Ketika beberapa hari aku sudah berada di tempat ini, aku mendapatkan sebuah visual bangunan rumah belanda jaman dahulu. Terlihat ada seorang meneer mengenakan seragam berwarna putih dan topi bundar di kepalanya, di sebelahnya ada gadis belia mengenakan dress berenda yang sangat anggun.


Visual itu berhenti dan membuatku sakit kepala mendadak. Aku tahu, pasti ada yang ingin menunjukan sesuatu padaku melalui gambaran visual tadi. Oh, astaga! Benar saja, ada perempuan yang muncul ditangga menatap ke arahku tanpa ekspresi. Aku mencoba membatin dalam hati "Kamu tahu aku bisa lihat?" , Respon dia pun malah pergi. Bodohnya aku bertanya seperti itu.


Selama aku sedang bekerja, aku berpikir siapa sosok ini dan mengapa dia memberikan visual seperti itu. Aku bertanya pada sahabatku saat kami sedang istirahat berdua.


Aku : Kayanya aku harus buka gerbang dialog sama dia deh, A.

A R : Yaudah, tapi kamu harus hati - hati.


Hmmm... Aku harus berani besok, tepat ketika sudah sepi. Mencoba berdialog dengannya membuatku sedikit takut juga sih, ya wajar kalau aku takut kan manusiawi.





Esok harinya, aku mencoba memberanikan diri ke bangunan itu. Betul, sepi karena mereka sudah pulang semua. Aku mencoba berbicara pada ruang kosong itu, memanggil - manggil nama yang terbayang dibenakku.


Mariaa... Maariiaaa... Apa kamu bersembunyi disana? Aku membuka dialog denganmu...


Perempuan itu muncul, dari asap memadat menjadi sosok wanita. Awalnya aku terdiam mematung, tetapi aku mencoba bertanya padanya.


Apa kau mati terbunuh oleh tentara itu ?


Saat bersamaan dengan respon dia yang berteriak kencang, temanku muncul dari balik pintu dengan ekspresi penasarannya. Aku benar - benar terkejut oleh keduanya. Lebih baik aku tidak perlu mencari tahu tentang dia, aku akan melupakan keberadaan sosok itu...





Maria, sebuah nama yang indah untuk sosok yang tak banyak bicara...