Tatapannya tajam,wajahnya tegas, tubuhnya tinggi tegap, nampak begitu sempurna dengan seragam putih-abu nya yang cukup berantakan, dilengkapi jaket Levis kebanggaannya, berjalan santai di iringi tatapan memuja perempuan yang dia lewati.
 
Faressta Gionino Gavin
 
Siapa yang tidak mengenalnya?reputasinya di SMA Triaksa tidak dapat diragukan lagi. Belum genap satu tahun dia Pindah ke sekolah ini, namun namanya sudah menjadi topik hangat bahkan sejak 2 Minggu ia menempati sekolah ini, berbagai macam prestasi berhasil ia juarai baik akademik maupun non akademik,tentu saja seimbang dengan banyaknya catatan yang ia punya di ruang BK,akibat ulah nya yang kadang terlalu Santai dan berbuat semaunya dan terakhir jangan lupakan penggemarnya yang melimpah ruah,jangan coba coba untuk menghitungnya karena hampir 99,99% populasi murid wanita di SMA Triaksa adalah penggemarnya. 

Fares meletakan asal tas nya di atas meja, Menempati kursinya berlanjut dengan memasang  earphone yang mengeluarkan musik kesukaan nya, matanya terpejam tidak mempedulikan keadaan kelas yang sebagian penghuninya belum tiba, dan sebagian lagi sedang mengagumi ketampanannya.

Tak ada raut apapun disana, Datar tapi terlihat damai, bulu mata lentik nya terlihat menggemaskan kontras dengan kulit putihnya. Ia tertidur, posisinya sangat strategis dengan duduk di meja paling ujung dan paling belakang barisan para murid legenda berkumpul tentunya.

Kriiiiinnnngg!!!!

Suara bel berbunyi nyaring semua siswa/i menempati tempatnya masing masing, berdoa kemudian mempersiapkan diri untuk materi pembelajaran  pertama. Berbeda dengan pria di ujung sana, matanya masih terpejam, earphone nya masih setia terpasang, nafasnya teratur tanda bahwa ia masih tertidur.

Seorang wanita paruh baya memasuki kelas dengan 2 buku paket tebal dan sebuah tempat pensil hello kitty. Berjalan santai ke meja guru meletakan 2 buah buku tebal dan tempat pensil hello kittinya,berlanjut dengan memeriksa murid muridnya.
Matanya menyapu seisi kelas yang hening,berhenti ketika mendapati seorang murid laki laki di sana dengan wajah tanpa dosa nya tertidur pulas dengan earphone yang terpasang, membuat tatapan wanita itu semakin tajam seolah olah lingkar matanya sendiri sudah tidak sanggup menampungnya.

"Fares!" Teriaknya

"Fareeess!!" Ulangnya,dan masih tidak ada tanggapan dari orang yang dimaksud

"Faressta Gionino Gaviiiin!!!" Nihil, masih tak ada respon dari orang yang di maksud.

Byuuuurr!!!!
 
Seketika Fares membuka matanya, Cukup kaget ketika tubuhnya basah dengan air yang entah datang darimana, tatapannya menajam,rahangnya mengeras dia menoleh memeriksa siapa yang berani mengacaukan ritual sakralnya.

Sialan!  Umpatan itu lolos begitu saja di dalam hatinya, ketika matanya menemukan dalang di balik peristiwa pengacauan ritualnya. Wanita tua yang ia yakini adalah guru sejarah itu menatapnya tajam,dengan tangan yang memegang ember kosong dan wajah yang merah padam.

Fares diam,balik menatap Guru itu tajam,tak terima dengan apa yang baru saja dia alami, dalam hatinya ia terus merapalkan umpatan kasar untuk sang guru tercinta.

"Apa?kamu tidak terima saya siram hah?!" Bentak wanita itu

Tak ada tanggapan dari faress,wajahnya tetap datar.

"Ini masih jam 07.10 Faress!" Tetap membentak

"Saya tau" jawabnya enteng

"Kamu malah tidur saat pelajaran pertama bahkan belum dimulai! Berani sekali kamu! Mau jadi apa kamu!" Wanita itu semakin geram,melihat tingkah muridnya yang kelewat datar ini

"Lalu?"

"Keluar Faress! Berdiri di lapangan sampai jam pelajaran saya usai! Setelah itu saya pastikan kamu akan kembali memasuki ruangan pak Rudi" ucap wanita itu tegas,jangan luapkan senyuman sinis yang ia tunjukan.

Hening,Faress masih diam di tempat tak ada tanggapan apapun

"Keluaaaar!" Wanita itu berteriak keras, sampai sampai semua orang yang ada di ruangan itu menutupi telinga masing masing.

