Hirarahmi39Avatar border
TS
Hirarahmi39
Si Jenius yang Religius


Indonesia sudah kehilangan satu sayapnya
Patah, melayang menuju nirwana
Hilang di balik tempat terbit sang bagaskara
Namun, tak perlu lagi kita tumpahkan air mata
Dia pergi, menemui Sang Cinta


Siapa yang tidak kenal sosok yang satu ini? Sosok jenis yang religius-- putra bangsa yang paling berharga. Benar, beliau adalah Almarhum Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie.

Beliau lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan pada, 25 Juni 1939. Dan, menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 11 September 2019, di usia yang ke- 83 tahun.

Eyang Habibie-- begitu orang-orang biasa menyapanya-- pernah berkuliah di Jerman-- tepatnya di RWTH Aachen, Jerman Barat, dengan studi teknik penerbangan. Beliau berhasil mendapat gelar dokter di sana dan lulus dengan predikat summa cum laude (sangat sempurna). Luar biasa, Eyang!



Di balik kejeniusannya-- di mana beliau berhasil menemukan Crack Progession Theory (teori retakan awal pada pesawat), beliau juga merupakan sosok yang sangat religius. Jadi, beliau mengisi paket komplit, jenius dan religius.

Eyang Habibie tidak pernah lalai akan ibadah wajibnya sebagai seorang muslim, yaitu shalat 5 waktu, dan juga ibadah sunnah. Salah satunya puasa Senin Kamis.

"Beliau itu luar biasa. Saya salut puasa Senin-Kamis, walaupun kunjungan ke daerah, ke luar negeri kayaknya belum pernah. Saya waktu itu ke Batam, jadi kalau Senin-Kamis tetap puasa," kata Pramusaji Istana, Asep Setiawan. merdeka.com

Ternyata, sifat religius beliau ini, sudah ditanamkan sejak kecil. Buktinya, di usia yang masih belia, beliau sudah menguasai bacaan Alquran. Hal ini tidak lepas dari peran ayah beliau-- Alwi Abdul Jalil, di mana sang ayah tidak membiarkan hari Habibie Kecil berlalu, kecuali didengarkan bacaan ayat-ayat Alquran.

Sifat religius itu tak hanya dilakukannya seorang, tapi juga dilakukan bersama dengan istri beliau-- Hasri Ainun Habibie.

Selain itu, saking religiusnya beliau, jika disuruh untuk memilih antara nikmat imat dan taqwa dengan nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi, beliau akan memilih nikmat iman dan taqwa terhadap islam. Hal ini sesuai dengan penuturannya;


"Saya katakan kalau Tuhan YME panggil saya dan saya disuruh pilih 100 persen imtak (iman) atau 100 persen iptek, yang saya pilih adalah 100 persen imtak. Tapi, kalau saya boleh pilih, saya mau dikasih dua-duanya agar seimbang," ujar Habibie di gedung MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017). m.detik.com

Nah, begitulah Eyang Habibie. Dia menunjukkan bahwa, ilmu agama harus dinomor satukan dibandingkan dengan ilmu dunia. Semoga kita dapat mencontoh prinsip beliau yang mulia ini. Di mana, kecerdasan tidak menutupi keimanan. Namun harus sebaliknya, keimanan akan menunjukkan kepada kecerdasan.

Sekarang, sudah dua minggu lebih dia pergi menghadap-Nya. Namun, walaupun begitu jejak langkah dan kiprah beliau di Indonesia tidak akan lekang sepanjang masa.



Eyang, semoga surga Allah hadiahkan kepadamu. Aamiin Allahumma Aamiin.

Pariaman, 30 September 2019.

Sumber gambar: Google.
Diubah oleh Hirarahmi39 30-09-2019 10:38
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
zafinsyurga dan 3 lainnya memberi reputasi
4
248
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.9KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.