Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Burung
  • Mari Mengnal Vaksin, Penjelasan Sederhana Tentang Vaksinasi Ayam

onlivetAvatar border
TS
onlivet
Mari Mengnal Vaksin, Penjelasan Sederhana Tentang Vaksinasi Ayam
Mari Mengnal Vaksin, Penjelasan Sederhana Tentang Vaksinasi
Sobat peternak sekalian, Kita tentunya sudah sering mendengar kata vaksin. Sebagian peternak pemula bahkan salah kaprah tentang vaksin ini, ada yang mengira vaksin ini sejenis obat untuk mencegah penyakit atau bahkan untuk mengobati penyakit.
Ketika kami bertanya kepada sekelompok peternak masih ada yang menjawab, “Ya pokoknya vaksin itu buat melawan penyakit”. Tidak banyak yang punya pemahaman tentang bagaimana vaksin bekerja dalam membantu pertahanan tubuh kita melawan penyakit.
Sistem Imunitas Ayam Broiler & Layer
Bicara soal vaksin, pastinya kita harus ngomongin sistem pertahanan (imunitas) tubuh. Gue menganalogikan sistem pertahanan tubuh manusia terhadap penyakit dengan sistem pertahanan sebuah kastil terhadap gempuran musuh luar.

Mengenal Vaksin


Secara sederhana, kastil memiliki 3 lapis pertahanan untuk melindungi dirinya dari musuh.
Lapisan #1 Pertahanan Kastil
Pertama, ada DINDING yang menjadi lapisan terluar sekaligus perlindungan pertama dari pertahanan kastil. Kalo kita liat di film-film, dinding kastil dibuat tinggi dan kokoh biar tidak sembarang orang bisa masuk atau untuk menahan gempuran banyak musuh yang berusaha masuk. Tapi sayangnya, sekokoh dan setinggi apapun dinding yang dibangun, tidak semua musuh bisa dibendung. Ada aja musuh yang bisa masuk. Trus gimana dong?
Lapisan #2 Pertahanan Kastil
Kedua, kastil punya PASUKAN PATROLI. Jika ada musuh atau orang asing yang berhasil masuk, praktis para pasukan inilah yang akan langsung turun tangan melawan dan melumpuhkan musuh tersebut. Tapi, para pasukan ini tidak bekerja secara “pintar”. Mereka secara “buta” melibas siapa saja yang asing di kastil ketika lagi patroli. Padahal kan, tidak semua orang asing yang masuk kastil adalah musuh. tidak semua musuh juga terang-terangan masuk ke kastil mau bikin rusuh. Ada aja musuh yang diam-diam masuk kastil, bergerilya, menghimpun kekuatan dan menyerang dari dalam. Gimana dong cara mengatasi musuh-musuh jenis ini?
Lapisan #3 Pertahanan Kastil
Nah, ketiga, kastil punya MATA-MATA/INTELIJEN atau semacamnya yang bisa lebih “pintar” membaca gerak-gerik musuh. Mereka inilah yang bisa membedakan mana kawan mana lawan. Mereka juga yang memberikan instruksi ke para pasukan untuk meringkus para pembuat onar di kastil.
Itu dia 3 lapis pertahanan pada sebuah kastil. Sekarang kita coba balikin lagi ke analogi sistem pertahanan tubuh manusia.
Lapisan #1 Pertahanan Tubuh Ayam
Kira-kira bagian tubuh mana ya yang berperan layaknya dinding kastil dalam menangkal kuman penyakit (patogen)?

