Massa dari Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) dan Kesatuan Pejuang Rakyat (KPR) merapat ke depan gedung DPR, Jakarta. Mereka bergabung bersama dengan massa petani yang sebelumnya telah tiba.
Pantauan detikcom, di depan gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019), massa FPBI dan KPR tiba pada pukul 11.17 WIB dengan menggunakan mobil komando. Mereka disambut tepuk tangan oleh para massa mahasiswa dan petani.
Dalam orasinya, massa FPBI dan KPR menolak RUU Pertanahan yang dianggap diloloskan DPR di akhir masa jabatan. RUU itu dinilai melindungi investasi.
"Momentum 24 September kami dari buruh juga akan terlibat bersama mahasiswa, rekan perjuangan yang lain dalam menolak RUU Pertanahan. Dewan Perwakilan Rakyat sudah nyata-nyata di masa bakti akhirnya ingin meloloskan regulasi-regulasi yang hanya melindungi investasi," kata orator di mobil komando.
"Kita bisa maju bergabung dengan massa yang lain. Nanti kita bisa gabung bergantian berorasi dengan kawan mahasiswa dan buruh," sambungnya.
Massa juga menolak pengesahan UU KPK Baru yang dinilai melemahkan KPK. DPR dinilai ingin leluasa saling main suap.
"Kawan-kawan semuanya, Dewan Perwakilan Rakyat di masa akhir baktinya ingin meloloskan regulasi-regulasi yang antiterhadap rakyat. Mereka telah meloloskan revisi Undang-Undang KPK yang melemahkan lembaga KPK sebagai pemberantas korupsi," ujar orator.
"Mereka ingin bebas suap menyuap, mereka ingin bebas memakan uang rakyat. Dengan pelemahan itu tentu saja akan begitu kecenderungannya," tegasnya.
Massa juga menolak RUU Ketenagakerjaan yang dinilai semakin membuat buruh tidak sejahtera. RUU Ketenagakerjaan dinilai membuat hak-hak buruh dirampas.
"Revisi UU Ketenagakerjaan ingin menjadikan buruh terjerembab dalam lubang penderitaan yang semakin dalam, mereka akan menghapus hak-hak yang kesejahteraan buruh," imbuhnya.
SUMBER