Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

EnisutriAvatar border
TS
Enisutri
Salah Jadwal
Agan sista yang baik hati, murah senyum banyak rejeki. Kali ini saya mau bercerita tentang pengalaman saya salah jadwal, akan tetapi saya dapat ilmu yang mungkin bisa menjadi referensi tentang pola asuh anak. Saya bingung harus memberi judul apa pada thread ini. Jadi saya pilih judul salah jadwal yang mudah mudahan ada yang meliriknya dan membaca sampai akhir.

Senin tgl 24 September 2019 saya mendapat undangan dari bapak kades untuk menghadiri pelatihan kader Posyantek, dalam undangan tertera jadwal pelatihan tgl 26 september 2019 pukul 08.00 WIB. Tiba saat hari dimana jadwal pelatihan. Saya sudah bersiap-siap, bahkan juga menyiapkan tugas untuk murid-murid dan saya serahkan pada guru piket. Saya meluncur ke TKP, sampailah dibalai pelatihan, dan dengan santai masuk ke balai desa. Disana saya merasa aneh karena semua yang hadir adalah para ibu, dalam hati saya banyak pertanyaan karena saya tahu kader yang dikirim setiap dusun hanya dua orang laki dan perempuan. Saya celingukan.

Acara dimulai kali ini pemandu acara meminta semua yang hadir menyanyikan lagu "mars PKK" saya bengong "lho kok PKK" saya tambah bengong masih belum sadar bahwa saya salah jadwal. Saya buka lagi surat undangan kemaren, bolak balik saya pastikan hari, tanggal dan waktu. Tapi tetap saja saya tidak mendapat jawaban. Saya mau tanya dengan ibu-ibu sebelah takutnya saya yang salah malah tambah malu. Ya sudah saya pasrah saja mengikuti jalannya acara.

Tibalah saat acara diskusi dengan pembina sesuai pokja yang diikuti. Walah ini saya mulai panik dan bingung. Untung saja ada tetangga saya yang menjadi kader PKK yang ada disana juga memanggil saya dan menyuruh saya bergabung dengannya. "alhamdulillah kata saya dalam hati.

Pada saat itu saya sudah benar benar yakin kalau saya memang salah jadwal. Setelah ditanya tetangga saya itu " mbk Eni kemarin kesini ya?" tanya nya "lho la ngapa kesini? " saya balik tanya. "kan mbak Eni sama mas Makrus jadi kader posyantek to?" " bukannya hari ini jadwalnya? " "jadwalnya diajukan kemarin, karena banyak kegiatan disini, hari ini rakor PKK, apa mbk gak dikasih tahu too?[/I" ] tanyanya "[I]gak ada info ke sayanya" "ya sudah kalo gitu ikut aja di pokja aku"

Akhirnya saya mengikuti pembinaan kader pokja yang datang dari kecamatan. Saya mengikuti pokja 1 tentang pola asuh anak. Disitu ibu yang melakukan pembinaan menceritakan pengalaman pribadinya sendiri. Sebut saja Bu Siti, beliau menceritakan tentang pola asuhnya kepada anak pertamanya. Beliau mengasuhnya dengan memberikan kebebasan kepada anaknya karena ia dan suami sibuk bekerja. Semua yang diminta anaknya dituruti dengan alasan " kita cari uang untuk siapa sih" tapi setelah beranjak remaja anak bu siti mulai susah diatur dan sering tidak pulang ke rumah. Karena kurangnya kontrol dan perhatian orang tua sehingga berunjung ke narkoba. Disaat anaknya menjadi seperti itu bu Siti sadar itu semua disebabkan karena pola asuh yang salah. Bu siti dan suaminya berencana membantu penyembuhan anaknya dengan sekuat tenaga dan disisi lain bu Siti waktu itu juga sedang mengandung anak kedua. Ia tidak pernah menyalahkan anaknya, ia justru menyesal dan minta maaf kepada anaknya itu. Pada akhirnya anak bu Siti itu terbebas dari jerat narkoba, dan kemudia bisa melanjutkan sskolah sampai akhirnya bisa mendapat pekerjaan. Bu Siti sangat bahagia anaknya bisa terlepas sembuh.

Setelah kejadian tersebut bu Siti mengubah pola asuh untuk anaknya kedua ia mulai sadar anak harus mendapat perhatian khusus orang tua, anak harus dibimbing, dan diarahkan sejak dini. Belaiu mulai membiasakan diri dengan cara
▪memanggil anaknya dengan sebutan nak, adik, kakak jangan dibiasakan memanggil namanya langsung
▪jika meminta bantuan anak usahakan menggunakan kata tolong
▪jika anak melakukan apa yang kita perintahkan jangan lupa ucapkan terima kasih
▪puji anak jika menyelesaikan pekerjaannya walaupun jauh dari apa yang kita harapkan
▪jangan sungkan untuk berkata maafkepada anak
▪jika anak melakukan kesalahan beri pengarahan
▪jangan melontarkan kata kasar kepada anak bahkan hingga kekerasan fisik. Anak yang masih kecil ibarat spon menyerap segala sesuatu namun belum bisa memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk.

Dengan pola asuh yang demikian anak akan merasa dihargai diperhatikan dan sayangi orang tuanya, itu terbukti kata bu Siti "anak keduanya berbeda jauh dengan anak pertamanya". Karena itu, usahakan sejak dini memberikan pengarahan kepada anak sebab pada usia dini anak mendengarkan nasihat orang tua dengan gambaran persentase kekuasaan orang tua terhadap anak adalah usia sekolah TK-SD kekuasaan anak 20%, orang tua 80% (pada usia ini orang tua menjadi pengendali segala sesuatu yang anak lakukan), SMP 50% anak dan 50% orang tua(pada usia ini anak mulai mempunyai keinginan dan pola pikir sehingga mulai ada perdebatan dengan orang tua, namun orang tua masih bisa mengendalikan) SMA anak 80%, orang tua 20% (menginjak remaja biasanya anak sudah susah untuk diarahkan). Dengan kata lain jangan sampai terlambat, agar tidak menyesal dikemudian hari.

Itu adalah pengalaman saya salah jadwal, namun saya bersyukur saya mendapat ilmu yang sangat bermanfaat.

Lampung, 12 Oktober 2019

Diubah oleh Enisutri 11-10-2019 22:39
swiitdebbyAvatar border
nona212Avatar border
AtkaHasenaAvatar border
AtkaHasena dan 5 lainnya memberi reputasi
6
760
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & ParentingKASKUS Official
4.1KThread5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.