donyr87Avatar border
TS
donyr87
Misteri pendakian dengan jalur yang aneh di G. kelud

******


******

waktu sudah menunjukan jam 16.00 dan kami masih berada di loket pendaftaran untuk melakukan pendaftaran pendakian, sebelum melakukan pendakian aku, yudha dan anggip diberi informasi tentang hal_hal yang dilarang ketika melakukan pendakian.

Ketika waktu mulai memasuki petang aku bertemu dengan seoarang warga yang ada mau pulang dari mencari rumput, warga itu bertanya.

"Mau kemana le". Tanya warga itu

"mau kepuncak pak". Jawabku

 

"Kalau mau kepuncak mbok yo istirahat dulu, masih mau magrib lo le". Sahut warga itu sembari mengingatkan untuk istirahat dulu.

" iya pak, kalau kita melanjutkan perjalan sekarang emang gak boleh ya pak" . Jawabku sambil mengambil sebungkus rokok didalam saku.

"Boleh le, tapi hati-hati karena disini sering terjadi orang tersesat ketikan mau naik kepuncak saat petang" . Jawabnya sambil duduk.

Aku masih bingung dengan jawaban dari warga itu, yudha dan anggip juga ikut bingung. Lalu anggip melontarnkan pertanyaan kepada warga itu.

" Masa sih pak, disini sering terjadi hal itu". Tanya anggip kepada warga tadi.

" Udud pak". kataku sambil menyodorkan ke warga yang bercerita tadi.

"Oh iya le, matursuwun". jawab warga itu atas tawaran rokok dariku.

"Iya le, disini sering terjadi orang-orang yang mau mendaki tersesat karena diwaktu petang, soalnya dareah sini memang terkenal lumayang angker. Kalian bawa gitar juga kesinin ya?".  Jawab warga itu sambil bercerita tentang hal-hal tersebut.

Saat warga tadi tentang gitar tadi, Yudha menyahuti pertanyaan warga itu, karena  yudha yang membawa gitar.

'Iya pak, saya bawa giitar" jawab Yudha dengan santai.

"Nanti gitarnya kalian simpan saja nggak usah dipakek" jawab warga itu.

"Lho kenapa pak". Tanya yudha dengan raut wajah bingung.

"Pokoknya nggak usah dipakai nanti, Ya udah le aku pamit dulu ya". jawab warga itu sambil berdiri lalu pergi meninggalkan kita bertiga.

*******


*******

Kami bertiga bingung dengan ucapan dari bapak itu, setalah bapak itu pergi kami bertiga melanjutkan pendakian dan waktu kami melanjutkan perjalanan, kami bertiga kebingungan jalan mana yang harus ditempuh karena kita bertemu dengan simpang 3 jalur pendakian dengan patok petunjuk arah tidak jelas.

Kemudian anggip memutuskan untuk lewat jalur yang kanan, aku dan yudha pun juga setuju untuk mengikuti jalur yang kanan.

Sekitar 1 1/2 jam perjalanan, kita sudah sampai dipuncak dan aku membagi tugas, aku pergi mencari kayu bakar sedangkan yudha dan anggip mendirikan tenda. Aku memilih pergi kayu bakar karena anggip ini termasuk orang yang penakut sedangkan yudha tidak terlalu penakut.

*******



*******

Aku mulai pergi dari mereka berdua untuk mencari kayu bakar, ditengah-tengah perjalanan pecarian kayu bakar hawa dingin mulai terasa sekali, lalu aku mengeluarkan sebatang rokok untuk penghangat dan menemaniku mencari kayu bakar.

Tak terasa ternyata perjalananku mencari kayu bakar sudah terlalu jauh, dan anehnya ketika perjalanan tadi aku belum menemukan ranting-ranting pohon/kayu bakar. Dengan bantuan lampu senter dikepala dan sebatang rokok aku tetap mencari ranting-ranting atau kayu untuk persedian bahan penghantan ditenda.

Selang sekiatar sepuluh menit aku menemukan lumayan banyak rating-ranting pohon dan heranku ranting-rantik pohon itu sudah ditata sarpi banget, dengan perasaan tidak enak aku nekat saja ambil. Dan peraaanku bingung dtimbah merasa ada hal-hal aneh.

