Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bakekok18Avatar border
TS
bakekok18
Sejarah Keberadaan Tuyul
KETIKA melakukan penelitian di Mojokuto (sekarang Pare), Jawa Timur pada 1952-1954, antropolog Clifford Geertz mendapat uraian sistematis mengenai makhluk halus di Jawa. Seorang tukang kayu muda mengatakan ada tiga jenis pokok makhluk halus: memedi, lelembut, dan tuyul. Bahkan dia menunjuk dua anak kecil berumur tiga tahun yang sedang berdiri mendengarkan percakapan mereka.

“Tuyul menyerupai anak-anak ini, hanya mereka bukan manusia tetapi anak-anak makhluk halus. Mereka tidak mengganggu, menakut-nakuti atau membuat orang sakit; sebaliknya mereka sangat disenangi oleh manusia karena membuatnya jadi kaya,” katanya kepada Geertzdalam Abangan, Santri, Priayi dalam Masyarakat Jawa.

Kala itu, warga Mojokuto meyakini ada tiga orang yang memiliki tuyul: seorang jagal, perempuan pedagang tekstil, dan seorang haji. Mereka mendapatkannya setelah mengunjungi sisa-sisa candi Hindu seperti Borobudur, Penataran, dan Bongkeng serta makam Sunan Giri. Di tempat ini mereka membuat perjanjian: jika makhluk di situ memberikan tuyul, mereka akan mempersembahkan korban manusia setiap tahun, baik keluarga atau teman.

Bagi masyarakat Jawa, tulis sejarawan Onghokhamdalam Dari Soal Priayi sampai Nyi Blorong, kekayaan yang didapat melalui pakta dengan setan tidak memiliki legitimasi. Orang kaya itu pun kehilangan statusnya sebagai anggota masyarakat. Ia dianggap bukan lagi Jawa.

Sejarawan Peter Boomgard menyebut Clifford Geertz sebagai penemu tuyul. “Sejauh yang saya temukan, dialah sarjana pertama yang memberikan gambaran panjang dan terinci tentang tuyul; kegiatannya, kalangan orang yang memilikinya, dan cara mendapatkannya,” kata Boomgard, “Kekayaan-kekayaan Haram,” dalam Sejarah Ekonomi Modern Indonesia Berbagai Tantangan Baru suntingan J. Thomas Lindblad.

Meski demikian, lanjut Boomgard, tuyul telah disinggung secara sekilas oleh G.W.J. Drewes dalam “Verboden rijkdom: Een bijdrage tot de kennis van het voolksgeloof op Java en Madoera,” dimuat Djawa 9 tahun 1929. Tuyul mungkin belum diketahui sebelum tahun 1929, tetapi tidak demikian dengan hantu penghasil uang

nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
653
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
SpiritualKASKUS Official
6.3KThread2.4KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.