"Pengen sekolah". Kata anak ane saat lihat bocah seumurannya naik turun bermain enjot-enjotan di sebuah TK. Ibunya bilang sih akhir-akhir ini dia sering corat-coret di kertas. Udah mulai seneng lihat murid sekolah pake seragam. Udah sering tanya ini tanya itu sampe ortunya gak tahu mau jawab apa. Tampaknya bener, mungkin ini waktunya dia sekolah.
Ane pun iseng-iseng browsing di gadget tentang anak pengen sekolah. Cari-cari info barangkali bisa buat pertimbangan apa bener ini waktunya dia sekolah atau harus nunggu tahun depannya lagi. Ane baca artikel dari satu situs ke situs yang lain. Anehnya, banyak dari situs yang ane samperin kok ada highlight berita KPK. Ada yang bilang KPK mau direvisi. Sampai ada yang demo segala. Karena penasaran, ane pun terpancing untuk baca dan ternyata bener bahwa KPK telah direvisi. Undang-undangnya, maksudnya.

Ane jarang denger berita tentang KPK, tapi sekali denger ia mesti jadi trending news baik di tv maupun dunia maya. Kalo dipikir masuk akal juga sih, soalnya kan KPK adalah lembaga yang memberantas korupsi.
KPK berperan sebagai penangkap maling. Selama beberapa lama bermain, ia sudah mencapai banyak prestasi. Ia berhasil nangkep beberapa pencuri dan tukang sogok, mulai dari kepala daerah, petinggi parpol, sampe anggota dewan. Terakhir prestasinya adalah menjerat seorang menteri. Padahal usianya belum dua puluh lho, masih muda tapi udah jago nangkep penjahat. Gila banget nih pahlawan.

Karena KPK berkembang pesat, ia diberi fasilitas lebih. Dulunya gak bisa nulis, sekarang diajarin nulis surat izin. Dulunya pake baju biasa, sekarang pakai seragam, ASN pula. Dulunya jalan sendiri en sering jatuh, sekarang ada yang nuntun dan menemani. Mirip sama anak ane, KPK sudah siap masuk sekolah.
Anak ane sekolah tujuannya sih biar dia seneng nanti. Sama dengan KPK. Dulu KPK kalo mau nyadap en memata-matai target harus diem-diem, harus menyamar, kudu bergerilya dan berjalan sendirian agar tidak ketahuan target dan para kompeninya. Setelah UU direvisi, KPK gak harus capek-capek kerja sendiri karena kan disupport polisi. Gak kudu bertindak saat itu juga, karena kan harus nunggu izin tertulis dulu. Yang lebih penting KPK juga gak perlu jatuh dan menimbulkan luka bakar dimatanya karena sebelum itu terjadi kan sudah ada yang mengawasi. Jadi, menurut ane setelah direvisi bukan memperlemah KPK, tapi justru malah tambah meringankan pekerjaan en mengurangi resiko dirinya. Maksudnya bikin KPK lebih nyaman en terjamin keselamatannya.

Layaknya anak ane yang mau masuk sekolah, KPK nanti akan menjumpai beragam hal baru dan berbeda, yang mungkin akan membawa kepada sedikit peningkatan dan beberapa kejatuhan. Kalau ane jadi pegawai KPK, ane tentu sudah gak sabar untuk merasakan berputar di bianglala eksekutif Indonesia. Udah gak sabar pengen menikmati duduk di posisi paling puncak sementara yang lain masih berada di bawah kekuasaan ane. Dan bersamaan dengan itu, ane secara gak langsung menjadi tidak ingat asal ane. Ane jadi lupa bahwa duduk di kursi paling atas itu gak bertahan lama, karena suatu saat entah bagaimana caranya kursi ane bakal merosot turun, sedikit demi sedikit sampai ane tiba kembali di posisi awal. Caranya mungkin dengan adanya revisi lagi, atau mungkin digantikan lembaga lain, atau mungkin fungsinya sudah tak relevan dengan kebutuhan zaman akhirnya dibubarkan. Who knows.
Jadi KPK mungkin lebih aman untuk ke depannya, tapi kalo ia lupa sampe terlena dengan sekolahnya maka kesenangannya itulah yang bakal membalik dan membantingnya.
Walau begitu ini kan cuma pikiran ane saja. Entah nanti mau diapakan lagi toh ujung-ujungnya kembali kepada KPK (Karepe Pimpinane Kan).

Sumber Ilustrasi: sini, sini, dan sini