Siapa yang susah membagi waktu dalam menulis? Kira-kira, manteman ini sering merasa kesulitan, gak? Aku sih, iya.

Membagi waktu antara kegiatan menulis dan kegiatan utama alias keseharian kita itu, kayaknya susah. Amburadul aja gitu istilahnya.

Banyak tugas sekolah atau kuliah. Kerjaan numpuk. Badan capek. Padahal dalem hati udah niat banget mau nulis. Ide pun melayang entah ke mana. Mungkin ke hatinya. Eaaa.

Ini sih ceritanya aku lagi mengingatkan diri sendiri. Karena jujur saja, aku inget ada yang mau aku tulis itu kalau udah lihat tanggal.

Hah? Tanggal lima belas? Loh, bukannya deadline lomba itu ya? Pas dicek, ternyata tanggal empat belas. Legaaaa. Gak jadi nulis. Masih ada satu hari lagi. Lah, iki piyeeee?


Apakah kira-kira kalau aku nulis sehari itu, naskahnya bakalan lolos? Bisa jadi. Tetapi, lolos bersyarat. Karena naskahnya amburadul. Malah lebih nyeseknya enggak lolos sama sekali. Dilirik aja enggak. Hiks.


Terus dapet catatan: Imas, idenya bagus. Sayang, eksekusinya terlalu terburu-buru. Maaf ya, coba lagi lain kali.

Wadaw.

Eh ada yang suka nulis di wattpad? Kalau ada, katanya nulis di sana lumayan bisa bikin konsisten ya. Soalnya kalau udah menyangkut penggemar nih. Banyak yang udah baca, banyak yang udah langganan baca, eh telat posting part ke sekia karena males. Duh, kasihan kan yang baca.


Etapi, penulis juga manusia. Ada capeknya, ada jenuhnya, ada keadaan yang kadang darurat yang pokoknya bisa bikin kita gak bisa posting.

Ya, itu kalau di luar kendali, pasrah saja. Beri pembaca pengertian. Mereka gak akan maksa. Kecuali netizen yang julittt.


Cuma, biasanya nih ya. Kalau jiwa kita terpapar tanggung jawab yang aduhai kerennya, mau badai, hujan angin, dor dar gelap, gak akan bisa meruntuhkan keinginan untuk tetap menulis dan menyuguhkannya ke pembaca. Asli. Cobain deh.

*aku juga masih usaha.



~Hal Baik yang Kamu Dapat Ketika Bisa Disiplin Waktu


1. Hasil Memuaskan

Kasusnya ambil contoh tadi. Naskah yang dibuat dari jauh-jauh hari, diendapkan, diedit, dibaca berulang-ulang, akan lebih maknyus ketimbang naskah yang dibuat satu hari dan gak diperiksa lagi karena udah gak ada waktu.

Peluang menang atau disukai jadi makin besar, kan? Hati juga jadi lebih puas.


2. Bisa Mengikuti Lebih Banyak Event


Event kepenulisan semakin betaburan bak bintang kejora. Hadiahnya bikin ngiler.

Kalau kamu bisa ngerjain naskahnya dengan teratur dan gak males-malesan, bayangkan. Peluang dapat hadiah dan dapat banyak sertifikat jadi lebih terbuka lebar. Lebih pentingnya, kamu jadi terlatih patah hati. Eh, terlatih nulis maksudnya. Semakin berlatih, semakin lihai.

3. Semakin Fokus


Fokus di sini bukan merk lampu ya, gengs. Pernah, gak? Merasa sedih atau ada masalah yang membuat wankawan ini jadi males ngapa-ngapain? Tugas-tugas yang sempat dirancang sedemikian rupa, nyatanya harus kandas karena dikalahkan keinginan untuk hanya rebahan dan rebahan. Melamun dan menangis.


Aku pernah. (Gak ada yang nanya.)


Kalau manteman bisa mengalahkan kemalasan itu dan lebih mengedepankan kedisiplinan, malah mungkin agak memaksakan untuk tetap konsisten, jangan salahkan aku kalau nanti, manteman jadi terlepas dari jeratan masalah kesedihan itu.

Masalahnya mungkin gak akan hilang. Kesedihannya juga gak bakalan mudah menguap. Tetapi, menyibukkan diri adalah salah satu terapi terbaik dari mengalihkan kesedihan. Cobain deh.


~Hal Buruk yang Kamu Dapat Kalau Tidak Disiplin

1. Kurang Up to Date


Ini sih, aku. Beda PC sama VC aja baru tahu wkwkw


Orang-orang sudah pergi ke salah satu patform kepenulisan baru yang lagi booming banget, kamu masih rebahan. Orang-orang udah pada selesai naskahnya dan bikin lagi naskah baru, kamu masih nonton yutup.

Yuk, nangis bareng :')


2. Jadi Pengen Nyinyir


Mood berubah jadi mode: senggol bacok.

Ada yang pamer sertifikat hasil lomba. Dih, sombong banget. (Bukannya termotivasi malah jadi pengen berubah dari netizen diem-diem bae jadi netizen julit.)

Jangan ya, gengs.



3. Gitu-gitu Aja


Karena nulisnya gini-gini aja, semaunya aja. Hasilnya ya, gitu-gitu aja. Gak ada perobahan.

Ikut lomba kalau lagi gak males. Dapet syukur, kalah juga its oke.


~entah apa yang merasukimu ....


(ciyeee sambil nyanyiii)


~Tips-tips Membagi Waktu


1. Buatlah Jadwal

Ini yang lagi mau aku praktekkin. Mungkin kalian mau nyoba juga. Bikin jadwal harian selama 30 hari. Ya, dicoba dulu sebulan. Mudah-mudahan bisa.

Misal: 07.00 Berangkat Kerja
15.00 Pulang Kerja, Sholat
15.30 Baca Novel


Dst.

Aku pikir ini akan efektif. Makanya, mau kucoba. Hhe

2. Ingat Baik-baik Niat dan Tujuanmu

Niat yang mantap dan tujuan yang selalu jadi tumpuan adalah modal utama seorang manusia. Ya, kan ....

Hidup enggak cuma bertahan tanpa alasan. Bertahan untuk mencintai seseorang yang merupakan alasan kita untuk tetap hidup lebih membuat kita terasa ringan dibandingkan bertahan tanpa tujuan yang jelas. Ya, kan ....


3. Jangan Cepat Puas


Memenangkan sesuatu terkadang membuat kita merasa cukup untuk tidak bertransformasi lebih dari itu. Gawatnya, ketika kamu merasa nyaman dengan pencapaian yang itu-itu aja, orang-orang yang pernah kalah darimu, justru sudah menang berkali-kali.


Wadaw.


~Waktu yang Seimbang antara Menulis dan Membaca


Banyak yang bilang, kalau seorang penulis itu awalnya adalah seorang pembaca. Dan memang, dapat dipastikan, sebagian besar penulis itu adalah pembaca.

Awalnya karena sering membaca, kemudian jadi terinspirasi ingin menulis. Setelah mulai menulis, kebialaan membaca ini jangan sampai ditinggalkan.

Karena, bacaan itu bagaikan penyeimbang dalan kegiatan menulis. Menulis tanpa membaca bagaikan sayur tanpa garam.

Membaca akan membuat kita menemukan kebaruan demi kebaruan. Di dunia ini, kemajuan semakin menjadi. Tanpa membaca apa yang sedang tren saat ini, kita bakalan ketinggalan.


Jadi, jangan sampai kita menyepelekan kegiatan membaca. Okeh?