi juga sebuah kawasan konservasi. Sebagai tempat wisata dengan daya tarik binatang purba dan embel-embel New7Wonders, maka akan dibanjiri wisatawan. Disamping itu, membludaknya jumlah pengunjung juga berpotensi merusak ekosistem sebagai syarat biota itu hidup. Nah, disinilah tantangan yang dihadapi Pulau Komodo. Antara ekonomi dan konservasi.

Quote:


Awal Pulau Komodo sudah diputuskan akan ditutup mulai Januari 2020. "Dari hasil rapat diputuskan Pulau Komodo ditutup sementara mulai Januari 2020," kata Kepala Biro Humas Pemprov NTT, Marius Jelamu, seperti dikutip dari Tempo Jumat (29/3/2019)

Penutupan ini merupakan respons dari kasus penyeludupan 41 komodo yang dijual ke luar negeri dengan harga Rp 500 juta per ekor. Kasus penyelundupan binatang yang dilindungi itu diungkap oleh Polda Jawa Timur.

Sementara itu, Kepolisian Daerah Jawa Timur mengungkap penjualan 41 komodo ke luar negeri dengan harga Rp500 juta per ekor oleh jaringan penjahat, yang sudah tujuh kali melakukan aksi semacam itu sejak 2016 sampai 2019.

Menurut polisi, tersangka pelaku melakukan aksinya dengan mengambil anak-anak komodo setelah membunuh induknya. Adapun enam bayi komodo yang diamankan penyidik Polda Jawa Timur akan dikembalikan ke habitatnya di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tujuannya ditutup kawasan wisata Pulau Komodo ini untuk memberi kesempatan pemerintahan daerah agar dapat memperbaiki tempat konservasi dan memastikan pasokan makan Komodo terjaga dengan baik.

Sementara itu sumber penghasilan penduduk Pulau Komodo terancam hilang jika Pulau Komodo ditutup. Namun, akhirnya Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengambil jalan tengah: Pulau Komodo tak jadi ditutup pada 2020, namun aturan sangat ketat diterapkan.

Nantinya pengunjung akan dikenai tiket masuk Rp.14 juta. Tiket yang dimaksud menggunakan sistem keanggotaan tahunan. Semacam kartu member. Dibagi menjadi member premium dan non premium.

Untuk tiket premium harganya Rp.14 Juta. Dan pemilik kartu member premium ini akan diarahkan langsung ke Pulau Komodo. Sementara untuk member non premium diarahkan ke pulau sekitarnya yang juga terdapat habitat Komodo. Seperti Pulau Rinca yang juga ada Komodo-nya, hanya saja lebih sedikit dan kecil. Dan sampai artikel ini ditulis, harga untuk member non premium belum ditentukan.

Jadi tujuan tiket masuk Pulau Komodo yang selangit itu untuk membatasi pengunjung. Nantinya fasilitas wisata Pulau Komodo akan dibuat bertaraf internasional. Juga akan dibangung pusat penelitian disana. Ya semacam wisata ekslusif di Afrika. Melihat hewan liar di habitat aslinya. Dicontohkan seperti Safari di Kenya, dimana wisatawan bisa menghabiskan USD 3500 per malam.

Quote:


Okelah, bagi saya selama untuk kebaikan terutama pada keberlangsungan hidup Komodo dan ekonomi warga setempat. Maka tidak apa-apa Kawasan Wisata Komodo menjadi kawasan wisata ekslusif dimana untuk mamasukinya perlu merogoh kocek lebih dalam.

Namun bila wacana tersebut hanya menguntungkan sebagian pihak dan tidak digunakan untuk kebaikan Pulau Komodo. Tentunya mesti ditenggelamkan. Eh, Bu Susi udah gak jabat ya.

Intinya ya gini. Dengan dijadikannya Pulau Komodo menjadi wisata ekslusif. Uang yang dihasilkan tentunya jadi besar. Maka seharusnya penggunaan dana tersebut mesti transparan dan diawasi bersama. Karena tentunya menjadi tidak produktif ketika tiket masuk sudah mahal, tapi Pulau Komodo tak kunjung "naik kelas".

Perkara orang-orang seperti saya yang belum sempat ke Pulau Komodo tapi harga tiketnya sudah selangit. Bagi saya, gak apa-apa deh. Demi keberlangsungan hidup Komodo. Saya gak berhak menuntut harga murah untuk melihat Komodo. Meskipun saya bukan horang kaya. Tapi untuk Komodo, tidak ada kata mahal sih menurutku. Karena ini demi keberlangsungan hidup "Naga Purba"

Alternatifnya sih ada bila GanSis ingin melihat Komodo tanpa perlu datang ke Pulau Komodo. Masih di wilayah Nusa Tenggara Timur. Pulau sekitar Pulau Komodo juga dihuni Komodo.



Tapi kalau mau yang lebih simple lagi dan gak habis banyak uang. Lihat lewat Smartphone aja. Atau pakai Virtual Reality supaya sensasinya lebih terasa.

Oleh Rianda Prayoga. Binjai, 29 Oktober 2019

Spoiler for Sumber & referensi:
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
539
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.