Faress masih tetap diam,posisinya tak berubah tatapannya masih sama.hingga 2 detik berikutnya matanya beralih menatap semua teman sekelasnya yang sedari tadi asik menonton pertunjukan gratis darinya. Dengan cepat Faress meninggalkan kelas menuju lapangan masih dengan wajah tanpa eskpresi miliknya.

🍭🍭🍭

"Kamu tau saya bosan melihatmu menjadi tamu langganan saya Faress"
pak Rudi terkekeh,saat Fares kembali masuk ke ruangannya di ikuti dengan staf guru yang ia ketahui adalah salah satu guru sejarah SMA Trisakti. Ia bahkan sudah bosan menghitung catatan pelanggan yang dilakukan muridnya yang satu ini. Untung saja dia cerdas, berhasil mengharumkan nama SMA Triaksa dengan segudang prestasinya jika tidak, sudah dapat Rudi pastikan jika Fares sudah di keluarkan sejak 3 bulan dia menempati SMA Triaksa.

Faress diam tak menanggapi ocehan guru BKnya. Rudi menghela nafas lelah, mendengar perkataan guru sejarah tentang tingkah Fares pagi ini.
Tatapannya beralih melihat Fares yang tampak tidak peduli sama sekali dengan apa yang akan terjadi

"Baiklah Fares sepertinya bapak rasa kamu harus meminta maaf pada Bu ati tentang kejadian pagi ini"

"Apa? Hanya perkataan maaf saja? Hukuman macam apa itu" cerca Bu ati tak terima

"Fares?" Rudi tak menghiraukan ucapan rekan kerjanya, ia tau cara menghukum muridnya yang keras kepala, egois, dingin, dan tidak takut apapun. Ia sudah cukup mengenal Fares mengingat seberapa seringnya anak ini menjengunjunginya.

Masih tak ada tanggapan. Ciri khas seorang Faress Gionino Gavin tentunya.

"Fares cepat minta maaf sekarang!" Rudi sedikit menaikan volume suaranya,tatapannya berubah serius.

"Maaf" Setelah mengucapkannya Faress segera keluar dari ruangan itu,meninggalkan Rudi yang tersenyum puas dan Bu ati dengan wajah masamnya.

Faress mengambil tas nya,berjalan menuju parkiran sekolah. Kemudian menjalankan motor Trail nya lengkap dengan helm full face yang menutupi wajah tampannya dengan kecepatan di atas rata rata. Tujuannya adalah rumah sekarang, mengganti pakaiannya yang terasa tak nyaman, Mood nya sangat sangat tak baik hari ini...

🍭🍭🍭



Faress sampai di rumahnya, dia memarkirkan motornya asal berjalan cepat ke arah kamarnya yang ada di lantai 2 sebelum iblis kecil yang selalu membuatnya marah kembali mengganggunya. Beberapa pelayan yang menyambutnya tak ada yang dia tanggapi, langkahnya lebar berputar balik ke arah dapur saat di rasa tenggorokannya kering. Faress mengambil gelas, pelayan yang melihat itu segera mengambilkan air dingin sebelum tuannya menghancurkan dapur karena kesalahannya. Faress menghabiskan nya cepat meneruskan rencana awalnya menuju kamar.

"Papa!" Suara anak perempuan itu tak menghentikan langkah lebar Fares.

"Papa! Papa!" Tak menyerah anak itu berlari sekencang yang ia bisa agar bisa menghampiri lelaki yang ia sebut papa

"Papa stoop!" Mata anak 4 tahun itu, berbinar ketika berhasil menghadang langkah Faress.

Fares diam tak menanggapi apapun, dia hanya menatap tajam anak kecil yang mempunyai wajah seperti dirinya itu.

"Papa,lihat cia berhasil merawat bunga rose ini,cantik bukan? Ini untuk papa" anak kecil itu menyodorkan bunga yang sangat cantik dengan mata penuh harap bahwa Fares akan menerimanya.

"Menjauhlah, menjijikan!"
Dengan kasar Fares menggeser tubuh cia yang menghalangi jalanya, meneruskan langkahnya memasuki kamar.

Fares menjatuhkan dirinya di atas kasur king size nya,menutupi matanya dengan satu lengannya. Pikirannya menerawang jauh ke masa masa yang sangat memuakkan untuknya.

"Aku membencinya, wanita ular yang tak tau diri, iblis kecil itu dan semua spesies lemah tapi licik bernama wanita di planet ini"  gumamnya, tatapannya berubah sedih,bercampur kecewa dan lebih di dominasi oleh kemarahan.

🍭🍭🍭

TBC🔥🔥🔥🔥
Hai hai hai buat kalian yang mau luangin waktu berharganya hanya untuk baca cerita acak acakan dari orang ini tengkyuuu😘
Semoga suka and selamat berjuampa di chapter selanjutnya
Bye bye😚😚
Annesa_putrii😋