Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aniesdayAvatar border
TS
aniesday
Komunitas, Dimana Kebekuan Diretas
Komunitas, Dimana Kebekuan Diretas
Hidup sendiri itu sungguh tak nyaman, ini saya buktikan ketika belahan nyawa berpulang. Menangis tiada henti, mengingat tiap jejak kenangan yang pernah dilewati. Hanya buah hati yang menjadi energi untuk melanjutkan hidup ini. Dingin, beku, rasa tak ada arti menggayuti pikiran dan perasaan, enggan tersenyum, muka ditekuk murung.

Kehadiran saudara dan kawan memberikan aura kehangatan. Mereka yang takziyah, yang datang bertandang membuat saya sedikit bisa melupakan kesedihan. Namun ketika malam datang, tak ada peneman di sisi pembaringan. Tangis ini pecah berkepanjangan, hingga lelap, fajar datang dengan mata sembab bekas air mata semalam.

2 buah hati saya yang mulai besar menatap sedih pula, bundanya tak lagi ceria. Kami sering berpeluk bersama, mengenang, mendoakan bersama. Hingga mereka harus pergi pula dari rumah, menuntut ilmu ke pesantren luar kota. Dengan satu pesan, " Umi jangan bersedih, bapak akan selalu kami kirimi doa. Kalau Umi sedih terus, bagaimana bisa kami tinggalkan rumah ini?"

Kata-kata sulung saya yang beranjak dewasa menyadarkan, betapa dua buah hati saya layak diperjuangkan. Maka mulailah saya menata hidup kembali. Beraktivitas seperti biasa. Mengajar sebagai kewajiban, meski masa Iddah saya boleh keluar rumah, karena darurat, karena mencari nafkah.

Lalu teman lama masa kuliah mengingatkan saya untuk melakukan hal lain di luar mengajar. Menggeluti passion lama. Menulis. Ya saya pernah menjadi jurnalis, menjadi pemimpin redaksi walau hanya majalah kampus. Saya bukan wanita yang layak terpuruk dalam kesedihan. Media sosial, Facebook mulanya, menjadi tempat saya menulis. Sampai kemudian teman mengatakan bahwa saya bisa mendapatkan finansial selain kepuasan dari menulis. Hingga kemudian platform digital menjadi sasaran saya menuangkan ide dalam kata-kata. Betul ada kepuasan, ada finansial meski tidak sebanyak bila saya mengirim karya ke media cetak.

Bahagia, itu yang saya peroleh ketika ada komentar dari viewer platform. Interaksi itulah yang menghangatkan kembali hidup saya. Saya suka, viewer menyemangati saya untuk terus menulis, hingga membukukan tulisan tulisan saya.

Inilah yang kemudian menyeret saya lebih jauh ke dunia literasi. Adanya teman yang ingin belajar menulis membuat saya membuka kelas menulis, on line, via WhatsApp, free, tidak berbayar. Karena saya bukan siapa-saiapa, saya hanya orang yang kebetulan diminta berbagi cara menulis. Kemudian seorang sahabat lama, dari Lampung Ning Evi Ghozaly datang. Dia ingin kopdar, sekolah lama, waktu MTs, setingkat SLTP menjadi jujugannya. Saya ajak kawan-kawan lama yang juga pengagumnya, secara dia adalah motivator nasional, presenter TV pula. Dari rencana 15 orang, saya push publish hingga 100 orang. Maka bila hanya kopdar rasanya seperti eman, jadilah saya set saat kumpul itu menjadi sebuah workshop kepenulisan sekaligus Launching komunitas Komalku Raya. Komunitas Menulis Buku Malang Raya.
Komunitas, Dimana Kebekuan Diretas
Hidup saya kemudian menjadi berwarna, dunia komunitas menjadikan saya sibuk luar biasa, menghibur kesunyian, merasa diri ada kemanfaatan. Untuk hal itulah saya menyemangati diri. Bermanfaat, bermanfaat, jadikan diri bermanfaat. Melihat kawan, atau teman rela datang, berbagi senyum dan pelukan untuk sebuah silaturahmi dalam komunitas, rasanya tak ada lagi sedih yang harus kutanggungkan.

Komunitas beraroma literasi, itu yang sedang saya geluti saat ini. Kemanapun kawan mengundang, saya datang. Siapapun teman yang akan bertandang ke base camp komunitas saya, kehangatan siap dalam penyambutan.

Terkini, saya telah membentuk forum komunikasi lintas komunitas Pasuruan. Berisi puluhan komunitas yang ada di Pasuruan. Kami bersatu ingin membangun kota bersama. Menulis profil mereka dalam satu buku agar kami bisa saling belajar itu keinginan saya. Diamini, mereka bersedia. Workshop menulis untuk komunitas - komunitas itusegera kami gelar.

Satu hal lagi projects mimpi yang sedang berusaha saya wujudkan, yakni bersih bersih sungai Welang. Sungai yang membelah kota dan kabupaten Pasuruan. Sungai langganan banjir yang hampir selalu menenggelamkan desa sekitar. Padahal waktu saya survey untuk kepentingan pembuatan buku, "Pesona Wisata Tersembunyi Desa Tambak Rejo" sungai itu sangat potensial dijadikan sebagai destinasi wisata.
Komunitas, Dimana Kebekuan Diretas
Bersama komunitas, Forum Komunikasi Lintas Komunitas Pasuruan, FKLKP, saya mengagendakan bersih-bersih sungai itu. Didukung media cetak, desa setempat, serta seluruh instansi yang ada di Pasuruan kami akan laksanakan acara itu.

Begitulah, komunitas bagi saya adalah tempat mencairkan suasana, tempat kehangatan bisa ditemukan, tanpa pamrih apa apa, selain silaturahmi saja. Yang berkahnya mampu memberikan kemanfaatan luar biasa, bagi pelaku komunitas maupun yang sedang bersinggungan dengannya. Itulah komunitas dalam perspektif positif kehidupan saya.

Diubah oleh aniesday 28-09-2019 03:25
4iinchAvatar border
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan 21 lainnya memberi reputasi
22
1.3K
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.