Halloween awalnya adalah budaya yang berasal dari Irlandia, katanya perayaan ini diawali demi mengusir roh-roh jahat yang merusak hasil panen petani. Yakni pada akhir musim panas, sebelum menyambut musim dingin. Persisnya pada tanggal 31 Oktober 2019. 

Seperti yang biasa terjadi pada setiap kultur, beriringan dengan waktu yang terus berlalu, Halloween kemudian diartikan lain oleh umat kristiani di barat. Disana, mereka meyakini bahwa 31 Oktober 2019 merupakan All Saints Day, atau Malam Kudus.

Malam Halloween semakin lama semakin heboh diadakan setiap tahun. Dahulu, saat TS masih anak kecil, halloween hanya ada di film kartun. Tak pernah menyaksikannya secara langsung (bahkan hari ini).

Namun, dengan adanya kecanggihan teknologi, kita bisa mendapatkan banyak informasi terkait perayaan halloween. Dari Jakarta misalnya, anak kampung mana yang tahu bahwa di Ibukota tercinta ini sudah ikut-ikutan merayakan Halloween loh! 



Tahukah? Bahwa Halloween paling heboh tak lagi orang Amerika yang pegang. Di Jepang rupanya heboh sekali gansist. 

1. Pemerintah Berpartisipasi



Entah apa tujuannya, namun pada malam halloween, pemerintah jepang akan menggratiskan tiket kereta api bagi siapapun yang mengenakan riasan atau kostum halloween pada malam itu.
Alhasil, banyak yang ikutan deh. (Bukan orang indo aja yang suka gratisan )

2. Dekorasi Khusus Halloween



Meski diawali dengan berbagai kecaman seperti "Japanese dont need Halloween", kini Halloween dijepang bisa dibilang sangat terkenal dan antusias. Terlihat dari banyaknya daerah yang menghiasi tempatnya demi merayakan halloween, bahkan termasuk kereta api.



3. Masyarakat Antusias dan Heboh



Otaku, Wibu, kumpul jadi satu di malam halloween. Negeri jepang yang amat terkenal dengan cosplay, wajar saja tidak kaget ketika diminta memakai kostum unik di perayaan ini. Seru ya!



Tradisi Halloween dijepang sedikit berbeda dengan Amerika, kimono kebanggaan juga turut serta dikenakan demi meramaikan Halloween ini Gansist. Selain mengikuti perkembangan jaman, hebatnnya Jepang tetap keukeuh promosi budayanya sendiri. Pantas saja mereka adalah bangsa yang besar, karena karakter dan kedisiplinannya pun kental. Bahkan untuk sekedar perayaan atau hiburanpun ciri khas itu tetap tercerminkan.

Kalau diterapkan di Indonesia, apakah harus pakai kebaya? hahaha unik juga mungkin ya.



sumber foto : Google
Referensi : di sini dan di sini