Benar, KULIT yang sehat dan utuh emang menjadi garda terdepan dalam melindungi kita dari patogen. Kulit yang rusak atau hilang (misalnya akibat luka bakar) akan meningkatkan risiko infeksi. Selain kulit luar, ada juga membran-membran yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh yang turut berperan sebagai pembatas. Namun, layaknya dinding tinggi sebuah kastil, kulit dan membran tubuh ga bisa membendung semua kuman penyakit. Ada aja kuman penyakit yang berhasil masuk ke jaringan tubuh. Gimana dong cara mengatasinya?
Lapisan #2 Pertahanan Tubuh Ayam
Lanjut ke lapisan berikutnya dari pertahanan tubuh kita. Di sini, kita mulai masuk ke pelajaran Biologi kelas 8 SMP atau kelas 11 IPA SMA, yaitu tentang Sistem Peredaran Darah.
Pada sel darah ada yang namanya LEUKOSIT atau sel darah putih. Leukosit ini terbagi jadi beberapa jenis. Tapi saya tidak akan terlalu detil bahas semuanya di sini. saya akan menekankan beberapa yang penting aja.

Jenis-jenis sel darah putih (leukosit).
sumber gambar: https://plus.google.com/+Ranga-Reddy-N


Jenis leukosit yang berperan layaknya pasukan patroli di tubuh kita adalah basofil, neutrofil, eosinofil, dan monosit. Di antara pasukan patroli, MONOSIT adalah pasukan yang paling “Sangar”. Kalo di anime, ada Naruto yang bisa berubah jadi mode Rikudou. Di tubuh kita, si Monosit ini bisa berubah jadi MAKROFAG (mode perangnya monosit) yang bisa menelan dan mencerna mikroorganisme dan racun pembawa penyakit. Proses menelan dan mencerna mikroorganisme ini disebut dengan fagositosis. Satu makrofag bisa menghajar dan memakan hingga 100 zat asing.  Hajaaar mas brooo….!!!!!

Proses fagositosis
sumber gambar: https://askabiologist.asu.edu/macrophage


Seperti pasukan patroli di kastil, Makrofag dkk melibas apa saja yang “asing” bagi tubuh. Padahal tidak semua zat asing masuk tubuh kita membawa ancaman. Kalo misalnya seseorang melakukan transplantasi jantung atau ginjal, transplan organ itu akan dianggap asing dan diserang juga oleh makrofag dkk.
Oleh karena itu, kita perlu sistem yang lebih pintar. Sistem yang bisa mengidentifikasi mana lawan mana kawan. Sistem yang bisa mendeteksi adanya musuh bahkan sebelum musuh itu sendiri menunjukkan wajah aslinya dan merusak jaringan tubuh. Sistem yang bisa menyusun strategi dan memberikan instruksi pada pasukan makrofag dkk untuk membekuk si pembawa penyakit.
Lapisan #3 Pertahanan Tubuh Ayam
Tugas itu diemban oleh LIMFOSIT. Merekalah yang berperan layaknya mata-mata atau intelijen di sistem imunitas tubuh. Limfosit terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Limfosit B dan Limfosit T. LIMFOSIT B bertugas untuk membentuk antibodi. LIMFOSIT T bertugas untuk mengenali zat asing mana yang membuat onar di tubuh kita.
Apa itu Antibodi?
Lapisan pertahanan terakhir tubuh kita melibatkan pembentukan antibodi. Ini juga nih istilah yang lumayan sering disebut dalam kehidupan sehari-hari, tapi rata-rata pada ga tau mekanisme dari antibodi itu sendiri.
Kalo kita intip pengertian yang ada di buku cetak:
Antibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan antigen (zat asing) dan akan bereaksi dengan antigen tersebut.
Duh, kedengerannya ribet ya. saya coba jelasin pelan-pelan ya.
Pada umumnya, molekul antibodi berbentuk seperti huruf Y. Bagian ujung atas masing-masing antibodi punya bentuk yang unik. Bentuk ujung ini berguna sebagai identifier antigen (zat asing). Bentuk ujung tiap antibodi ini menyesuaikan bentuk protein khas yang ada di permukaan zat asing yang diresponnya.
Contoh ilustrasi sederhananya:
Antibodi A, bentuk ujung bulat, menyesuaikan bentuk protein permukaan bakteri A yang bulat.
Antibodi B, bentuk ujungnya segitiga, menyesuaikan bentuk protein permukaan virus B yang segitiga.
Antibodi C, bentuk ujungnya kotak, menyesuaikan bentuk protein permukaan antigen C yang kotak.


