Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Bisnis
  • Saatnya Parafin Malam untuk Batik Gunakan Bahan Baku Sawit

padanglurus1Avatar border
TS
padanglurus1
Saatnya Parafin Malam untuk Batik Gunakan Bahan Baku Sawit
 Saatnya Parafin Malam untuk Batik Gunakan Bahan Baku Sawit
Minyak  kelapa sawit (Crued Palm Oil)  sebagai bahan baku untuk beragam keperluan harian masyarakat sudah lama dikenal. Mulai dari keperluan makanan, seperti minyak, mentega, sampo dan sabun, sampai kepada keperluan industri dalam bentuk Biogas, penggunaan sawit sebagai salah satu bahan baku utama sudah lama diterapkan.
Kini, penggunaan bahan baku kelapa sawit juga mulai merambah ke industri tekstil, wa bil khusus untuk tekstil warisan dunia asal Indonesia yakni batik.

Ya, seperti diketahui, salah satu bahan baku untuk pembuatan motif gambar pada  komposis kain batik adalah bahan malam yang berasal dari paraffin. Bahan malam batik terdiri berbagai komponen seperti gondorukem, parafin, microweak, kote, damar, motokucing dan CPO Selama ini, bahan baku paraffin tersebut berasal dari minyak bumi. Namun kini, bahan baku dari fosil tersebut sudah bisa diganti dengan Bio Paraffin Substitute (Bio PAS) yang berbasis kelapa sawit.
Kenapa harus pakai bahan baku sawit ?, Salah satu alasan utamanya adalah, karena sumber energy dari dalam bumi tersebut saat ini mulai berkurang dan satu saat akan habis. Sementara dengan Bio PAS, Indonesia masih punya persediaan sangat melimpah. “
Selain untuk mengantisipasi hilangnya paraffin yang berasal dari minyak bumi yang kian berkurang, penggunaan Bio PAS secara ekonomis juga sangat menguntungkan karena bisa menekan biaya produksi  batik hingga mencapai 20 persen   
Sejatinya, penggunaan Bio PAS untuk pengganti paraffin berbahan baku minyak bumi belum lama diterapkan, karena peneliti BPPT baru menemukannya pada tahun 2017.
Meski demikian, sejumlah daerah yang menjadi sentra batik di Pulau Jawa seperti Yogyakarta, Solo, Banyumas, Pekalongan sudah mulai menggunakan bahan baku alami ini meski belum terlalu banyak.
Diyakini, dalam waktu tak berapa lama lagi, para produsen dan pelaku industri ini  akan segera mengalihkan penggunaan paraffin dari minyak bumi kepada Bio PAS.  “Itu tak lain karena hasil yang diperoleh jauh lebih baik kata  Farida,  salah seorang  Peneliti di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Kementrian Perindustrian RI.
Penggunaan Bio-PAS pada proses pembatikan mampu menjadi perintang warna yang bagus. "Tidak terdapat rembesan warna yang masuk di tapak alat membatik atau canting," katanya.
Tak hanya itu, warna yang dihasilkan lebih tajam dan cerah, yang itu terjadi karena bio paraffin sawit tadi tahan terhadap larutan alkali serta asam yang disebabkan oleh pewarna sintesis.
Keunggulan lain dari bio PAS ini adalah, bisa mengurangi beberapa komponen dalam pembuatan malam seperti minyak CPO sehingga bisa mengurangi harga malam secara signifikan, tanpa mengurangi kualitas produk batik yang dihasilkan.
So, para pengrajin dan produsen batik dalam negeri, kapan lagi menggunakan unsur dan bahan baku  untuk batik dalam negeri yang lebih murah dengan hasil tak kalah berkualitas?. Kalau tidak kita, siapa lagi?..
0
286
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
BisnisKASKUS Official
70KThread11.6KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.