izzy.vgncAvatar border
TS
izzy.vgnc
"Keganjilan" Yang Menghantui Di Lawu

Aku bersyukur, aku dan kawan kawanku dapat selamat dari petaka tersebut. Harusnya ku mengacuhkan apa yang diingikan oleh alam ini, namun karena keangkuhanku, semua berjalan salah, bahkan mencekam. Halo, nama saya Aditya dan ini ceritaku yang slamat dari kutukan ketika mendaki gunung "Lawu"

17 Maret 2017, kami siswa Kelas 2 SMA mendapat libur selama 2 Minggu karena sekolah akan dipakai untuk Ujian Akhir Kelas 3 SMA. Aku pun turut bahagia karena hal itu. Oh iya, aku juga merupakan anggota aktif Pencinta Alam di sekolahku. Aku memiliki 4 Kawan yang selalu bersama ketika kami mengekspolrasi alam.


Mari ku perkenalkan, ada Artha, Reza, Raden, dan Arva. Kami semua adalah anak laki laki. Kami selalu berdampingan ketika mendaki gunung. Namun, kini akan mendaki gunung lagi selagi mendapatkan libur. Dan gunung yang kami kunjungi ini akan sangat menantang !

" Bro, mantep neh udah libur aja." ucap Artha

"Iya cuy, 2 Minggu lagi. Ada rencana kagak ? " ucap Raden

" Daki gunung lagi lah kuy ! " ucap Arva

" Mmm oke juga sih, tapi yang lebih challenging dong, naik gunung doang kan dah sering kite. " ucap Ku

" Iya bener, ada usulan gunung ga ? " ucap Reza

Kami pun sejenak mencari cari Informasi di Internet untuk inspirasi, Gunung apa yang akan kami daki. Dan akupun menemukan salah satu nama gunung yang cukup terkenal.

" Bro bro, gimana kalau ke Gunung Lawu ? " ucapku

" Lawu ? Yang didaerah Ngawi sama Magetan itu bukan ?  ucap Artha

" Iya bener bro." jawabku

" Keknya oke sih, tapi spesialnya apa nih ? " ucap Arva

" Ada nih, MISTERI nya brow ! " ucapku

" Apa nih misterinya ? " tanya Raden

" Jadi gini, kita kan berlima ya bro. Nah di gunung ini kita gak boleh mendaki dengan jumlah orang Ganjil. Challenge nya kita akan tetep daki gunung ini berlima sampai Puncak ! " ucap ku

" Ngeri juga sih, tapi kuy lah, sikat aja ! " ucap teman temanku


Sabtu, 18 Maret 2017 kami telah berkemas kemas untuk ke gunung. Dari Yogyakarta, kami naik bis hingga daerah Karanganyar, lalu naik mobil hingga ke kawasan Gunung Lawu. Disana kami yang sudah siap siap mendaki langsung dihadapkan dengan sang Juru Kunci. Ia mengingatkan bahwa jika kami berdaki berlima, maka akan ada sosok yang terus menghantui kami. Namun, karena kami tetap keras kepala dengan tujuan kami, maka kami tetap mengelak dengan alasan kami tak ada uang untuk menyewa guide tambahan. Akhirnya karena memaksa, kami dapat mendaki berlima.

"Gunung Lawu, Here We Go ! " Teriak Arva

"Gue Buktiin Kalo Mitos Itu Bullshit ! " teriak ku dengan sengak




Kami pun berjalan langkah demi langkah. Jalan terjal, berbatu, dingin, bahkan bertanah kami coba lewati bersama. So far, semuanya masih aman. Kami masih sempat mengobrol sambil mendaki. Namun, hal hal aneh udah mulai terasa.

