Pendidikan : Tuntutan Moral dan Penuntas kewajiban.

Beranda

...

The Lounge
Pendidikan : Tuntutan Moral dan Penuntas kewajiban.

yusrilmahend927

21-10-2019 08:10

Pendidikan : Tuntutan Moral dan Penuntas kewajiban.

“...Mencerdaskan kehidupan bangsa...” Secara bahasa mungkin ada sebagain orang yang berpendapat bahwa pembukaan undang-undang tersebut terkhsus untuk sekolah saja, namun ia lebih cocok untuk pendidikan secara menyeluruh/umum , dalam hal cara pendidikan tersebut diwujudkan (Formal atau Nonformal). Bahkan kembali dipertegas, dalam hal pendidikan dalam pasal 28C ayat 1 dalam UUD 1945. Atau lebih spesifik mengenai pendidikan dimana telah diwajbkannya pendidikan 9 tahun yang awal mulanya, kemudian telah diwajibkan menjadi 12 tahun. Sebuah praduga yang salah jika masih dipandang tak penting pendidikan tersebut, walau masih di “entahkan” tujuan sebenarnya dari tujuan penyelenggraan pendidikan tersebut oleh pihak penguasa/pemerintah.

Mungkinkah dengan instrumennya tersebut pemerintah, para brahmana dan pemilik kebudayaan bibir ingin menciptakan burung beo yang bisa bernyanyi namun sumpah setengah mati ini hanya omong kosong belaka, atau bahkan Cuma hanya sekedar sandiwara angka belaka bagi para pemegang jabatann, dengan angka-angka peningkatan IPM, buta aksara dan sejenisnya belaka. Sungguh mungkin ku telah melihat setan dengan setelan kemeja dan rekayasa mereka. Sebab bila ditengok lebih dalam ini tak lain hanya sebatas relative truth sebuah kenisbian belaka dapat dikatan tak ada persesuaian antara pikiran(harapan/tujuan) dengan dunia objektif.

Terlalu dini barangkali jika diri ini memiliki definisi tersendiri terhadap arti kata pendidikan, namun akan ku coba kemukanan, Pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan penguasa secara ontologisnya dan sederhananya ialah meningkatkan daya nalar dan berfikir cara logis, sebab ini yang membedakan manusia dan kera dengan instingnya. Bila mana hanya pada batas-batas penyediaan sarana dan prasana, instrumen dan para tenaga ajar yang meliputi bualan mereka dalam mendidik, barangkali penguasa hendak menciptakan kera bertoga. Penalaran ialah suatu proses berfikir dalam menarik suatu simpulan yang berupa pengetahuan, yang dicirikan pertama ialah adanya suatau pola berfikir yang secara umum dapat dikatan logika, yang kedua ialah bersifat analitik. Inilah yang setiknya dibanguan setiap waktunya pada proses belajar mengajar, tek perlu bergeser dengan egosentrime para pengajar yang bahkan para murid dan mahasiswa menguap dengan bualana dan pola ajarnya, hanya cocoklogi dan berkisah keseharian mereka dirumah. Ah menyentuh sekali.

Para pendidikpun tidaknya dapat memperkirakan skenario akan kondisi dimasa yang akan datang yang cenderung memiliki karakteristik,pertama memperhatikan tujuan strategis pembangunan nasional yang akan beralih dari masyarakat tradisonal menuju masyarakat modern selanjutnya ialah tujuan dan proses pendidikan tersebut harus berdasarkan falsafah hidup bangsa indonesia yakni pancasila. Sehingga dapatlah dibentuk manusia-manudasia yang bersifat analitik dimana didasarkan pada argumentasi dan penalaran yang kuat bukan justru dominan pada intuisi, perasaan dan tradisi turun temurun. dan diciptaknnya masyarakat yang modern dengan kemampuannya bersaing secara produktif untuk terjun pada kondisi yang kian kompetitif.

Menengok kondisi dan realita yang ada tak sedikit para pelajar atau bahkan mahasiswa yang terlibat dalam proses pendidikan tersebut hanya lah sebatas bata penuntasan kewajiban atau bahkan tuntuan sosial yang mereka emban, terlalu naif mungkin bila menitik beratkan realita tersebut pada sistem dan proses mengejara saat ini, tapi apa boleh dikata hadirnya mereka dalam ruang-ruang kelas hanya menjadi peramai dan untuk mengisi rumpang kosong pada lembar absen mereka. Tak ada dialektika, diskusi atau bahkan capaian pendidikan yang tercapai setelahnya, hanya lilitan tugas dan laporan yang sebelumnya konsepnya pun tak paham.

Diubah oleh yusrilmahend927 21-10-2019 08:12