Harapan Masyarakat semua sama, ingin hidup sejahtera dan tentram. Begitupun Bapak, kan? Apa mau setiap saat dikritik Masyarakat? Tidak, kan?




sumber klik di sini




Wahai Bapak ....
Kami sekeluarga Indonesia, memohon kebijakan Bapak sekalian dalam perjanjian yang dahulu Bapak-Bapak janjikan.


sumber klik di sini

Kelangsungan hidup kami bergantung dengan janjimu. Kami harap, Bapak selalu ingat dengan janji-janji Bapak.

Beberapa bulan kami melangsungkan hidup dengan penuh perjuangan. Melawan bahan panganan yang melejit, harga naik mulai dari bahan pokok hingga bumbu dapur.


Selama empat bulan kami bertahan dalam suramnya musim kemarau. Kekurangan air tidak kami hiraukan, sampai hutan-hutan terbakar kami masih bersabar.


Dalam kesempatan ini, kami ingin mohon dengan sangat supaya Bapak menanggapi ocehan kami. Murahkan kembali harga bahan panganan. Kasianilah kami, Pak!


Semua ocehan-ecehan yang kami lontarkan, hanya demi kemaslahatan negara. Bukan hanya untuk kami ataupun untuk Bapak sekalian.


Kami mohon dengan sangat. Jika ada bencana yang menimpa, tolong Bapak sekalian perhatikan kami semua. Karena, bantuan dan perhatian Bapak sekalian sangat kami butuhkan.


Andai saja kami mampu berbisik pada angin yang berembus. Maka, kami akan membisikkan keluh kesah kami pada Bapak lewat angin.


Andai saja kami mampu menggapai bintang. Maka, kami akan bercerita padanya tentang kegelisahan kami pada Bapak lewat sinarnya.


Hanya saja kami tak mampu. Hanya mampu menunggu kebijaksanaan lewat sanubarimu. Kami berharap, nuranimu akan tersentuh dengan kegelisahan kami, kegundahan kami.


Bukan maksud kami memaksamu, memojokanmu. Namun, kami hanya menyuarakan hak kami sebagai Masyarakat.


Tidak salah bukan?


Janji-janji Bapak sekalian telah kami rekam dalam ingatan, tidak perlu lagi kami berkoar perihal janji itu, karena kami yakin Bapak masih ingat betul dengan semua ucapan Bapak.


Bapak Negara dan Bapak Wakil Negara! Janji adalah hutang dan hutang harus dibayar.


Bukankah Bapak Wakil Negara tau betul dengan 'pepatah' itu? Kami sangat yakin Bapak tau itu.


Jika saja Bapak-Bapak tidak mengalami kecelakaan hingga kepala terbentur, pasti Bapak tidak mungkin amnesia.


Kami harap, kejadian suram lalu tidak terulang lagi. Kita buka lembaran baru bersama-sama. Untuk Indonesia Merdeka.


Kami hanya bisa berdoa, semoga Bapak sekalian bisa amanah. Tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan fatal yang dahulu khilap dilakukan.


Kami sangat butuh ketegasan Bapak sekalian. Jangan buat kami kecewa lagi. Cukup! Cukup beberapa kali saja, jangan ditambah lagi.


Kami sudah terlalu sesak, padahal tidak asma.


Member BBB bersuara.