Keputusan terbaru PB Djarum untuk menghentikan sementara audisi atlet Bulutangkis untuk tahun depan menuai beragam reaksi. Bagi para pendukung PB Djarum, penghentian audisi tersebut akan berdampak buruk terhadap dunia Bulutangkis Indonesia, sedangkan pihak yang menuding PB Djarum melakukan eksploitasi menganggap keputusan tersebut hanya bersifat sementara.

Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga menyayangkan penghentian audisi tersebut. Beliau menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap keputusan PB Djarum melalui pernyataannya tentang betapa seringnya Indonesia dibuat bangga oleh atlet-atlet yang berprestasi di banyak kejuaraan dunia. Selain Menpora, respon serupa juga diperlihatkan oleh Ahmad Budiarto selaku Sekjen Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Sekjen PBSI tersebut berkata bahwa dihentikannya audisi tersebut akan mendatangkan kerugian besar bagi dunia Bulutangkis tanah air. Beliau berharap agar PB Djarum mempertimbangkan kembali hal tersebut.

Pihak yang mengaitkan audisi atlet PB Djarum dengan eksploitasi anak juga bereaksi terhadap keputusan tersebut. Joko Pekik Irianto dari universitas Negeri Yogyakarta menyetujui penghentian audisi atlet PB Djarum. Beliau menyatakan bahwa audisi tersebut dapat mengembangkan bakat atlet namun bisa dilakukan oleh pihak yang mampu dan tak mengeksploitasi anak. Selain Joko Pekik Irianto, reaksi dalam bentuk sikap setuju terhadap penghentian audisi tersebut juga diperlihatkan oleh ketua KPAI, yaitu Susanto. Susanto menyatakan bahwa PB Djarum telah menyertakan segala hal yang berkaitan dengan brand atau logonya ketika mengadakan sebuah event.

PB Djarum bukanlah pengembangan talenta baru dalam dunia bulutangkis tanah air. Yayasan tersebut telah banyak berkontribusi dalam membina atlet-atlet bulutangkis Indonesia sehingga berprestasi di banyak kejuaraan dunia. Beberapa atlet binaan PB Djarum yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia adalah Kevin Sanjaya, Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad, dan Liem Swi King. Para atlet tersebut telah berhasil bersinar di banyak kejuaraan dunia dan tentunya menaikkan derajat Indonesia di mata dunia.

Pernyataan beberapa pihak yang mengindikasikan bahwa audisi PB Djarum adalah eksploitasi anak tidak sesuai dengan atlet-atlet keluaran yayasan tersebut. Alih-alih menghasilkan atlet yang menunjukkan hal negatif pengalaman eksploitasi, para atlet PB Djarum malah memborong banyak gelar juara dari beragam kompetisi. Atlet binaan PB Djarum merupakan langganan juara di kompetisi-kompetisi bergengsi seperti All England, Olimpiade, dan Thomas Cup. Tak hanya itu, beberapa waktu belakangan Kevin Sanjaya dan rekannya Marcus Gideon mendapat penghargaan sebagai ganda putra terbaik dari BWF. Hal ini memperlihatkan bahwa PB Djarum akan terus mewarnai koleksi prestasi Olahraga Indonesia di masa depan. Jika ada penghentian terhadap audisi tersebut, maka masa depan Olahraga Indonesia akan kekurangan asupan prestasi.

Rekam jejak PB Djarum sebagai wadah pengembangan talenta atlet menunjukkan tidak tepatnya asumsi terkait eksploitasi eksploitasi anak tersebut. Kesuksesan para atlet PB Djarum di banyak kejuaraan justru menunjukkan bahwa atlet binaannya akrab dengan gelar juara di banyak kompetisi. Jadi, penghentian audisi tersebut juga berpotensi menghentikan lahirnya atlet bulutangkis berbakat yang mengharumkan nama Indonesia.