benben1404Avatar border
TS
benben1404
Makan Tiga Kali Sehari, Kebutuhan atau Cuma Kebiasaan?
Sebagian besar dari kita udah terbiasa dengan pola makan tiga kali sehari: sarapan, makan siang, dan makan malam. Bener nggak?  



Ya, mungkin kita bakal ngemil di sela-selanya, tapi kebanyakan dari kita akan makan besar cuma di tiga waktu tadi. Sebelum hari kita dimulai pun, biasanya kita udah mikirin nanti mau sarapan apa, makan siang apa, dan makan malam apa. 

Apakah Agan pernah bertanya, ada apa dengan makan di tiga waktu tersebut? Apakah makan tiga kali sehari itu kebutuhan tubuh, ataukah cuma bagian dari kebiasaan atau budaya kita aja?

Ada yang menarik nih, Gan, menurut profesor di Yale University, Paul Freedman, yang dikutip dari HowStuffWorks, ternyata terciptanya pola makan tiga kali sehari itu lebih disebabkan karena budaya, dibandingkan kebutuhan tubuh kita, Gan.




Sama halnya dengan kita yang nggak terbiasa makan es krim untuk sarapan, atau makan sereal untuk makan malam, makan tiga kali sehari lahir dari kebiasaan dan kenyamanan sebuah rutinitas. Menurut Freedman, sama sekali nggak ada alasan biologis  yang mengharuskan kita untuk makan tiga kali sehari. Kita seharusnya makan hanya saat tubuh kita merasa lapar.


Lalu, datang dari mana kebiasaan makan tiga kali sehari?

Dilansir dari BBC.com, dahulu masyarakat di Romawi kuno hanya makan satu kali sehari aja, yakni menjelang siang hari. Karena, makan lebih dari satu kali sehari pada waktu itu dianggap sebagai tanda keserakahan. Baru di abad ke-17 lah masyarakat dari semua kelas sosial di Eropa terbiasa untuk makan di jam yang lebih awal, alias sarapan. Kebiasaan sarapan ini sebetulnya bermula dari kebiasaan orang kaya di Inggris, Gan. Hingga akhir 1740an, ruang sarapan pun mulai bermunculan di rumah-rumah bangsawan Eropa.



Pola makan tiga kali sehari yang terdiri dari sarapan, makan siang, dan makan malam baru benar-benar muncul saat Revolusi Industri di Inggris pada pertengahan abad ke-19.

Para pekerja di abad ini punya jam kerja yang ketat, yang mengharuskan mereka sarapan untuk mengisi tenaga mereka sepanjang hari. Banyak pekerja yang juga harus bekerja dari pagi hingga sore, sehingga makan siang pun juga nggak kalah penting. Saat mereka pulang di malam hari dalam kondisi lelah, barulah mereka bisa makan besar atau “full meal”, yang dianggap sebagai hadiah yang pantas dinikmati setelah seharian bekerja. Makan malam ini juga dijadikan momen untuk berkumpul bersama keluarga.



Pada 1920 dan 1939, pemerintah negara-negara di Eropa—yang kemudian menyebar ke Amerika Serikat mulai kembali mempromosikan sarapan sebagai makanan paling penting dalam sehari. Konsep ini pun tersebar ke seluruh dunia.



Kini, kita pun menganggap sarapan sebagai waktu makan yang penting untuk memulai hari, makan siang untuk mengisi tenaga, dan makan malam untuk berkumpul bersama keluarga.

Meski kebiasaan makan tiga kali sehari ini sudah berjalan selama berabad-abad, menurut Freedman, pola ini kini  akan mulai menghilang seiring dengan berkembangnya zaman, dan masyarakat yang semakin modern. Dengan kesibukan dan jadwal yang semakin padat, semakin sedikit orang yang punya waktu untuk makan tiga kali sehari. Waktu luang sehabis kerja pun lebih dihabiskan untuk istirahat atau refreshing, dibandingkan untuk makan.

Nah, itu dia alasan kenapa kita makan tiga kali sehari, Gan. Ternyata nggak ada hubungannya sama kebutuhan tubuh, melainkan cuma tradisi yang dimulai di Eropa, tersebar, dan dijalankan di seluruh dunia selama berabad-abad.

Kalo Agan sendiri gimana nih? Biasanya makan berapa kali sehari?




Spoiler for referensi:


0
415
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Lifestyle
LifestyleKASKUS Official
10.5KThread11.2KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.