Hola-hola kembali lagi di thread yang paling ganteng sedunia, apa lagi kalau bukan threadnya om Lembu Ganteng, hehehe. Well, well, lama tidak jumpa ya hahaha. Gak pa pa, Om Lembu belum pensiun kok.  Hanya saja om lembu sedang dilanda berbagai kesibukan seperti bekerja (serabutan) dan mengerjakan thesis S2 (doain Om Lembu ya wkwkwkwk).

Well, well, seperti tema yang diberikan oleh Kaskus Kreator, pada event kali ini Om Lembu Ganteng akan berbagai ilmu atau sharing tentang pengalaman berkecimpung di sebuah komunitas yang mana Om Lembu sedang aktif di dalamnya. Komunitas itu adalah komunitas pecinta sepeda namun bukan sembarang pecinta sepeda, melainkan Jogja Last Friday Ride atau biasanya disingkat dengan JLFR.

Apa sih Jogja Last Friday Ride? Jogja Last Friday Ride merupakan kegiatan rutin bagi pecinta sepeda untuk melakukan sepedahan berjamahaan di setiap akhir jumat malam setiap bulan. Jadi, seluruh rakyat Jogjakarta baik itu yang native (asli) atau yang blesteran (coret) akan membanjiri Kota Yogyakarta dengan rangkaian aktivitas bersepeda.

Jogja Last Friday Ride sendiri pertama kali digarap kalau enggak salah itu sekitar tanggal 13 Maret 2010, jadi sudah 9 tahun warga Jogjakarta melestarikannya. Tujuan dari dibentuk komunitas ini sendiri adalah agar Jogjakarta (dan rakyatnya) mampu menciptakan sebuah anggapan atau gambaran bahwa sepedahan (ngontel) itu menyenangkan, mengasyikan, enggak kalah sama main Mobile Legend dan DOTA 2, sehingga akan diharapkan akan mengangkat eksistensi sepeda sebagai alat transportasi alternatif yang ramah lingkungan dan juga energi.

Ada yang asyik dari Jogja Last Friday Ride sendiri. Semua kalangan atau model (jenis) sepeda berkumpul jadi satu sehingga yang ada hanyalah indahnya keragaman bersepeda. Banyak sekali model sepeda yang tampil seperti Fixie, BMX, Lowrider, sepeda tinggi, MTB/Downhill/sepeda gunung dan masih banyak spesies-spesies sepeda yang lain. Kalau khusus Om Lembu, karena Om Lembu yang gwanteng ini adalah pecinta barang klasik, sepeda Om Lembu adalah sepeda zaman dahoeloe apa lagi kalau bukan Sepeda Unto. Semua sepeda-sepeda yang berbeda etnisnya tersebut melebur-manunggal menjadi satu seakan-akan melambangkan sila ke-3 dari Pancasila yaitu "Persatuan Indonesia",aziek.

Untuk yang mau ikut biasanya kita-kita ngumpulnya di Balaikota (Jalan Timoho) dan biasanya pukul 19.00 WIB sudah beraksi. Di penghujung acara biasanya, semua kalangan pesepeda akan berhenti di Jalan Mangkubumi dengan duduk-duduk santai, merokok, ngopi-ngopi, makan di angkringan (makanan rakyat : untuk rakyat dari raykat dan oleh rakyat), atau mungkin kalau ada seorang yang percaya diri bisa juga mengambil kesempatan untuk mencari pasangan hidup,aziek. Lumayan nanti bisa kencan sambil gowes, hahaha.

Gimana tertarik di JLFR? Kiss dulu dong, muach ...

Sumber : Pengalaman pribadi dan sumber cadangan