Belakangan ini, jika ada orang yang berkata kalau dia sudah tidak mastrubasi selama sebulan, pasti tidak akan ada yang percaya. Alhasil aku jadi bingung kenapa kebanyakan dari mereka berpikir begitu. Apakah tidak mastrubasi selama sebulan adalah hal yang sangat sulit? Yah, meskipun aku sendiri belum pernah melakukannya; aku mastrubasi 2 - 3 kali dalam seminggu. Tapi aku tidak berpikir kalau itu merupakan hal yang sulit.

Di sisi lain, saat aku membaca sebuah artikel di internet (sumber: Merdeka), ternyata tidak mastrubasi memiliki banyak keuntungan. Contohnya seperti meningkatnya energi dan produktivitas, otak tampak bersih, aura lebih cerah, tampak menarik di mata lawan jenis, serta refleks yang lebih cepat.

Pertanyaannya: apakah ini tidak salah? Hanya dengan melakukan itu kamu bisa mendapat buff yang begitu OP?

Demi membuktikan itu, aku akhirnya bertekad untuk melakukan eksperiman--tidak mastrubasi selama sebulan--dan merangkumnya dalam sebuah jurnal.

Sebelum mulai, aku ingin memberi semacam tingkat kesulitan saat menahan diri untuk tidak mastrubasi dalam skala 0 - 10. Berikut ini adalah rinciannya.

0 - Mastrubasi itu apa?
1 - Em, mastrubasi, ya.
2 - Well, sepertinya nikmat.
3 - Itu terdengar nikmat, tapi aku sibuk.
4 - Wah, pasti enak kalau bisa mastrubasi.
5 - Aku tidak akan pernah sekali pun mastrubasi! Tidak akan!
6 - Aku idiot.
7 - Demi kerang ajaib, kenapa aku menahan diri seperti ini?!
8 - Aku ingin meledak sekarang juga!
9 - Joni mengirim sinyal kematian ke otakku.
10 - Haha, here we go again!!!







Hari ke-1
Hari pertama relatif mudah. Itu seperti resolusi awal tahun di bulan Januari, di mana aku menjadi sosok yang penuh motivasi dan bijaksana. Di waktu luang, aku mendengarkan lagu Didi Kempot yang berjudul "Ambyar". Karena lagu itu aku jadi teringat pada mantanku dan terangsang sedikit.

Tingkat Kesulitan: 2



Hari ke-2
Hari ini sedikit lebih sulit. Mungkin karena kebiasaanku mastrubasi 2 - 3 kali dalam seminggu. Untuk mengakalinya, aku membaca buku "Sejarah Dunia" edisi ketiga oleh J.M Roberts. Selain  mengalihkan perhatian, pengetahuanku tentang sejarah dunia di tahun 1600-an juga bertambah. Meski begitu, ada beberapa bagian dalam buku itu yang bercerita tentang seks dan membuatku sedikit terangsang.

Tingkat Kesulitan: 3



Hari ke-3
Aku melanjutkan acara membaca buku "Sejarah Dunia" dan menyadari kalau topik bahasannya masih sama seperti kemarin--seks. Alhasil, aku terangsang lagi. Aku kemudian membuka aplikasi Note di ponselku dan menulis rangkuman topik tersebut dengan pikiran yang jernih dan rasional. Namun, setiap kali menulis kata "seks", aku terangsang lagi. Ini benar-benar hari yang merangsang.

Tingkat Kesulitan: 5



Hari ke-4
Tidak ada yang perlu dicatat. Hari ini entah kenapa sangat mudah dan aku bisa melaluinya begitu saja.

Tingkat Kesulitan: 2



Hari ke-5
Hari ini aku terus berpikir kalau akan berhenti. Aku bertanya kepada diriku sendiri kenapa menahan diri seperti ini dan berniat untuk mengakhirinya sekarang juga atau paling lambat pada hari ke-7. Namun, aku tidak jadi berhenti. Secara mengejutkan aku bisa melalui yang hari berat ini.

Tingkat Kesulitan: 8



Hari ke-6
Aku mulai menulis jurnal tentang eksperimen ini, di mana aku tidak akan mastrubasi selama sebulan. Anehnya, menulis jurnal tentang TIDAK mastrubasi malah membuatku memikirkan BANYAK HAL tentang mastrubasi. Hal tersebut menyadarkanku tentang celah besar dalam eksperimenku. Aku kemudian berpikir. 

Apakah "tidak mastrubasi" sama dengan "tidak orgasme"? Kalau begitu, apakah aku boleh menyentuh diriku sendiri asal tidak sampai orgasme? Ini mungkin sama seperti bermain api, tapi bukankah aku juga sedang menguji sekuat apa tekadku saat menahan diri?

Karena ragu, aku akhirnya membuka Wikipedia.


Mastrubasi
Stimulasi kepada alat kelamin sendiri demi kenikmatan seksual, yang biasanya bertujuan untuk mencapai orgasme.


