Konflik antara PB Djarum dengan KPAI mengenai kompetensi beasiswa bulutangkis Djarum akhirnya selesai juga, kedua belah pihak akhirnya menemui kesepakatan mengenai mekanisme prosedur kompetensi tersebut. Sebelumnya kita ketahui semua jika KPAI sempat meminta PB DJarum berhenti mengeksplotasi anak dibawah usia dini melalui kompetensi beasiswa bulutangkis Djarum, PB Djarum merespon dengan menyatakan bahwa beasiswa bulutangkis Djarum tahun 2019 adalah tahun terakhir dan tidak akan lagi ada kompetensi beasiswa sejenis.
Mendengar pernyataan dari PB Djarum tersebut banyak kemudian masyrakat Indonesia yang kecewa dan mengkritik KPAI karena PB DJarum sudah banyak melahirkan atlet-atlet yang berprestasi dan sudah mengharumkan nama Indonesia. 
Lalu apakah KPAI dapat kita salahkan dari kejadian tersebut ? 
Terlepas dari benar atau salahnya pernyataan KPAI mengenai eksploitasi anak dalam audisi beasiswa bulutangkis Djarum setidaknya ada hal yang harus kita sadari, yaitu bahwa nasib olahraga kita tidak harus kita gantungkan ke perusahaan swasta!
mengkutip dari semboyan yang sudah sering kita dengar "Mengolahragakan Masyarakat, dan Memasyarakatan Olahraga" . Hal kecil yang dapat kita pelajari dari semboyan tersebut adalah bahwa olahraga adalah milik masyarakat dan tentunya kemajuan olahraga negara ini juga adalah tanggung jawab masyrakat!. 


Baik pemerintah ataupun warga harus sama-sama mempunyai visi untuk memajukan olahraga Indonesia, khususnya pemerintah setidaknya harus menyediakan fasilitas olahraga yang bagus namun juga harus gratis diakses masyarakat, serta harus membuat kebijakan pembinaan atlet dari usia dini, dapat dengan kebijakan ekstrakulikuler di sekolah atau penjaringan atlet melalui lomba Porkab,Porprov serta PON. Sedangkan kita  masyrakat juga harus berperan dalam kemajuan olahraga kita.

Apa yang harus kita lakukan sebagai masyarakat?
JANGAN MALAS UNTUK BEROLAHRAGA, adalah jawabannya. Kita ketahui semua jika masyarkat Indonesia adalah masyrakat yang males bergerak, bahkan kemudian populer istilah "MAGER' yang artinya males gerak, serta merupakan cerminan orang Indonesia. Jangankan buat olahraga, bangun pagi atau sekedar mandi dihari weekend aja kita sudah males, bahkan sekarang juga lagi trend dengan istilah online-online, belanja online, beli makan online, bayar tagihan online serta media online harus on terus!
Kita patut bersyukur jika kemudian PB Djarum akhirnya memustuskan  untuk terus menyelenggarakan audisi beasiswa bulutangkis mereka, karena dengan itu kolaborasi antara Pemerintah, Swasta, serta Masyarakat akan membawa olahraga kita menuju kejayaan, bukan hanya bulutangkis tapi juga olahraga lainnya. Dan bagaimanapun dengan kerja semua pihak yang terkait serta kegigihan kita semua suatu hari nanti akan mampu membawa kejayaan bagi olahraga kita. 

Pada akhirnya semboyan "Mengolahragakan Masyarakat, dan Memasyarakatan Olahraga"  adalah semboyan yang harus kita pegang teguh untuk menyadarkan dan memacu kita bahwa nasib olahraga bangsa ini ada ditangan kita semua. Apakah kita akan membawa olahraga Indonesia berjaya atau terpuruk ? tentunya kita semua harus sepakat bahwa kita harus membawa olahraga kita semua menuju kejayaan...
HIDUP OLAHRAGA INDONESIA...
Terimakasih....


sumber referensi : disini  dan disini 
sumber gambar  google.com dan disini