Aku tetap saj melanjutkan perjalanan kembali menuju tenda tadi dengan perasaan tidak enak,  ditengah-tengah perjalanan ada hal yang membuatku panik dan aneh karena jalan yang kuleawti tadi sudah berbeda aku berpikikran bahwa aku tersesat, dan Dengan perasaan tidak enak aku tetap melanjutkan dengan ngekat melewati salah satu jalur.

 

"Huft, sial apes sekali aku, sudah tersesat gak ada sinyal lagi buat hubungi yang lain". gunamku dalam hati sambil berjalan membawa kayu bakar.

Sekitar setengah jam aku berputar-putar mencari jalan menuju tenda, akhirnya aku menemukan sorot cahaya dari api unggun, lalu aku berjalan menuju ke tempat itu dan sekitar 3 menit berjalan aku mendengar suara aneh dari belakangku, suara itu pun semakin terdengar keras dan akupun berlari menuju sorot cahaya dari api unggun tadi.

"Sial, suara apalagi itu". Gunamku sambil persiapan berlari.

*******


Aku terus berlari, sampai akhirnya sampai dan benar tenyata itu sorot api unggun dari tendaku, yudha dan anggip kebingungan melihat aku berlari menuju tenda, sampai didepan mereka.

"Alhamdulillah, sampai juga". Ucapku dengan nafas ngos-ngosan.

"lo kenapa don, lari-larian gitu kayak ada apa aja, ya nggip". Tanya yudha sambil menoleh anggip.

"Aku tadi tersesat waktu cari kayu bakar, dan aku tadi mendengar suara aneh gitu, jadi aku berlari kesini". Jawabku sembari minum ari putih.

"Udah-udah paling juga persaanmu doang, pantes aja lama banget lo". Jawab anggip sambil menenangkan aku.

"Perasaan apa, Tadi beneran tadi, eh kalian dapet kayu dari mana?, padahalkan jatahku yang cari". tanyaku sambil kebingungan.

"dari sebelah situ banyak ranting pohon tadi, lha lo sih malah cari yang jauh". Jawab yudha dengan santai.

"Waduh kok aneh ya, padahal aku nyari sampek jauh baru ketemu." Jawabku 

"Tenang aja don paling nggak ada apa-apa, cuma kamu yang lagi apes hehehe. jawab yudha dengan tertawa miris.

*******



*******


Akhirnya malam itu kami bertiga bercanda ria dengan cuaca cerah langit malam ditaburi bintang, dan yudha mulai memainkan gitar yang dibawanya tadi. Dan kami bertiga bernyanyi-nyanyi bersama dengan alunan musik dari gitar yudha, sekitar 2 lagu tiba-tiba angin begitu kencang dan hujan deras.


Aneh sekali saat itu padahal tadi cuacanya sangat cerah, secara tiba-tiba hujan campur angin. "mungkin maksud yang dibilang dari bapak tadi ini." gunamku dalam hati.

Setelah 5 menit berjalan cuaca kembali begitu cerah, kami bertiga sangatlah heran dengan kondisi cuaca saat ini. kami bertiga berbincang-bincang tentang hal yang dibicarakan oleh seoarang bapak yang sedang mencari rumput tadi.

Dan akhirnya kami tidak berani melanjutkan untuk bermain gitar demi menghindari hal-hal aneh seperti tadi, dan waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.28 rasa kantuk mulai timbul dan ditambah lagi letihnya pendakian yang memakan waktu sekitar dua setengah jam.

Aku mulai membaringkan badan didalam tenda sektika itu akupun langsup terlelap, begitu pula kedua kawanku.

Sekitar jam 05.10 aku terbangungkan olleh alarm yang kuseting tadi malam dan aku langsung keluar tenda menyaksikan indahnya sunrise yang ada didepan mata, aku pun tak lupa membangungkan anggip dan yudha karena hal yang sangat jarang ditemukan.


setelah itu kita bertiga mengabadikan moment tersebut dengan bantuan dari kamera handpone sebagai kenangan-kenangan perjuangan di pendakian gunung kelud.

Sekian.

Source of image : By google 

Referensi : Pengalaman pribadi 

Penulisan : TS

vizum78Avatar border
vizum78 memberi reputasi
1
501
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
KASKUS Kreator Lounge
KASKUS Kreator LoungeKASKUS Official
1.2KThread945Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.