Aku penasaran apa eksperimenku akan lebih mudah jika aku tidak menulis jurnal ini.

Tingkat Kesulitan: 4



Hari ke-7
Hal tersulit saat menahan diri pada hari ke-7 adalah berkata, "Hari ini belum waktunya kamu diaktifkan, VPN-kun."

Tubuhku memang lebih segar, tapi pikiranku jadi sangat tidak fokus. Di saat merasa linglung, aku berpikir kalau lebih baik menyerah saja. Tidak lama setelahnya, sebuah percakapan mulai terdengar di dalam kepalaku.

"Seminggu tidak mastrubasi adalah suatu pencapaian!" kata Joni. "Karena seminggu adalah waktu yang sangat panjang, jadi kita berhak mendapat medali!"
 
Otak menyela, "Tapi memangnya tujuanmu hanya seminggu?"

"Sialan kau," kutuk Joni.

Ketika terperangkap dalam percakapan Joni dan otak, tanpa kusadari matahari telah tenggelam. Untuk hari ini eksperimen masih terus berjalan. Dengan kata lain, aku selamat.

Tingkat Kesulitan: 10



Hari ke-8
Dalam beberapa kesempatan aku merangsang Joni, tapi tidak sampai orgasme. Mungkin ini termasuk mastrubasi, tapi demi kelanjutan eksperimen, aku hanya akan melakukannya sekali dan tidak akan mengulanginya lagi. Dengan begitu, aku harus merevisi definisi mastrubasi pada Wikipedia.

Mastrubasi
Stimulasi kepada alat kelamin sendiri demi kenikmatan seksual, yang [HAPUS biasanya] bertujuan untuk mencapai orgasme.

Jadi, aku tadi tidak melakukan mastrubasi, kan?

Tingkat Kesulitan: 7



Hari ke-9
Hari ini  aku dimintai tolong oleh tetanggaku untuk menjemput anaknya. Karena sekolahnya dekat dengan tempat kerjaku, aku menyanggupinya. Maklum, beliau adalah single parent, jadi terkadang harus pulang telat dan tidak bisa menjemput anaknya tepat waktu. Namun, alasannya kali ini bukan karena itu; beliau sakit.

Begitu menjemput Lisa--anak tetanggaku--, aku tidak langsung memulangkannya. Aku ingin membelikannya es krim, jadi kami berhenti sebentar di Indomaret. Karena aku cukup akrab dengan Lisa, dan tampaknya dia juga menyukai es krim, jadi kenapa tidak? Kami pun berjalan sambil memakan es krim. Aku sesekali menggodanya, dan dia membalas dengan mencubit lenganku. Itu sakit, serius.

Tidak terasa kami sudah sampai di depan rumah. Lisa mengajakku untuk mampir sebentar. Mungkin karena khawatir dengan kesehatan ibunya, aku akhirnya mau masuk ke dalam. Ketika pintu terbuka, aku sedikit kaget. Pasalnya yang membuka pintu tersebut adalah Mbak Dilla, ibu dari Lisa. Beliau memakai piyama berwarna putih dengan motif bunga berwarna pink. Bagian lehernya membentuk huruf V, sehingga belahan dadanya sedikit terlihat.

Aku, yang sudah delapan hari tidak mastubasi, merasakan rangsangan yang luar biasa. Apalagi wajah beliau tampak merah karena demam. Dan entah kenapa Mbak Dilla jadi terlihat lebih menarik.

Ini aneh sekali. Maksudku, bukankah seharusnya aku yang jadi menarik di mata lawan jenis? Kenapa bisa jadi seperti ini?

Demi kelanjutan eksperimen, aku tidak jadi masuk ke rumah beliau. Aku khawatir kalau pikiranku menjadi liar saat berada di sana.

Tingkat Kesulitan: 8



Hari ke-10
Hari kemarin ternyata berdampak besar pada eksperimenku. Ketika tidur, aku bermimpi sedang merawat Mbak Dilla yang sedang sakit. Di dalam mimpi entah kenapa beliau menjadi sangat manja dan lengket padaku. Alhasil, sesuatu terjadi, dan perjuanganku selama 10 hari selesai.

Aku kemudian mencoba menenangkan diri sambil meminum jus mangga. Aku masih sulit menerima kenyataan bahwa telah gagal. Maksudku, aku telah mastrubasi, karena otakku menstimulasi Joni agar orgasme. Aku tidak menyangka kalau pemikiran rasionalku masih kalah dengan insting binatangku. Atau mungkin, siklus bilogi itu sebenarnya memang sesuatu yang jahat.

Tingkat Kesulitan: 0




Kesimpulan
Pada akhirnya, aku hanya bisa menahan diri untuk tidak mastrubasi selama 9 hari. Dengan kata lain, tidak mastrubasi selama sebulan adalah hal yang sangat sulit! Karena itu wajar saja jika tidak ada yang percaya saat seseorang mengaku tidak mastrubasi selama sebulan.



Akhir kata, terima kasih sudah membaca jurnal singkat ini.