Contoh ilustrasi Bentuk Antibodi


Ketika misalnya ada bakteri A yang memiliki protein permukaan berbentuk bulat masuk ke tubuh kita, si antibodi A (yang bentuk ujungnya juga bulat) akan bereaksi. Reaksi macam apa? Karena bentuk ujungnya sama, antibodi A mampu mengikat si bakteri A, menahan, dan menandainya biar para pasukan fagosit (makrofag dkk) bisa langsung datang, menelan, dan mencerna si bakteri A tadi.

antibodi mengikat, menahan, dan menandai antigen


Bisa dikatakan, sekumpulan antibodi adalah database/memori yang berisi informasi zat asing (antigen) mana saja yang berpotensi membawa penyakit ke tubuh kita. Antibodi ini semacam “catatn kriminal” yang harus diwaspadai seluruh kastil. Dengan memiliki catatan ini, seisi kastil bisa cepat tanggap mengatasi penjahat yang masuk bahkan sebelum penjahat itu beneran bikin rusuh, “Kamu datang kemari mau bikin rusuh ya?? Sebelum bikin rusuh kita hajaaar”
Gimana Caranya Antibodi Diproduksi?
Wah, sepertinya membantu sekali ya kalo kita bisa punya memori penyakit. Jadi kita tidak perlu jatuh sakit dulu, baru bisa meringkus si pembuat onar. Trus gimana dong caranya tubuh kita membentuk dan mengembangkan koleksi informasi penyakit ini?
Nah, (sayangnya) secara alami, tubuh kita membentuk memori penyakit ini (masih) dengan cara yang “agak lemot”. Maksudnya, tubuh baru bisa memproduksi antibodi ketika tubuh terpapar suatu jenis penyakit yang diakibatkan oleh antigen (zat asing) tertentu.
Contoh ilustrasinya begini. Ada zat asing (antigen) X yang benar-benar asing masuk ke tubuh kita. Tubuh tidak punya catatan informasi apa-apa mengenai antigen X ini. Zat asing ini kawan atau lawan ya. Yaudah deh, kita awasi aja dulu gerak-geriknya. Baru setelah si antigen itu merusak jaringan, sistem imunitas tubuh menyalakan alarm, “Wah, ternyata dia buat onar, hajar hajaar.” Tubuh udah keburu jatuh sakit duluan sehingga butuh waktu yang lama untuk memeranginya. Ketika lo lagi batuk, bersin, hingga demam; itu berarti pasukan imunitas kita lagi perang.
Ketika akhirnya pasukan fagosit berhasil meringkus antigen tadi, makrofag akan mengambil beberapa fragmen protein permukaan dari antigen X. Makrofag kemudian melapor dan menyerahkan fragmen tersebut ke Limfosit T. Limfosit T akan menghidupkan alarm dan menginstruksikan pasukan fagosit lain untuk datang ke TKP, mengkloning diri/memperbanyak diri, dan membantu pembasmian. Selanjutnya, Limfosit T akan mengenali (sensing) bentuk protein permukaan yang diserahkan makrofag tadi dan meneruskan informasi tersebut ke Limfosit B. Limfosit B akhirnya memproduksi antibodi yang bentuk ujungnya sesuai dengan bentuk fragmen sisa dari antigen tadi.
Sampai titik ini, tubuh udah punya informasi dan membentuk imunitas (kekebalan) terhadap si antigen X. “Kami udah tau ulah kamu kemarin. Kami catet ya. Awas kamu.. Lain kali kalo macam-macam…Tak Abyaarrke!

Semoga Bermanfaat…

sumber :www.dokterternak.co.id
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
1.2K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Burung
BurungKASKUS Official
2.2KThread591Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.