sumber





Bulan oktober 2005, sebuah kabar mengejutkan buat kami. Seorang teman kami hilang kontak saat melakukan pendakian di gunung semeru. Sebuah memory yang tak mungkin terlupakan dalam hidup ku.

Sebuah kisah nyata yang diceritakan langsung kepada penulis.


Namaku Arif, pria 25 tahun asal kota Malang Jawa timur. Anak kedua dari 3 bersaudara. Aku tinggal di kota tempatku dilahirkan. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah pandaan pasuruan. Aku adalah pribadi yang ramah dan suka berteman dengan siapapun.

Dari berita yang kami dengar, kawan kami bernama Maulana kurniawan hilang saat menuruni puncak mahameru. Dia mendaki ke gunung Semeru pada hari jumat, berdua dengan seorang teman kami juga bernama bagus atau biasa di panggil ranger. Mereka turun dari puncak pada hari sabtu pagi, dan hilang kontak selama 1 hari. Bagus berhasil turun sendiri, dan langsung minta pertolongan pada petugas pos pendakian.

Aku mendengar kabar ini dari keluarga maulana sendiri, setelah tim sar menghubungi keluarga maulana.
Aku memutuskan menghubungi beberapa teman ku untuk melakukan pencarian maulana. Kami sepakat untuk berangkat pada hari senin pagi membawa logistik yang dipersiapkan pihak keluarga maulana. Kakak maulana yang bernama harwin juga ikut dalam pencarian ini. Rencana nya, aku, fajar, harwin dan novan, akan berangkat berempat dan di ikuti oleh 2 orang wartawan tv swasta dan wartawan koran lokal.




sumber


Senin pagi pukul 09.00
Berpacu dengan waktu, kami berangkat ke gunung semeru lewat kecamatan tumpang. Naik via ranupani. Aku berharap maulana bisa segera ditemukan dalam kondisi selamat. Aku berangkat menggunakan motor honda gl pro. Kami berangkat dengan 4 motor pada waktu itu. Jalanan terjal dan menanjak menemani perjalanan kami. Di kiri dan kanan, ada tebing yang cukup dalam. Aku harus sangat berhati-hati mengendarai motor ku. Apalagi kami membawa logistik dalam jumlah cukup banyak.



sumber



Pukul 12.00 kami tiba di ranupani. Setelah memarkirkan motor, kami melanjutkan perjalanan ke ranugumbolo. Kami berjalan dengan tergesa-gesa agar cepat sampai di ranugumbolo. Rasa khawatir menghinggapi kami akan keselamatan sahabat kami yang belum ditemukan juga. Aku hanya bisa berdoa untuk keselamatan maulana.
Ditengah perjalanan kami bertemu dengan tim sar yang menuju arah turun ke ranupani. Tapi sebuah kabar yang sangat mengejutkan kami dengar dari tim sar.

“mas-mas ini mau naik kirim logistik ya?”

“iya mas, ada kabar apa di atas? Apa maulana sudah ditemukan?” Aku bertanya pada tim sar.

“sudah ditemukan oleh rekan kami, tapi maaf, sdr.maulana ditemukan sudah meninggal, pada pukul 09.30 tadi. Dia terjatuh di jurang yang ada di puncak mahameru, diperkirakan sdr.maulana terjatuh saat menuruni puncak, jenazah nya ditemukan dalam posisi meringkuk di celah bebatuan, dan sekarang dalam proses evakuasi.”Penjelasan dari tim sar.

Kami sangat terkejut mendengar berita itu. Aku hanya bisa duduk terdiam mendengar kabar itu. Sedangkan harwin terlihat meneteskan air mata. Kami terlambat. Komunikasi lewat handphone juga sulit dilakukan karena tidak ada nya signal di daerah tersebut. Kami memutuskan untuk kembali ke ranupani. Menunggu proses evakuasi dari tim sar. Diperjalanan turun, kami juga bertemu tim pendaki lain yang akan mencari maulana. Aku segera memberitahu mereka bahwa maulana telah ditemukan dalam keadaan meninggal. Mereka akhirnya berbalik arah dan turun kembali bersama kami.

Dua belas jam waktu yang diperlukan untuk membawa turun jenazah maulana dari puncak mahameru. Setelah tim sar dan jenazah sampai di ranupani, segara jenazah maulana di larikan dengan ambulance ke rumah sakit saiful anwar untuk keperluan otopsi.

Pukul 16.30 jenazah tiba ke rumah duka. Tangis keluarga pecah saat kedatangan almarhum. Aku yang sudah berada disana menyaksikan kesedihan yang teramat sangat dari keluarga almarhum maulana. Segara jenazah dimandikan dan di sholati, kemudian dimakamkan di pemakaman umum samaan hari itu juga. Kami semua sangat bersedih dan kehilangan sosok maulana. Seorang yang baik dan dikenal mempunyai banyak teman.





Gambar. Foto korban yang diingkari, di ambil 2 bulan sebelum kejadian.
Sumber : file pribadi.


Yang kudengar dari cerita bagus, teman mendaki maulana, sabtu pagi dia turun dari mahameru dengan maulana dan seorang pendaki asal jakarta. Maulana berada di belakang, sedangkan bagus turun di depan bersama pendaki asal jakarta. Setelah turun beberapa puluh meter, maulana tidak terlihat lagi. Bagus kemudian berbalik arah untuk mencari maulana. Setelah beberapa jam mencari, maulana tetap tidak diketemukan. Bagus kemudian berinisiatif secepatnya turun ke pos ranupani untuk melaporkan dan meminta tolong pada petugas.

Masih menjadi misteri sampai saat ini, kenapa maulana bisa sampai berpindah jalur dan bergeser ke arah jurang. Padahal tepat di depan nya ada bagus dan seorang pendaki dari jakarta. Hanya Tuhan yang tau, apa yang terjadi di sana pada hari itu. Maulana meninggal sendirian di jurang puncak mahameru. Gunung selalu menyimpan misteri nya sendiri.

Saat penemuan jenazah pun ada kejadian yang sangat ganjil. Tiba-tiba ada badai di jurang, padahal cuaca cerah pada waktu itu. Evakuasi jenazah berlangsung sulit, karena kondisi medan dan cuaca yang tiba-tiba memburuk.


Gunung bukan tempat yang ramah untuk dijadikan tempat bermain. Di balik keindahan nya, selalu ada resiko di dalam nya, bahkan kematian. Selalu berdoa sebelum berangkat ke gunung. Persiapkan fisik dan peralatan dengan baik sebelum kita berangkat. Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di depan. Selalu bersikap dan bertutur kata dengan baik saat di gunung. Jangan buang sampah sembarangan. Kita baik pada alam, alam juga akan baik pada kita. Jangan memaksakan fisik kalau kita tidak kuat. Jangan paksakan naik kalau cuaca sedang buruk. Jangan pernah meninggalkan teman di belakang.


Beribu terimakasih buat para relawan dan tim sar yang membantu mencari dan evakuasi saudara kami maulana. Semoga almarhum maulana di tempatkan di tempat terindah di sisi Allah swt. Diampuni segala dosa-dosa nya. Semoga banyak hikmah dan pelajaran yang bisa di ambil dari cerita ini. Terimakasih.