"Duh, Artha jangan nahan pundak gue. Pegel tha ! " ucap Raden

" Hah nahan pundak ? Tangan gue dari tadi disini sini aja oy." ucap Artha

" Lah kan lu yang jalan dibelakang gue ? Jangan iseng ah. " ucap Raden

" Gak percaya lu sih. Serah dah. " ucap Artha

Melihat itu, aku masih menganggapnya sebagai keisengan dan tak berpikir aneh aneh. Perjalanan pun kami lanjutkan. Aku tiba tiba merasa haus. Lantas akupun hendak mengabil air minum ku yang kutaruh di kantung luar tas. Namun saat ku mau mengambilnya, air itu sudah habis.

" Va, kok ini minum gue abis ? Lu gak minum kan ? Lu dari tadi di belakang gue kan ? " tanyaku

" Enggak lah Dit, gue dari tadi jalan doang dibelakang lo ? Yaudah daripada lu haus ini gw bawa Air Botol lebih." ucap Arva

"Yaudah deh, makasih ya." ucapku

Aku sedikit menaruh rasa curiga, namun cuma ku abaikan. Kami pun menemukan hamparan yang cukup rata. Kami cukup kelelahan, kami pun memasang tenda di sana. Aku setenda dengan Arva dan Raden setenda dengan Artha dan Reza. Setelah kami memasang tenda, kami beristirahat dan rebahan sejenak lalu memasang api unggun untuk mengobrol bersama.




" Akhirnya bisa singgah juga ya, udah cape juga." ucap Reza

"Iya nih, gue juga mayan pegel sih. " ucap Artha

" Gunungnya sejauh ini menurut kalian gimana bro ? " tanya Raden

" Mayan baguslah." ucap Arva

" Btw mitos mitos ganjil itu gak muncul dari tadi. Belum asik nih haha." tertawaku

"Iya nih, tunggu aja kali ya ? Atau kita aja yang terlalu gagah jadi si doi kagak muncul muncul. " canda Reza

" Iye kali ya ? " ucap Artha

" Eh den, mulai laper nih, ambilin snack snack kita yang disimpen di tenda dong." seru Reza

"Sip sip gue ambilin entar ya." ucap Raden.

Raden pun bergegas menuju tenda, namun setelah beberapa menit ia keluar dengan wajah kebingungan.

" Woy, snacknya kok kagak ada ? Perasaan tadi pada bawa semua dah ? " ucap Raden

" Iya nih, kok gak ada sih. Ada yang nyembunyiin yah ? Ngaku ! " Ucap Artha

" Ya kagak lah, kalau disembunyiin kita mau makan apa ? " ucap Arva

" Iya kok bisa ya, masa iya setan nyurinya chiki sama air. Gak make sense kan ? " ucapku

Akhirnya kami tak memakan snack kami karena hilang. Semakin lama, suasana semakin sunyi dan gelap. Tiba tiba, aku mendengar suara suling namun dari jarak yang cukup dekat.

" Eh woy, lu pada denger bunyi suling engga ? " tanya ku

" Iya gue juga denger." ucap Arva

" Iya nih, keknya bunyi2nya deket ya." ucap Artha

" Bener, tapi kok malem malem gini bunyi suling ya? " ucap Reza

" Iya, bunyinya keras dari tenda gue sam Arva dan Reza nih ucap Raden.

" Yaudah, gue penasaran bener, gue mau cek ke tendalu pada."




Akupun memasuki tenda. Namun aku sangat terkejut. Aku menemukan sesosok yang berwajah aneh sedang bermain suling, tapi ia berwujud manusia. Alisnya tebal dan menatapku tajam dengan senyuman. 

" Siapa Lo ! " Ucapku cukup kaget dan ia hanya senyum

Lalu aku memanggil Arva untuk melihatnya.

"Woy Va ! Sini, ada orang aneh di tenda ! " teriak ku

"Iya gue kesana." ucap Arva

" Nih liat orang yang dai tadi main suling ! Dia melototin gue. " ucapku

" Mana gue cuma liat tas tas kita Dit. " ucap Arva

Seketika ia dan bunyi sulingnya lalu kami kembali ke api unggun.

