Bertahun tahun yang lalu, ane pernah naksir sama seorang cewek yang sangat sangat pintar... ngibulin orang. Bercanda.

Namanya adalah Mulan Jamela, bercanda lagi, namanya adalah Nyrana. Awalnya, ane nggak mengenalnya secara pribadi dan ane jelas jelas nggak berada di kelas sosial yang sama dengan dia, tetapi entah bagaimana rupanya, ane punya kecenderungan untuk mendekat ke arahnya.

Kayak magnet gitu, nempel.

Auuuuuuuu!

Sebagai seorang cewek, dia cukup ambisius, dan lumayan banyak membaca, jarang menggonggong, eh, jarang ngomong maksudnya... misterius lah pokoknya. Dia juga cukup dihormati oleh teman-teman, keluarga dan kenalan di lingkungan sosialnya.

Menjadi pendatang baru di setiap tren baru, waktu itu lagi nge tren yang namanya Twitter, dan ane baru aja membuat akun Twitter dan mulai mengikuti orang-orang yang ane kenal dari lingkungan sosial ane, termasuk nge follow Nyrana yang cantik dan jelita.


Sebagian besar orang yang ane ikuti semuanya adalah teman nya Nirwana juga, jadi ane harus agak jaga image. Seperti biasa, suatu hari dia nge-tweet tentang “Ternyata semua cowok itu sama aja.” dan ane memutuskan untuk mengambil risiko dan membalas tweetnya.

Ane menunggu dengan sabar jawaban darinya, tetapi dia tidak memedulikan ane dan terus nge tweet seolah tidak ada yang terjadi, seolah mention dari ane tidak dibaca oleh dirinya.

Jadilah ane menganggap itu sebagai isyarat ane untuk tidak pernah men-tweet kepadanya, so, ane langsung aja mencoba memulai percakapan dengannya.

Sayangnya dia menolak ane, dengan tidak merespon DM ane, tapi penolakan dari dia tidak mengubah perasaan ane tentang dia, ane masih tetap mendekati dia. Meski perlahan.

Empat tahun kemudian, teman ane yang tahu betapa ane memujanya secara pribadi mengejutkan ane dengan membuatnya mengundangnya ke acara ulang tahun ane.

Dan dia beneran dateng. Nyrana beneran dateng.

Ane nggak bisa percaya, berapa kali ane harus mencubit diri ane sendiri karena ane pikir itu semua cuma mimpi. Taunya kenyataan.

Ane mengiriminya pesan langsung yang mengatakan kepadanya betapa dia membuat ane bahagia dengan hadir ke acara ultah ane.

Dia senang mendengarnya, dan dia mengucapkan selamat ulang tahun buat ane. Beberapa minggu kemudian, ane mengumpulkan keberanian ane mengajak dia ngobrol.

Kali ini kami berbicara untuk waktu yang lebih lama, tetapi sayangnya ane bukan diri ane yang sebenarnya bersamanya. Ane merasa ane harus menjadi seperti yang dia inginkan, yang rajin bac buku, karena Nyrana suka buku kan.

Ane sempat bertanya sama dia, "Nyra, kalau kamu suka dan cinta sama seseorang, apakah kamu mau dia menjadi dirinya sendiri atau kamu mau dua menjadi pribadi yang baru?"

Dia dengan genitnya berbicara, "Menjadi pribadi yang baru dong..." jawab dia, jujur, disitu ane sedih, karena tahu dia tidak open terhadap perubahan. Ane kemungkinan besar tidak bisa menjadi diri ane yang sebenarnya saat berada didekat Nyrana.

Ane nggak sanggup kalau nggak menjadi diri ane sendiri dan selalu berpura pura menjadi orang lain. Meski begitu, ane tetap berusaha mendekati dia, sampai pada akhirnya kesanggupan ane itu telah habis, sifat asli ane yang konyol dan cenderung ingin bebas pun keluar didepan dirinya.

Sikap dan gestur yang ditampilkan Nyrana pun nampak berubah, dia semakin dingin dan semakin menampakkan bahwa ane bukanlah tipe cowok yang dia cari.

Berminggu-minggu pun berlalu setelah itu, suatu hari, ane menyadari bahwa Nyrana berhenti mengikuti ane di Twitter. Ane tahu hari itu akan datang, meski ada sedikit rasa sakit hati yang ane rasakan, tahu bahwa perempuan secantik Nyrana, tidak bisa menjadi milik ane. Tidak mau mencintai ane apa adanya.

Tapi nggak apa apa. Toh masih banyak perempuan lain, yang mungkin, mau mencintai ane apa adanya.

...

To: Nyrana.

Nyra, semoga kamu nanti.. pada akhirnya, bisa menemukan cowok yang sesuai dengan kriteria kamu, yang busa menjadi pendamping dalam hidupmu ya. Semoga saja...