Seiring berjalannya perputaran matahari, pasti waktupun mengikuti. Seberapa jauh memahami tentang arti kehidupan yang Tuhan beri?

Ketika Tuhan mentakdirkan sebuah kehidupan, sejak awal kelahiran, harus siap menghadapi dan menjalani.

Tidak seorangpun meminta atau memesan penderitaan dan kesengsaraan dalam hidup. Namun bila itu harus dialami, mau tidak mau harus dilalui walau dengan derai air mata dan telapak kaki berdarah-darah.

Bersyukur ketika semua yang merintang bisa dilewati, meskipun kenangan purba tentang perjuangan hidup menjadi kolase dalam hati.

Sepanjang hayat masih dikandung badan, kekecewaan dan sakit hati tidak akan pernah pergi. Selalu silih berganti mengiringi disela-sela senyuman yang dimiliki.

Semakin usia bertambah kedewasaan makin ditempa. Dewasa bukan tentang jumlah angka namun tentang kesanggupan menghadapi kehidupan.





Semua penyakit inshaa allah ada obatnya, namun hanya satu penyakit yang tak bisa diobati, yaitu tua. Bukan berarti saat menua harus mengikuti usia, ada teman yang menuliskan tentang sebuah kisah senja, bahwa menua tak harus menderita, semangat tinggi dalam menjalani hari-hari harus tetap dimiliki. Wajah boleh keriput badan boleh mulai membungkuk atau rambut memutih bercahaya, namun keceriaan menikmati hari tua jangan sampai padam. Sebagai penyemangat kaum muda tidak dilarang untuk selalu gembira.

Kisah purba biarlah menjadi kisah abadi dalam dada bahwa Tuhan akan menghargai sebuah perjuangan. Berjuang untuk tetap tegak dan berdiri hingga akhir masa nanti, menikmati kehidupan yang sudah diberi adalah rasa syukur pada Illahi.