Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Mengenang Cecilia Vickend, Artis yang Meninggal karena Kanker Mulut
Kaskuser yang jarang menonton televisi mungkin tidak terlalu akrab dengan nama Cecilia Vickend. Dalam dunia persinetronan Indonesia. Cecilia cukup dikenal sebagai artis film televisi (FTV). Wajah cantik dan aktingnya. Sempat wara-wiri di layar kaca pada sekitar tahun 2000-an.

Pada 2010, ada kabar mengejutkan. Cecilia terkena kanker lidah. Begitu ditemukan kanker, dokter sebenarnya sudah menyarankan agar dioperasi karena sudah stadium 2B. Namun, karena ia dan keluarganya masih bimbang, jalan yang ditempuh adalah pengobatan alternatif.

Tiga bulan berobat non-medis, kondisi Cecilia malah tambah parah. Meski pada akhirnya ia sempat menjalani operasi, ternyata tindakan itu tak banyak membantu. Bayangkan, ia tidak bisa lagi makan, minum, bahkan bicara secara normal. Asupan makanan hanya bias dilakukan melalui selang.

Mengenang Cecilia Vickend, Artis yang Meninggal karena Kanker Mulut

Semakin hari, kondisi alumnus London School of Public Relation Jakarta itu kian turun. Tubuhnya kurus, wajah membengkak. Hingga akhirnya, Desember 2012, Cecilia berpulang pada usia 26 tahun.

Dibandingkan kanker payudara, dalam dunia medis, penyakit kanker rongga mulut dinilai lebih berbahaya. Indikatornya adalah tingkat harapan hidup. Seperti dalam kasus Cecilia yang hanya punya dua tahun kesempatan berobat hingga tutup usia.

Jika menengok data selama ini, secara umum kanker mulut kira—kira hanya bisa bertahan kurang dari tiga tahun, angka itu artinya setengah dari angka harapan hidup kanker payudara yang mencapai lima tahun.

Pada 2009, angka bertahan hidup kanker mulut hanya 13 bulan. Akan tetapi seiring waktu, terus meningkat mencapai 30 bulan. Peran spesialis penyakit mulut dan gencarnya: edukasi ke masyarakat tampaknya mulai membuahkan hasil.

Angka harapan hidup memang meningkat, tetapi tingkat pengetahuan masyarakat ternyata masih minim. Wajar jika kemudian diagnosis kanker mulut sering terlambat lantaran gejalanya disepelekan. Masyarakat menjadi tidak awas. Padahal kalau sudah sampai menjalani terapi, biayanya mahal dan sangat lama.


Mengenang Cecilia Vickend, Artis yang Meninggal karena Kanker Mulut
Kasus kanker mulut di ras Asia memang tidak sebanyak ras lain. Masyarakat Afrika Amerika dan kaukasia punya risiko tinggi kanker mulut pada lidah karena kebiasaan merokok. Di Asia, masyarakat Korea tertinggi dalam hal mengonsumsi rokok.

Meski begitu, Asia Tenggara sebenarnya punya risiko lantaran kebiasaan mengonsumsi tembakau atau mengunyah pinang dengan daun sirih. Tradisi yang masih bias ditemukan di berbagai daerah ini ternyata memicu pertumbuhan kanker mulut di pipi bagian dalam. Sirihnya tidak masalah karena mengandung antiseptic, tapi pinangnya.

WHO memang merilis pinang masuk dalam tiga besar penyebab kanker mulut karena mengandung lebih dari satu unsur karsinogenik (sifat mengendap dan merusak). Selain itu, ada tembakau dan alkohol.

Orang Indonesia bagian barat punya kebiasaan mengonsumsi pinang tua yang dikeringkan kemudian dikunyah bersama daun sirih serta kapur. Lain lagi di Indonesia timur yang mengonsumsi pinang muda. Masyarakat Taiwan dan India malah menggunakan pinang sebagai pengganti rokok.

Menariknya, ketika pinang dijus,justru tidak signifikan jadi penyebab kanker. Mengonsumsi pinang dengan cara dikunyah-kunyah atau dijadikan pengganti rokok akan berbeda efeknya dengan pengolahan yang dicampur air.

Kabar buruk buat kaum pria, ternyata lelaki lebih rentan terhadap risiko kanker mulut. Rupanya faktor konsumsi tembakau dan alkohol yang tinggi menjadi penyebab. Bukan gendernya. Terbukti di Thailand, faktanya justru terbalik. Di sana kaum perempuan justru lebih rentan karena gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi.

Mengenang Cecilia Vickend, Artis yang Meninggal karena Kanker Mulut

Selain tembakau, alkohol dan pinang, ada multifaktor yang berinteraksi hingga muncul pertumbuhan sel ganas dalam rongga mulut. Utamanya memang kebersihan mulut. Semakin kotor tentu makin berisiko.

