Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bej0cornerAvatar border
TS
bej0corner
Kalau Gini Terus, Kapan Olah Raga Indonesia Bisa Maju !
Kalau Gini Terus, Kapan Olah Raga Indonesia Bisa Maju !

Olah Raga menjadi salah satu media untuk mengenalkan sebuah negara ke dunia, kita mungkin tahu nama-nama seperti Cristiano Ronaldo, Usain Bolt atau Susi Susanti dan juga Taufik Hidayat ?.

Mereka semua adalah orang-orang yang dikenal karena kejagoannya dalam bidang olah raga, namun tampaknya di Indonesia sendiri meskipun dengan jumlah sumber daya manusia yang berlimpah tidak menjamin kalau bakal membuat olah raganya maju dan meraih banyak mendali di kejuaraan baik tingkat regional maupun dunia.

Beberapa waktu lalu, kita sebagai masyarakat Indonesia malah dikagetkan dengan ultimatum yang dilemparkan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) kepada PB Djarum selaku tempat dimana anak-anak bangsa calon atlit Bulu Tangkis menimba dan mendapatkan fasilitas untuk mengembangkan skillnya.

Respon pun diambil PB Djarum dengan mengatakan "pamit" dan gelaran audisi Beasiswa bulu tangkis PB Djarum akan diberhentikan dahulu ditahun 2020. Jelas dong, ini menjadi satu hal yang akan merugikan seluruh calon atlit bulu tangkis di Indonesia.

Kalau Gini Terus, Kapan Olah Raga Indonesia Bisa Maju !

Ada dua alasan yang menurut KPAI, audisi Beasiswa PB Djarum wajib dihentikan. Pertama adalah masalah eksploitasi anak, menurut KPAI. PB Djarum tidak boleh menjadikan tubuh anak sebagai media promosi produk mereka yang dikenal sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia.

Alasan KPAI ini sendiri didasari atas dalil hukum Pasal 66 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Kedua adalah alasan denormalisasi Rokok.

Maksudnya adalah PB Djarum dinilai KPAI membuat sebuah gerakan dimana rokok dianggap normal, padahal kita ketahui bahwa rokok adalah barang terlarang untuk anak-anak.

Pertanyaan pun muncul gansist, mengingat keputusan KPAI ini dianggap "terlambat". Karena audisi Beasiswa sendiri sudah digelar Djarum semenjak tahun 2006 atau sudah 13 tahun lebih, dan berhasil melahirkan nama-nama besar seperti Kevin Sanjaya, dan Tantowi Ahmad yang sampai saat ini menjadi tumpuan Indonesia untuk meraih mendali bergengsi di bulu tangkis.

Seperti tidak sudah-sudah permasalahan di bidang olah raga tanah air, beberapa waktu lalu. Sebuah kejadian memalukan yang kali ini melibatkan suporter Indonesia dengan Malaysia yang bentrok di GBK kembali mencoreng wajah sepak bola Indonesia entah sudah berapa kali.

Dua kasus diatas bisa kita bedah bagaimana kasus ini sebenarnya tidak perlu membebani para atlit yang sudah harus menguras keringat untuk memenangkan mendali kebanggaan.

Kasus Pertama (PB Djarum Vs KPAI)

Dalam kasus ini, saya tidak dapat menyalahkan KPAI secara mutlak. Meskipun tidak juga bisa membenarkannya, namun alhamdullilahnya kedua pihak yakni PB Djarum dan KPAI telah menyepakati sebuah kesepakatan bersama yang di mediatorri oleh Kemenpora yang kemarin baru saja ditinggalkan Menporanya karena tersandung kasus Korupsi 😁.

Namun nih ya, kalau saya jadi KPAI. Saya bakal mencoba mencari dahulu pihak swasta yang mau jadi sponsor badminton Indonesia, tidak harus sebesar Audisi PB Djarum. Namun setidaknya bisa menjadi tempat anak-anak Indonesia menimba dan mengasah skill badminton mereka secara gratis.

Tapi apa yang dilakukan KPAI berbeda, mereka melemparkan keputusan tanpa memberikan solusi masa depan kepada anak-anak. Kan sama aja, kayak gansist dilarang makan nasi sama ibu. Tapi si ibu enggak masak apa-apa selain nasi, lha terus gue suruh makan apa ?????.

Kasus kedua, sepertinya sudah seringkali terjadi. Bahkan kalau enggak terjadi malah pada bingung, tentu saja dalam hal ini suporter tidak bisa ditempatkan diposisi yang benar. Karena meskipun kecewa sebesar apapun, sikap keributan bukanlah sikap yang benar.

Namun tidak hanya suporter yang salah, PSSI selaku induk sepak bola Indonesia juga bersalah dalam hal ini. Rakyat rindu juara wahai ibu dan bapak yang katanya ingin memajukan sepak bola tanah air, sampai kapan kami menunggu ?.

Jalan satu-satunya mengatasi dua permasalahan diatas adalah hadirnya dan berperannya empat golongan yakni masyarakat, pemegang kekuasaan sepak bola dan Bulu Tangkis (PSSI) atau PBSI, Pemerintah dan tentunya pihak swasta yang dengan senang hati menggelontorkan dana segar untuk sponsor sebuah penyelenggaraan dan juga kelangsungan tim dalam kompetisi.

Jika semuanya saling gotong-royong, kita bakal bisa merebut lagi gelar ubber dan thomas cup, piala AFF, Piala Asia bahkan Piala Dunia. Namun jika semua masih berperang dengan ego ? Yasudahlah, kita hanya akan menjadi penonton setia saja dari negara yang berhasil berkompetisi dengan bersih dan transparan.

Sumber Tulisan : BejoCorner
Sumber Gambar : Kaskus dan juga Pixabay
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
zafinsyurga dan 6 lainnya memberi reputasi
7
302
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.