Habibie, siapa yang tak kenal dia. Pemilik nama yang terkenal dengan BJ.Habibie ini begitu melekat bagi bangsa Indonesia. Rasanya, tak ada yang tak kenal dengan dia. Dikagumi seluruh elemen bangsa, tua, muda, remaja, dewasa dari berbagai profesi, semua tak ada yang menyangkal intelektualnya.

Dalam pandangan saya dia satu satunya presiden dengan sedikit haters, atau bahkan tak ada. Kisah keikhlasannya berjuang untuk bangsa memantik simpati berkepanjangan. Dengan posisi penting dan gaji tinggi di Jerman dia pulang ke Indonesia, mengabdikan diri sebagai ilmuwan, membangun bangsa Indonesia lewat sains dan teknologi, tanpa bertanya berapa gaji yang akan didapatkan.

Sejak menjejakkan kaki di Indonesia, Riset dan teknologi begitu menarik minatnya. Dunia ilmu pengetahuan Indonesia tumbuh bergairah karena kedatangannya. Segala lini yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dia perhatikan dan hasilnya adalah, bertahun tahun dia menjabat sebagai Menteri Riset dan teknologi, sebelum akhirnya ditunjuk menjadi Wakil Presiden RI pada era Soeharto, sebelum lengser.

Dia sungguh humanis, bahkan saking toleran dan memperhatikan masalah masalah HAM, Timor Timur -- Sekarang Timor Leste-- diberinya kesempatan referendum. Baginya menjadi bagian bangsa Indonesia haruslah didasari cinta. Maka untuk cinta terhadap bangsa itu dia dedikasikan hidupnya untuk bangsa ini, meskipun tawaran menggiurkan hidup sangat mewah di mancanegara tak pernah berhenti.

Saya mengaguminya bukan saja karena sosok nasionalismenya yang tinggi namun karena konsistensinya pada dunia dirgantara Indonesia. Sebagai ilmuwan di bidang ini adalah sangat pantas bila dia menggelutinya lebih intens ketimbang ilmu lain.

Mimpinya menjadikan negara Indonesia sebagai produsen pesawat terbang pernah tercapai. CN 235 pesawat terbang bermesin dua menjadi projects karyanya bersama IPTN, Industri Pesawat Terbang Nusantara.

Tentang hal ini Wikipedia menuliskan,

"CN-235 adalah sebuah pesawat penumpang sipil (airliner) angkut turboprop kelas menengah bermesin dua. Pesawat bermesin turboprop ini dirancang bersama antara IPTN Indonesia dan CASA Spanyol. Pesawat ini diberi nama sandi Tetuka dan saat ini menjadi pesawat paling sukses pemasarannya dikelasnya."


Sumber Gambar: Republika co.id
Bagi saya itu adalah capaian yang luar biasa. Pengakuan dunia internasional terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Bila tolok ukur kemajuan suatu bangsa dinilai dari kemampuan menguasai teknologi dirgantara. Maka Habibie telah membuat kami, bangsa Indonesia sangat bangga karenanya.

Terlepas dari polemik bahwa biaya memproduksi pesawat yang sangat mahal itu tidak sebanding dengan kondisi riil rakyat Indonesia yang banyak di garis kemiskinan. Kemampuan bangsa Indonesia, lewat Habibie tentu saja telah membuktikan bahwa Indonesia layak diperhitungkan di kancah pemasaran industri pesawat terbang.

Menurut saya, kemiskinan bisa ditanggulangi bila Sumber Daya Masyarakat Indonesia cukup tinggi. Pendidikan, ilmu pengetahuan, bisa menjadi satu alat mengentaskan kemiskinan. Bukan malah mengebiri keilmuan seseorang demi sebuah arogansi tebar pesona semata. Supaya dikatakan pro kerakyatan.

Ah sudahlah, bagi saya tak ada sosok lain yang sebegitu loyalnya terhadap dunia pengembangan ilmu pengetahuan selain Habibie terutama di bidang dirgantara. Pesawat Indonesia adalah Habibie, begitu sebaliknya, Habibie adalah pesawat Indonesia.

Selamat jalan bapak Habibie, Cintamu pada ilmu pengetahuan, kesetiaanmu pada belahan nyaw ibu Ainun, sungguh menjadi teladan yang sangat berkesan.

Anis Hidayatie, untuk Kaskus



Yang