Latar belakang genetik rupanya juga ikut berpengaruh. Sebab ada orang yang merokok atau menyirih dalam waktu lama namun tidak terjangkit penyakit. Ada pula factor jamur sebagai mikroorganisme yang mudah ditemukan dalam rongga mulut. Jika seseorang minum alkohol dan terinfeksi jamur, maka alcohol tersebut akan menjadi racun bagi tubuh (bersifat karsinogenik).

Faktor lain yakni pola makan, dinyatakan WHO punya andil cukup besar yaitu 30%. Namun antara makanan di Meksiko dengan di Yogya, tidak bisa disamakan. Studi mengenai pola makan dan kanker mulut memiliki indikator yang luas serta analisis yang dalam. Standar pola makan tidak bisa digeneralisasi karena setiap negara punya cara pengolahan pangan masing—masing.

Virus juga menjadi salah satu risiko kanker. yakni Human Papilloma virus (HPV 18) yang juga ditemukan pada kanker serviks. Perubahan pola seks itu berisiko juga terhadap penularan (virus) ke dalam rongga mulut. Penjelasannya sederhana saja, yakni adanya aktivitas seksual yang melibatkan mulut dan area genital. Virus HPV bertransmigrasi setelah seseorang melakukan seks oral. Setidaknya pada 30% pasien kanker mulut, ditemukan virus HPV 18 dalam rongga mulutnya.

Ada lagi yang tak boleh dilupakan, yakni stres. Kondisi tertekan yang bertahun-tahun diduga ikut andil memunculkan kanker. Stres walau ringan, dalam jangka waktu panjang bisa jadi potensi. Stres akan mengubah sistem pertahanan serta imunitas tubuh. Jika seseorang mengalami stres dalam jangka waktu panjang. sel-sel tubuhnya akan teriritasi yang berakibat adanya mutasi sel.

Mengenang Cecilia Vickend, Artis yang Meninggal karena Kanker Mulut

Sel yang awalnya diam akan "terbangun" karena ada gangguan. Utamanya pada lidah dan glukosa mulut. Pernyataan ini rupanya bukan teori belaka. Sudah ada bebe- rapa kasus yang terjadi. Karena itulah disimpulkan stres menahun menjadi risiko kanker mulut.

Stres memang jadi penyebab, namun rupanya setelah menderita kanker, pasien juga bisa semakin tertekan secara psikologis. Karena diagnosis yang terlambat, bagian yang kanker kerap kali harus dimutilasi pascaterapi. Ada pembunuhan secara psikologis yang sangat tinggi karena lidahnya dibuang, rahangnya dibuang.

Selain jumlah penderita yang terus akan meningkat, ada keprihatinan lain yakni rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat. Berdasarkan penelitian terbaru, hanya separuh warga DKI Jakarta yang tahu tentang penyakit ini. Seluruh responden yang tahu menyatakan, penyakit ini terkait dengan rokok.

Kesadaran penyakit ini dinilai signifikan pada mereka yang pernah berkunjung ke dokter gigi. Namun hanya separuh yang tahu gejala awalnya berupa "sariawan yang lama sembuh. Pernyataan ini memang ada benarnya. Akan tetapi ternyata ada anggapan juga. "sariawannya bisa sembuh sendiri".

Mengenang Cecilia Vickend, Artis yang Meninggal karena Kanker Mulut

Jika ditangani lebih dini, tingkat kesembuhan pasien kanker mulut sebenarnya bisa mencapai 64,9%. Terutama jika penderita menyadari akan adanya "lesi pra-kanker" di dalam rongga mulut, yakni perubahan warna, bentuk, ukuran. tekstur. dll. Lukanya tidak sembuh-sembuh lebih dari satu bulan.

Ada juga orang yang sadar dengan perubahan di dalam rangga mulutnya, namun menunda ke dokter. Lesi pra-kanker memang tidak mudah disadari karena penderita tidak merasa sakit.

Bercak putih, merah, atau kombinasi keduanya menjadi tanda adanya lesi. Orang biasa menyebut lesi merah sebagai iritasi dan lesi putih sebagaijamur. Umumnya tidak terasa perih, meski ada juga yang sebaliknya.

Potensi perubahan dari lesi pra-kanker menuju kanker sendiri makan waktu 13—10 tahun. Apabila lesi pra kanker dapat ditemukan dan kemunduran selnya belum terlalu jauh, respons pengobatan masih baik. angka bertahan hidup bisa lebih dari 80% atau di atas 5 tahun.

Bagi kita, perubahan dalam rongga mulut bisa terdeteksi bila rutin memeriksa mulut sendiri (Samuri). Tak makan waktu lama, asalkan cermat, kita bisa mengantisipasi datangnya penyakit yang bisa merenggut nyawa.


Spoiler for Referensi:


0
2.8K
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Quit Drugs, Alcohol & Smoking
Quit Drugs, Alcohol & SmokingKASKUS Official
231Thread397Anggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.