Minggu, 20 Oktober 2019 merupakan salah satu hari bersejarah di Indonesia ini, yaitu hari pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk periode 2019 - 2024.

Pelantikan ini merupakan perhelatan yang telah dilakukan setelah proses panjang dari pemilihan umum yang diselenggarakan pada tanggal 17 April 2019.

Setelah dilaksanakan pelantikan Presidan dan Wakil Presiden hari Minggu kemarin dengan penuh Kehikmadtan, Presiden Joko Widodo melaksanakan Pidato Kenegaraannya dengan semangat penuh visi misi yang membara.

Pidato pertama Presiden Jokowi di acara pelantikan tahun 2019 memuat impian dan cita-cita Indonesia di Tahun 2045, dan lima program prioritas untuk mencapai kemajuan Indonesia.

Lima program tersebut terdiri atas:
1. Pengembangan SDM;
2. Pembangunan Infrastruktur;
3. Penyederhanaan segala bentuk kendala regulasi;
4. Penyederhanaan Regulasi; dan
5. Transformasi Ekonomi

Diantara 5 program prioritas tersebut, saya akan menggaris bawahi di Point yang kedua, yaitu Pembangunan Infrastruktur.

Mengapa saya garis bawahi point pertama tersebut?

Jawabannya hanya satu, yaitu dengan saya mendapat penempatan dinas di daerah perbatasan, saya melihat secara langsung, dan mengetahui dari kesaksian masyarakat sekitar sini bagaimana Pembangunan Infrastruktur di daerah sini terjadi.

Seperti yang kita ketahui, pada masa pemeritahan Bapak Jokowi ini lagi sedang gencar - gencarnya. Bagaimana tidak, catatan jalan dan jembatan dalam 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK antara lain jalan sepanjang 3.432 Kilometer, jalan tol sepanjang 947 Kilometer, jembatan sepanjang 39,8 Kilometer, dan Jembatan gantung sebanyak 134 unit.

Selain itu, ada 10 bandar udara baru yang dibangun pada periode pemerintahan Jokowi-JK, seperti Bandara Miangasm Ketung, Tebeliang, Maratua, Morowali, Namniwel, Weu, dan Koroway Batu.

Sebanyak 408 Bandara di daerah rawan bencana, terisolasi dan wilayah perbatasan di revitalisasi dan dikembangkan.

Hingga tahun 2017, ada 43 bendungan yang dibangun, dan target pada 2019 akan terbangun 65 bendungan di seluruh Indonesia dengan kapasitas tampung sebesar 2,11 miliar meter kubik.
Sumber

Memang, pembangunan di perbatasan ini relatif sulit dijangkau, baik dari bahan persediaan, alat, hingga SDM nya yang memadai.



Memang di era pak jokowi sekarang ini masyarakat disini bersyukur mendapatkan presiden seperti dia, Jalan yang dari jelek menjadi bagus, plbn (pos lintas batas negara) yang dulu dikatakan "kandang sapi" sekarang sudah mewah bak standar itali, akses mau ke mana saja pun jadi ringkas, menghemat pengeluaran dab tentunya saja optimalisasi pendapatan negara dengan daya beli dalam negeri tinggi.

Menurut saya, dengan langkah yang ditentukan oleh pak jokowi dan jajaran pemerintahannya, sudah sangat tepat sekali. Tinggal menurut saya pemerataan sumber daya manusia yang handal ke daerah tertinggal. Sehingga, untuk ke 2045 niscaya negara ini akan menjadi negara maju, bukan negara berkembang lagi.