"Lu halu kali ah." ucap Arva

" Engga Va, tadi gue bener bener liat." ucap ku

" Paling lu ngantuk jadi banyak ngayal. Mening istirahat bro." ucap Arva tak percaya

" Yaudah lah kalau gak percaya." ucapku




Akhirnya kami semua tidur dan kembali ke tenda masing masing. Aku berusaha tidur namun tetap gelisah karena sosok aneh tadi. Aku langsung berpikir pada mitos itu. Setelah gelisah, akupun memejamkan mataku. Namun tak terlalu lama akupun terbangun dengan keadaan yang cukup pusing. Spontan, aku langsung memanggil Arva yang tidur disebelahku. Namun, pas ku tengkok ia bukan Arva. Mukanya berbeda, namun dengan kondisi tertidur. Akupun cukup kaget dan sedikit ketakutan dan bingung. Sembari beranjak dari tenda, akupun memanggil manggil Arva.

"Va ! Woy Va ! Lu DImana ! "

"Aku pun beranjak keluar tenda dan melihat Arva sedang teriak ke pada sesosok hal yang aku juga tak bisa lihat. Ia tetap berbicara ke sosok itu tanpa menghiraukanku. Berpikir ini semakin gawat, akupun memanggil Raden, Reza, dan Artha




" Za ! Den ! Tha ! Bangun Dulu ! Gawat ! " ucap gue

" Kenapa Dit ada apa, ucap Artha

"Please, kali ini gue gak halu. Ini bener. Pertama, di tenda gue ada orang asing dan kedua, diluar Arva lagi ngobrol sendiri gak jelas." ucap ku ter engah engah.

"Yaudah, ayo sama sama kita cek keluar ! " ucap Raden




Kami pun keluar, namun kami menemukan Arva dalam kondisi pingsan tak sadarkan diri. Kami semua kaget. Lalu Raden dan Reza menjaga Arva. Sementara aku dan Artha mengecek tendaku. Saat mengecek tenda, semuanya kosong. Tak ada sosok itu lagi. Akhirnya kami hendak keluar tenda lagi. Namun, ketika kami melangkah keluar tenda, Artha tiba tiba terjatuh dan terlihat ketakutan.

" WOY ! Siapa Lu ! " Jerit Artha ketakutan sambil terjatuh dan ditopang oleh ku.

" Lu Liat Apa Tha ? " Ucap gue.

" Gue liat ada orang mukanya serem banget. Melotot dan setengah mukanya kebakar." ucap Artha

"Tapi gue gak liat apa apa tha." ucap ku

" Iya dit, sejauh ini kita ngelihat sosok yang berbeda beda yang masing masing dari kita gak bisa liat semuanya. Mungkin ini semua karena kita menantang gunung ini sehingga para penghuninya keluar." ucap Artha

" Mungkin.... gue juga nyesel dan takut banget." ucapku




Karena dalam kondisi yang sangat mencekam dan menakutkan dan Arva juga belum sadarkan diri akhirnya kami memutuskan untuk berdoa dan meminta ampun telah menantang gunung ini. 

Langit pun semakin cerah, tanda pagi akan tiba. Kami yang sudah sangat menyesal akhirnya mengakhiri doa kami. Arva pun terbangun dengan keadaan lemas. Akhirnya kami bergegas untuk merapikan bawaan kami dan memutuskan untuk turun gunung. Bersyukur, sepanjang turun gunung kami tak celaka dan bisa kembali dengan selamat. 




Dengan pengalaman ini, kami belajar untuk tak bermain main dengan aturan alam dan gunung. Dan kami berterimakasih pada Tuhan, karena berkat doa kami bisa selamat dari ini semua. 
Diubah oleh izzy.vgnc 26-09-2019 01:10
sebelahblogAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
redricesAvatar border
redrices dan 6 lainnya memberi reputasi
7
4.2K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.