Bahagia, satu kata yang simpel dan punya banyak persepsi serta porsi yang berbeda. Namun, umumnya bahagia adalah buah emosi yang membuat seseorang merasa senang, tentram, dan nyaman. Jauh dari rasa yang membuat pikiran kalut dan jiwa tertekan.

Bicara soal bahagia, semua orang pasti pernah merasakan bahagia. Seseorang kalau bahagia, mimik mukanya pasti enak dipandang, lengkung senyumnya simetris, tawanya lepas, sorot matanya berbinar, hingga berimbas pada sikap yang menyenangkan. Selama ini saya tak pernah menemukan orang yang bahagia, tapi wajahnya murung, matanya melotot, sikapnya keras dan kasar. Kalau sekedar bersorak dan jingkrak-jingkrak sih sering. Tapi, yang saya maksud di sini bukan hanya sekedar ekspresi wajah dan bahasa tubuh.

Ketika kita bahagia, pasti ingin membagi kebahagian itu dengan orang lain, terutama dengan orang-orang tersayang dan terdekat. Iya kan?
Itu memang penting.
Namun, untuk bahagia kita tak perlu pengakuan dari orang lain. Setiap orang punya cara tersendiri untuk bahagia.

Bisa saja, orang yang makan nasi tanpa lauk, lebih bahagia dari orang yang makan bakso, nasi goreng, ayam goreng, sate, sate ..! lima ribu. Ehehe malah jualan!

Iya, kenapa bisa? Karena letak bahagia itu sendiri adalah rasa syukur. Sejauh mana kita bersyukur sebesar itu pula rasa bahagia. Bahagia yang sederhana.

Jika bahagia perluh pengakuan dari orang lain, kapan kita akan bahagia? Karena taraf bahagia setiap manusia itu berbeda. Entah hanya saya yang merasakan atau mungkin kakak-kakak sekalian juga bisa merasakan, zaman sekarang ini tidak lengkap rasanya jika rasa bahagia tidak di umumkan lewat sosmed, ingin orang lain tahu, ingin diakui orang, bahwa dia bahagia. Sebenarnya ini kelakuan saya dulu. Makanya hafal betul. Namun, setelah saya pelajari, menimbang, dan memutuskan, ternyata bahagia yang sesungguhnya itu adalah dirasakan, bukan diumbar dan mendapat penilain dari orang lain.

So, jadikan diri bahagia ... tanpa menuntut orang lain yang harus tahu bahwa kita bahagia! Tapi, berbagi kebahagian itu adalah kebaikan. Bijak lah dalam berbahagia.

Selamat bermalam minggu. Jangan lupa bahagia!

(Sumber : Pengalaman Pribadi)
(Sumber gambar : Pixabay)